silahkan klik link ini :
http://adf.ly/bVxtd
untuk download file ms word makalah sekuritas derivatif
http://adf.ly/bVxtd
untuk download file ms word makalah sekuritas derivatif
A.
Pengertian
Opsi (Option)
Derivatif adalah sekuritas yang nilainya
ditentukan oleh harga pasar dan suku bunga dari beberapa sekuritas lainnya. Opsi
adalah suatu perjanjian/kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer), dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu
kewajiban) dari pembeli opsi, untuk membeli atau menjual asset tertentu pada
waktu dan harga yang telah ditetapkan. Opsi adalah instrumen keuangan yang :
- Diciptakan oleh bursa, bukan oleh perusahaan
- Dibeli dan dijual terutama oleh investor
- Penting bagi investor maupun manajer keuangan
Opsi saham diterbitkan oleh investor untuk
dijual kepada investor lainnya, perusahaan yang merupakan emiten dari saham
yang dijadikan patokan tersebut tidak terlibat dalam transaksi opsi tersebut. Berdasarkan
bentuk hak yang terjadi, opsi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
v Opsi
beli (call option).
Call option
adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegannya untuk membeli saham dalam
jumlah tertentu pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
v Opsi
jual (put option).
Put option
adalah opsi yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk menjual saham tertentu
pada jumlah, waktu dan harga yang telah ditentukan.
B.
Terminologi
Opsi
- Exercise (strike) price, yaitu harga per lembar saham yang dijadikan patokan pada saat jatuh tempo
- Expiration date, yaitu batas waktu dimana opsi tersebut dapat dilaksanakan.
· Opsi
dengan gaya Amerika dapat dilaksanakan kapan saja sampai dengan batas waktu
yang telah ditentukan.
· Opsi
gaya Eropa dilaksanakan hanya pada saat expiration
date.
- Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi.
Contoh :
Seorang investor (X) membeli call option dengan harga Rp 100 dan
saham yang dijadikan patokan adalah saham ABC. Exercise price ditetapkan Rp 1.200. expiration date adalah tiga bulan dari sekarang, dan opsi tersebut
dapat dilaksanakan kapan saja, sampai dengan expiration date dan juga pada saat expiration date (gaya Amerika). Untuk memperoleh opsi tersebut, X
membayar premi opsi sebesar Rp 100 kepada penjual opsi.
- Setelah membeli call option tersebut, si X dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham ABC dari penjual opsi, kapan saja sampai batas waktu tiga bulan dengan harga Rp 1.200
- Kerugian maksimum yang bisa dialami si X adalah sejumlah harga premi opsi, yaitu Rp 100, karena bila kondisinya tidak menguntungkan (harga saham ABC di bawah Rp 1.200), maka si X tidak akan melaksanakan opsi tersebut.
- Sebaliknya dari sisi penjual opsi, keuntungan maksimum yang bisa didapatkan oleh penjual opsi hanyalah sebesar harga premi opsi, karena kerugian pembeli opsi merupakan keuntungan penjual opsi.
- Sedangkan potensi keuntungan yang bisa diperoleh pembeli opsi adalah tidak terbatas, dan sebaliknya potensi kerugian penjual opsi juga tidak terbatas.
C.
Mekanisme
Perdagangan Opsi
Seperti
halnya sekuritas lainnya, sekuritas opsi bisa diperdagangkan pada bursa efek
ataupun pada bursa paralel (over-the-counter
market). Para pedagang opsi, ada sejenis lembaga kliring opsi (Option Clearing Corporation/OCC) yang
berfungsi sebagai perantara antara broker yang mewakili pembeli dengan pihak
yang menjual opsi. Transaksi pelaksanaan opsi dilakukan dengan menggunakan
perantara OCC, dimana OCC menjadi pembeli untuk semua penjual dan sekaligus
menjadi penjual untuk setiap pembeli.
D.
Opsi
Saham Di BEI
Bursa
Efek Indonesia (BEI) memulai perdagangan kontrak opsi saham (KOS) pada tanggal
6 Oktober 2004. BEI mendefinisikan opsi saham sebagai hak yang dimiliki oleh
pihak untuk membeli (call option) dan
atau menjual (put option) kepada
pihak lain atas sejumlah saham (underlying
stock) pada harga (strike price)
dan dalam waktu tertentu. Pada waktu itu, ada lima saham perusahaan tercatat
yang menjadi saham induk untuk perdagangan KOS di BEI :
1.
PT Astra International Tbk (ASII)
2.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
3.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
4.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
5.
PT. HM. Sampoerna, Tbk (HMSP)
Contoh
Kasus :
Dengan keyakinan harga
saham BCA akan naik, Bapak Nanda memerintahkan brokernya untuk membeli satu
kontrak call option bulan Oktober
pada BCA dengan strike price Rp 2.500
(kode BEI adalah JBBCA2500).
·
Anggap premium opsi ini setelah proses
tawar menawar di bursa adalah Rp 225. Maka Bapak Nanda wajib menyediakan dana
pembelian sebanyak Rp 225 x 10.000 saham per kontrak = Rp 2.250.000, ditambah
komisi broker.
·
Ada tiga aksi lanjutan yang mungkin
dilakukan Bapak Nanda, yaitu :
1.
Opsi berakir begitu saja tidak bernilai.
Misalkan
harga sahan BCA pada expiration date
yang jatuh pada hari terakhir bulan Oktober adalah Rp 2.200. Call option memberi hak pada Bapak Nanda
sebagai pemegannya untuk membeli saham BCA pada harga Rp 2.500. Karena Bapak
Nanda dapat membeli BCA di pasar saham pada harga Rp 2.200, maka dia tentunya
tidak akan melaksanakan hak belinya.
2.
Opsi mungkin dilaksanakan.
·
Jika harga saham BCA naik, Bapak Nanda
dapat melakukan exercise melaksanakan
hak belinya) dengan membayar uang tebusan sebanyak Rp 2.500 x 10.000 saham = Rp
25.000.000 dan menerima 10.000 saham BCA (penyelesaian secara fisik/ physical delivery).
·
Anggap harga BCA naik menjadi 2.800
sebelum jatuh tempo. Bapak Nanda melaksanakan hak beli 10.000 saham BCA pada
harga Rp 2.500 dan dapat segera menjulanya pada harga Rp 2.800. Bapak Nanda
akan memperoleh keuntungan sebesar (Rp 2.800 x 10.000 saham) – ((Rp 2.500 x
10.000 saham) + Rp 2.250.000 pembeli opsi)) = Rp 750.000 di luar komisi broker.
·
BEI telah menetapkan untuk tidak
menggunakan penyelesaian secara fisik ketika pemegang call option (maupun put
option) melaksanakan haknya. Penyelesaian dilakukan secara tunai dan Bapak
Nanda sebagai pemegang call option akan
memperoleh premium exercise call per
saham secara tunai sebesar :
Premium exercise call = WMA –
Strike price
·
WMA (weighted
moving average) untuk harga saham induk adalah harga rata – rata dibobot
volume lembar yang ditransaksikan selama periode 30 menit. Di BEI, WMA ini akan
muncul setiap 15 menit setiap hari.
·
Sebagai contoh, anggap WMA atas saham
BCA ini adalah Rp 2.750. Ketika Bapak Nanda melaksanakan haknya, dia akan
memperoleh premium exercise call
sebesar Rp 2.750 – Rp 2.500 = Rp 250 x 10.000 lembar saham = Rp 2.500.000
3.
Opsi dapat dijual di pasar sekunder.
Jika
harga saham BCA naik, nilai (harga) call option juga aka naik. Bapak Nanda
dapat menjual call option yang dimilikinya kepada investor lain di pasar
sekunder.
E. Karakteristik Keuntungan Dan
Kerugian Opsi
1. Pembeli Call Option
Misalnya
ada sebuah call option terhadap saham
XYZ, dan strike price ditetapkan Rp
1.000. Harga saham XYZ pada saat itu Rp 1.000. Harga premi opsi tersebut adalah
Rp 50
Karakteristik
keuntungan dan kerugian call option
sedikit berbeda dengan karakteristik keuntungan dan kerugian yang akan
diperoleh investor jika membeli saham.
Besarnya
keuntungan (kerugian) yang bisa diperoleh kedua investor tersebut tergantung
pada harga saham XYZ pada saat expiration
date.
Profil
kerugian/keuntungan pembeli call option vs pembeli saham :
Keuntungan (kerugian untuk
|
||
Harga saham XYZ
|
Pembeli call option1)
|
Pembeli saham XYZ2)
|
1.200
|
150
|
200
|
1.150
|
100
|
150
|
1.100
|
50
|
100
|
1.050
|
0
|
50
|
1.000
|
(50)
|
0
|
950
|
(50)
|
(50)
|
900
|
(50)
|
(100)
|
500
|
(50)
|
(500)
|
1)
Keuntungan
(kerugian) investor pembeli call option
= harga saham XYZ – 1000 – Rp 50
Catatan : kerugian maksimum
pemegang call option adalah sebesar
premi opsi = Rp 50
2)
Keuntungan (kerugian) yang diperoleh pembeli saham = harga pasar saham XYZ -
1000
Profil
kerugian / keuntungan pembeli call option dan saham :
keuntungan Pembeli saham
Pembeli call option
1000 1050
0 Harga Saham XYZ
-50
Kerugian
2.
Penjual
Call Option
Profil
keuntungan (kerugian) penjual call option adalah kebalikan dari profil
keuntungan (kerugian) pembeli call option. Oleh karena itu profil keuntungan
penjual call option pada saat expiration date besarnya akan sama dengan
kerugian yang diderita oleh pembeli call option.
Profil
keuntungan (kerugian) dari penjual call option dapat dilihat pada diagram
berikut
Keuntungan
Pembeli call
option
+50 1000
0 1050 Harga Saham XYZ
-50
Penjual
call option
Kerugian
3.
Pembeli
Put Option
Contoh
: Sebuah put option terhadap saham
XYZ dengan maturitas 1 bulan dan strike price ditetapkan sebesar Rp 1.000. Put option tersebut dijual dengan harga Rp 50 dan harga saham XYZ
pada saat ini adalah Rp 1.000
Keuntungan
(kerugian) untuk pembeli put option
pada saat expiration date akan
dipengaruhi oleh harga saham XYZ di pasar. Pembeli put option akan mendapatkan keuntungan jika harga saham XYZ di
pasar mengalami penurunan.
Profil kerugian/keuntungan pembeli
put option vs investor yang melakukan short selling pada saham XYZ :
Keuntungan (kerugian) untuk :
|
||
Harga Saham XYZ
|
Pembeli put option1)
|
Saham XYZ2)
|
1200
|
(50)
|
(200)
|
1150
|
(50)
|
(150)
|
1100
|
(50)
|
(100)
|
1050
|
(50)
|
(50)
|
1000
|
(50)
|
0
|
950
|
0
|
50
|
900
|
50
|
100
|
500
|
450
|
500
|
1) Keuntungan
(kerugian) investor pembeli put option
= 1000 – Harga Saham XYZ – Rp 50
catatan : kerugian maksimum pemegang put option = Rp 50
catatan : kerugian maksimum pemegang put option = Rp 50
2) Keuntungan
(kerugian) yang diperoleh investor yang melakukan short selling = saham 1000 – harga saham XYZ
Profil
kerugian/keuntungan pembeli put option vs investor yang melakukan short selling
pada saham XYZ :
Keuntungan Penjualan saham
0
950 1000 Harga Saham XYZ
-50 Pembeli put option
Kerugian
4.
Penjual
Put Option
Keuntungan
maksimum yang bisa diperoleh penjual put
option adalah harga premi opsi, sedangkan kerugian maksimumnya terjadi pada
saat harga saham turun mencapai angka nol.
Kerugian
maksimum penjual put option adalah
sebesar strike price dikurangi dengan
harga premi opsi.
Profil
keuntungan (kerugian) dari penjual dan pembeli put option ini dapat dilihat
pada diagram berikut :
Keuntungan
Penjual
put option
+50 1000
0 950 Harga
saham XYZ
-50 Pembeli
put option
Kerugian
F.
Strategi
Perdagangan Opsi
Investor
dapat menggunakan opsi untuk melindungi portofolio terhadap risiko penurunan
harga pasar (hedging), dan untuk
melakukan spekulasi terhadap pergerakan harga saham (speculation). Investor yang mempunyai ekspektasi bahwa harga saham
akan mengalami kenaikan, akan membeli call
option dan atau menjual put option.
Sebaliknya, jika investor berharap bahwa harga saham akan turun maka investor
akan membeli put option dan atau
menjual call option.
1.
Naked
Strategy
Naked strategy
merupakan strategi perdagangan opsi yang memilih satu dari empat posisi di
atas, yaitu sebagai pembeli call, penjual call, pembeli put, atau penjual put
option. Disebut dengan naked strategy
karena strategi tersebut tidak melakukan tindakan yang berlawanan atau
mengambil posisi lain yang dapat mengurangi kerugian dengan cara memiliki saham
yang dijadikan patokan. Pilihan posisi yang akan diambil investor akan
tergantung dari estimasi mengenai kondisi pasar di masa datang.
Perkiraan Kondisi Pasar
|
Strategi
|
Sangat baik
|
Membeli call option
|
Agak baik
|
Menjual call option
|
Agak buruk
|
Menjual call option
|
Sangat buruk
|
Membeli put option
|
2.
Hedge
Strategy
Pada
hedge strategy, investor selain
mengambil satu posisi dalam perdagangan opsi, ia juga mengambil posisi yang
lain dalam perdagangan saham yang dijadikan patokan dalam opsi tersebut. Tujuan
mengurangi kerugian jika terjadi pergerakan harga tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Dua jenis hedge strategy yang umum dikenal :
a.
Covered
call writing strategy
Strategi
ini dimaksudkan untuk melindungi portofolio yang dimilki terhadap penurunan
harga saham dengan cara menjual call
option terhadap saham yang telah dimiliki dalam prtofolio (investor menjual
call option dan memiliki saham yang
dijadikan patokan secara fisik).
Jika
harga saham mengalami penurunan, maka investor akan mengalami kerugian (pada
posisi pemilikan saham), tetapi ia masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan dari investasi kembali pendapatan yang diperoleh dari penjualan call option.
Contoh
:
Investor A mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar, dan harga saham XYZ
sekarang adalah Rp 1.000. Nilai total yang dimiliki A adalah Rp 100.000.
Misalnya, pada saat itu call option
untuk 100 lembar saham XYZ pada strike
price sebesar Rp 1.000 dapat dijual pada harga Rp 5.000
·
Jika kemudian si A memutuskan untuk
tetap memiliki 100 lembar saham XYZ dan menjual satu call option, maka
keuntungan (kerugian) dari strategy tersebut akan dipengaruhi oleh harga saham
XYZ pada saat expiration date.
·
Pada saat expiration date, salah satu
skenario berikut bisa terjadi :
-
Jika harga saham XYZ per lembar lebih
besar dari Rp 1.000, maka pembeli call option akan melaksanakan opsi tersebut
dan membayar pada penjual opsi sebesar Rp 5.000. Sebanyak 100 lembar saham XYZ
yang dimiliki A akan dibeli oleh pembeli opsi dengan harga Rp 100.000, sehingga
A akan memperoleh uang sebesar Rp 105.000. Pada kenyataannya, A bisa memperoleh
pendapatan yang lebih besar dari Rp 105.000, karena A mempunyai kesempatan
untuk menginvestasikan kembali uang Rp 5.000 yang di dapat dari hasil penjualan
opsi, sehingga keuntungan minimum yang diperoleh A ketika harga saham XYZ per
lembar lebih besar dari Rp 1.000 adalah sebesar Rp 5.000 (Rp 105.000 – Rp
100.000).
-
Jika harga saham XYZ sama dengan strike
price (Rp 1.000), maka pembeli call option tidak akan melaksanakan opsinya,
maka total nilai porotfolio yang dimiliki A adalah Rp 105.000, yaitu 100 lembar
saham XYZ senilai Rp 100.000 dan uang sebesar Rp 5.000 yang merupakan hasil
penjualan opsi.
-
Jika harga saham XYZ kurang dari Rp
1.000 tapi lebih besar dari Rp 950 dan pembeli opsi tidak melaksanakan opsinya,
maka A akan memperoleh keuntungan tapi jumlahnya kurang dari Rp 5.000. Misalnya
harga saham XYZ per lembar pada saat expiration date adalah Rp 960, maka 100
saham XYZ yang dimiliki A nilainya turun menjadi Rp 96.000. Sedangkan dari
penjual opsi, A akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 5.000. Dengan demikian,
nilai prtofolio yang dimiliki A adalah Rp 101.000 atau profitnya sebesar Rp
1.000.
-
Jika harga per lembar saham XYZ sama
dengan Rp 950, dan pembeli opsi tidak melaksanakan opsinya, maka A tidak
mendapat profit maupun rugi alias impas, karena nilai portofolio yang dimilki
tetap Rp 100.000. Seratus lembar saham XYZ yang dimiliki A pada saat expiration
date hanya bernilai Rp 95.000 ditambah dengan Rp 5.000 maka nilainya adalah Rp
100.000 atau sama dengan nilai portofolio sebelumnya.
-
Misalnya harga saham XYZ kurang dari Rp
950 dan pembeli opsi tidak melaksanakan opsinya, maka A akan mengalamai
kerugian. Misalnya harga saham XYZ pada saat expiration date adalah Rp 900 maka
nilai portofolio A hanya akan bernilai Rp 95.000 (100 lembar saham XYZ dengan
harga Rp 900/ lembar ditambah dengan Rp 5.000), sehingga A akan mengalami
kerugian sebesar Rp 5.000 (Rp 100.000 – Rp 95.000). Kondisi paling buruk yang
bisa dihadapi oleh A adalah ketika harga saham XYZ jatuh mencapai titik nol,
dimana A akan mengalami kerugian sebesar Rp 95.000 (Rp 100.000 – Rp 5.000).
Keuntungan (kerugian) covered call writing strategy
Keuntungan
+5000
1000 Harga Saham XYZ
0 950
Asumsi : Portofolio awal = 100
lembar @Rp 1.000 = Rp 100.000
Kas masuk dari penjualan opsi =
Rp 5.000
Kerugian
b.
Protective
Put Buying Strategy
Stategi
ini dilakukan oleh investor yang ingin melindungi portofolio yang dimiliki
terhadap risiko penurunan nilai pasar dengan cara membeli put option terhadap
saham yang ada dalam portofolio tersebut (investor membeli put option dan
memiliki saham yang dijadikan patokan).
Contoh
: Investor
Z mempunyai saham XYZ sebanyak 100 lembar dan harga saham XYZ sekarang adalah
Rp 1.000. Nilai total portofolio yang dimiliki Z adalah Rp 100.000. Pada saat
itu put option untuk 100 lembar saham XYZ pada stirke price sebesar Rp 1.000
dapat dijual pada harga Rp 5.000 pada saat evpiration date.
·
Keuntungan (kerugian) yang bisa
diperoleh Z adalah:
-
Jika harga saham XYZ per lembar lebih
besar dari Rp 1.050, maka Z tidak akan melaksanakan opsinya, sehingga akan
memperoleh keuntungan dari strategi protective
put buying yang dilakukannya. Sebagai contoh harga saham XYZ di pasar
ternyata Rp 1.100 maka nilai pasar saham yang dimiliki adalah Rp 110.000,
sehingga keuntungan yang diperoleh Z adalah selisih nilai pasar saham yang
dimiliki pada expiration date dengan sebelumnya, dikurangi harga opsi yang
dibayar atau sebesar Rp 5.000 (Rp 110.000 – Rp 100.000 – Rp 5.000).
-
Jika harga saham XYZ sama dengan Rp
1.050, maka Z tidak memperoleh keuntungan ataupun kerugian.
-
Z akan mengalami kerugian jika saham XYZ
kurang dari Rp 1.050, tetapi lebih besar dari Rp 1.000. Sebagai contoh harga
saham XYZ pada saat expiration date adalah Rp 1.020 maka Z akan mengalami kerugian
sebesar Rp 3.000, karena capital gain dari kepemilikan saham sebesar Rp 2.000,
lebih kecil dari biaya pembelian put option (Rp 5.000)
-
Jika harga saham XYZ dibawah Rp 1.000,
maka dapat dipastikan investor akan melaksanakan opsinya, sehingga tetap memperoleh
Rp 100/ lembar untuk 100 lembar saham atau nilainya etap Rp 100.000. Kerugian
yang diderita Z adalah sebesar biaya yang telah dikeluarkan untuk membeli put
option tersebut, yaitu sebesar Rp 5.000.
Keuntungan (kerugian) protective put buying strategy
Keuntungan
1000
0 Harga Saham XYZ
1050
5000 Asumsi
: Portofolio awal = 100 lembar @ 100 = Rp 100.000
Biaya pembelian put option = Rp 5.000
Kerugian
c.
Straddle
Strategy
Straddle
strategy dilakukan dengan cara membeli atau menjual, baik berupa call option
maupun put option yang mempunyai saham patokan, expiration date dan strike
price yang sama. Strategi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Strategi
long straddle.
Investor
akan membeli put dan call option. Strategi long straddle akan memberikan
keuntungan jika terjadi pergerkan harga saham yang memadai, baik untuk kenaikan
harga maupun penurunan harga.
Contoh
: investor tersebut dapat menerapkan long strategy dengan cara membeli call dan
put option terhadap saham XYZ, dan kedua opsi terebut mempunyai expiration date
dan strike price yang sama.
Misalnya
kedua opsi tersebut mempunyai strike price sebesar Rp 1.000 dan expiration
date-nya satu bulan.
Kedua
opsi tersebut pada saat dibeli diasumsikan sedang berada pada posisi at the
money (harga saham sekarang sama dengan strike price). Sedangkan harga call dan
put option tersebut adalah Rp 50 dan Rp 25.
2. Strategi
short straddle.
Investor
menjual kedua opsi tersebut (put dan call option). Strategi ini dilakukan oleh investor yang mempunyai estimasi bahwa
pergerakan harga saham (bukan arah pergerakannya) tidak terlalu besar atau
harga saham relatif tidak berubah. Dengan menggunakan contoh yang sama seperti
strategi long straddle, X mempunyai estimasi bahwa harga saham XYZ akan
mengalami pergerakan tetapi tidak akan mencapai harga di atas Rp 1.075 atau
dibawah Rp 925.
Jika estimasi X benar, maka X akan memperoleh
keuntungan sebesar harga kedua opsi tersebut yaitu Rp 75. Jika harga saham tidak
seperti yang diestimasikan maka X akan memperoleh keuntungan kurang dari Rp 75,
bahkan X akan mengalami kerugian jika pergerakan harga saham XYZ ternyata cukup
besar.
d.
Strategi Kombinasi
Strategi kombinasi sama seperti strategi straddle,
yaitu mengkombinasikan call dan put option dengan patokan saham yang sama,
tetapi strike price dan/atau expiration date masing-masing opsi tersebut
berbeda. Strategi kombinasi juga bisa dilakukan dengan cara membeli (long
position) atau menjual (short position) kedua jenis opsi (call dan put) secara
bersama-sama.
e.
Spread
Strategy
Pada strategi spread, investor membeli satu seri
dalam suatu jenis option dan secara simultan menjual seri lain dalam kelas
option yang sama. Opsi dikatakan dalam satu kelas jika sekelompok opsi (put
atau call) mempunyai patokan saham yang sama. Strategi spread dapat digunakan
oleh investor dengan berbagai variasi, antara lain spread horisontal (spread
waktu), spread vertikal (spread harga), bull spread dan bearish spread.
f.
Penilaian
Opsi
Penilaian terhadap sebuah opsi perlu dilakukan untuk
mengestimasi nilai intrinsik suatu opsi, dan selanjutnya juga akan berguna
untuk menentukan harga sebuah opsi. Dalam penilaian opsi, terkadang kita
menemui situasi di mana harga premi opsi melebihi nilai intrinsiknya opsi.
Kelebihan ini disebut dengan nilai waktu atau premi waktu.
g.
Nilai
Instrinsik Premi Waktu
Nilai intrinsik sebuah opsi adalah nilai ekonomis jika
opsi tersebut dilaksanakan. Jika tidak ada nilai ekonomis yang positif dari
suatu opsi maka nilai intrinsik opsi tersebut adalah nol. Jadi, call option
akan mempunyai nilai intrinsik yang positif jika harga saham lebih besar dari
strike price.
Besarnya nilai intrinsik tergantung dari selisih
antara harga saham yang sebenarnya dan harga strike price.Tetapi, jika ternyata
harga strike price lebih besar dari harga saham, maka nilai intrinsik dari call
option adalah nol.
Contoh: sebuah call option dengan strike price sebesar
Rp950 dan harga saham saat ini Rp1.000, maka nilai intrinsik dari opsi tersebut
adalah Rp50.
Investor yang membeli opsi tersebut akan melaksanakan
opsinya, yaitu membeli saham dengan harga Rp950 dan kemudian ia dapat menjual
saham tersebut di pasar dengan harga Rp1.000. Ketika sebuah opsi mempunyai
nilai intrinsik yang positif maka opsi itu dikatakan in the money.
Jika strike price suatu call option lebih besar dari
harga saham maka opsi dikatakan out of the money. Bila strike price besarnya
sama dengan harga saham maka opsi itu dikatakan at the money. Opsi yang berada
pada posisi baik at the money maupun out of the money akan mempunyai nilai intrinsik
sebesar nol karena kedua posisi tersebut tidak memberikan keuntungan kepada
pembeli opsi jika opsi tersebut dilaksanakan.
h.
Premi
Waktu
Jumlah harga opsi yang
melebihi nilai intrinsiknya disebut dengan premi waktu. Premi waktu dapat
dihitung dengan:
Premi waktu = Harga opsi – Nilai intrinsik
Contoh: sebuah call option
dengan strike price Rp1.000, dijual dengan harga opsi Rp125 pada saat harga
saham sebesar Rp1.100. Premi waktu = Rp 125 – Rp 100 = Rp 25
i.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA OPSI
·
Harga saham yang
dijadikan patokan.
·
Strike price
yang ditetapkan.
·
Expiration date
dari opsi.
·
Volatilitas
harga saham yang diharapkan selama umur opsi.
·
Tingkat suku
bunga jangka pendek selama umur opsi.
·
Dividen yang
diharapkan diberikan oleh saham yang dijadikan patokan dalam opsi selama umur
opsi tersebut.
j.
MODEL BLACK-SCHOLES
Model Black-Scholes
merupakan model penilaian call
option yang telah banyak diterima
oleh masyarakat keuangan. Model
Black-Scholes menggunakan lima variabel
yaitu:
1.
Harga saham.
2.
Strike price.
3.
Expiration date.
4.
Tingkat bunga.
5.
Volatilitas
harga saham.
Seandainya volatilitas harga saham yang diharapkan
adalah 0,40 maka nilai d1 dan d2 akan berubah.
d1 = 0,4738
d2 = 0,1909
C = 164,20
Semakin tinggi volatilitas harga saham, semakin besar
harga yang fair untuk opsi tersebut. Untuk faktor lain seperti tingkat suku
bunga bebas risiko dan expiration date juga berlaku sama, yaitu semakin rendah
(tinggi) tingkat suku bunga bebas risiko maka akan semakin rendah (tinggi)
harga opsi dan semakin pendek (lama) waktu expiration date maka akan semakin
rendah (tinggi) harga opsi tersebut.
No comments:
Post a Comment