Sponsor

Saturday, 23 February 2013

Metode Konvensional pada HPP


 
            Dalam akuntansi biaya, perhitungan harga pokok dilakukan dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi, sedangkan  harga pokok produksi per unit ditentukan dengan membagi seluruh total biaya produksi dengan volume produksi yang dihasilkan atau yang diharapkan akan dihasilkan. Cara seperti ini yang harus digunakan apabila berhubungan dengan prinsip akuntansi, mempengaruhi baik jumlah harga pokok produk maupun cara  penyajiannya dalam   laporan  rugi laba. Bagi manajemen, punya kebebasan untuk tidak mengikuti prinsip akuntansi dalam hal tertentu, cara yang disebut Full Costing tersebut seringkali tidak banyak membantu. Oleh  karena itu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan biaya produksi dikenal dengan  pendekatan  Variable Costing .

q VARIABEL COSTING
    Variable Costing  adalah suatu metode penentuan harga pokok  ( dan pengaruhnya  pada penyajian laporan rugi laba ) dimana hanya biaya produksi variabel saja dibebeakan sebagai  bagian dari harga pokok produksi. Metode ini  disebut  Variable  Costing  dengan alasan bahwa biaya yang dibebankan  kepada produk hanya biaya yang berhubungan langsung dengan produk  saja. Dengan pengertian tersebut, maka yang disebut harga pokok produksi adalah penjumlahan dari biaya bahan variabel, biaya upah  variabel dan  biaya overhead variabel tampak sebagai berikut:
        Biaya bahan variabel            Rp xxx
        Biaya upah variabel                xxx
        Biaya overhead variabel            xxx
                                       -----------  (+)
        Harga pokok produksi            Rp xxx
    Dengan  cara  seperti  tersebut, maka dalam metode Variable Costing  biaya overhead tetap bukan merupakan bagian dari produksi dan hal ini akan berpengaruh pada penyajian laporan rugi laba. Dalam metode Variable Costing  laporan rugi laba akan disajikan sebagai berikut :












       LAPORAN RUGI LABA DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING
Penjualan                                                                                                A
Biaya Variabel :                                       

Harga Pokok Penjualan Variabel            R
Biaya Operasi Variabel                    S
                                        ----- +
Total Biaya Variabel                                    T
                                                      ----- -
Laba Kontribusi (Contribution Margin)                   U
Biaya Tetap (Period Cost) :
Biaya Produksi Tetap                      V
Biaya Operasi Tetap                       W
                                        ----- +
Total Biaya Tetap                                       X
                                                      ----- -
Laba Bersih                                             Y


   Laporan Harga Pokok Penjualan :
 Persediaan Barang Awal                                 B
 Harga Pokok Produksi Variabel:
 Persediaan bahan awal                           C
 Pembelian bahan 19x0                            D
                                                --- +
 Bahan siap digunakan                            E
 Persediaan bahan akhir                          F
                                                --- -
 Bahan digunakan dalam produksi                  G
 Upah variabel                           H
 Overhead Variabel                       I
                                        --- +
 Biaya Konversi Variabel                         J
                                                --- +
 Biaya produksi 19x0                             K
 Persediaan barang dalam proses awal             L
                                                --- -
 Biaya Produksi Total                            M
 Persediaan barang dalam proses
 akhir                                           N
                                                --- -
 Harga Pokok Produksi                                   O
                                                       --- +
 Barang jadi siap dijual                                P
 Persediaan barang jadi akhir                           Q
                                                       --- -
 Harga pokok penjualan variabel                         R


    Metode Variable Costing mempunyai perbedaan dengan  metode harga pokok penuh (Full Costing) dalam hal:
        1.Penentuan harga pokok produksi
        2.Penyajian dalam laporan rugi laba
1.Penentuan harga pokok produksi
            Metode Full Costing : Menggunakan pendekatan FUNGSI
Yaitu : pembebanan biaya didasarkan pada Fungsi perusahaan sehingga apa     yang  disebut  biaya produksi baik langsung maupun tidak langsung,tetap maupun variabel.
Biaya operasi adalah : Seluruh biaya untuk menawarkan dan menjual produk setelah keluar  dari  fungsi  produksi, meliputi biaya operasi tetap dan variabel atau bisa dikelompokkan menjadi fungsi lebih terinci, seperti fungsi  administrasi, fungsi penjualan dsb.

            Metode Variable Costing : Menggunakan pendekatan Tingkah Laku
Artinya,perhitungan  harga pokok dan penyajian laporan laba rugi didasarkan atas tingkah laku biaya. Biaya  produksi dibebani biaya variabel saja,dan biaya tetap dianggap bukan biaya produksi. Pendekatan ini  digunakan karena dianggap produksi yang berubah-ubah saja layak dibebankan,agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pembebanan. Demikian pula pada Biaya Operasi. Biaya Operasi dipisahkan dengan  biaya  operasi tetap, karena  biaya operasi variabel berubah sesuai dengan perubahan operasi perusahaan, sedangkan biaya operasi tetap tidak dipengaruhi oleh operasi perusahaan.

            Dengan perbedaan pendekatan tersebut, maka penyajian laporan laba rugi  menurut kedua metode berbeda. Metode Harga Pokok Penuh, laporan  laba  rugi  disajikan berdasar fungsi,sedangkan laporan laba rugi menurut metode Variable Costing disajikan berdasar tingkah laku.

2. Penyajian dalam Laporan Laba Rugi.

     Pada Variable Costing ada item Contribution Margin (Laba Kontribusi) yaitu selisih Penjualan dengan biaya-biaya variabel, sedangkan pada Full Costing tidak ada.

q MANFAAT VARIABLE  COSTING BAGI MANAJEMEN:
       
1.     Variable Costing sebagai Alat Perencanaan Laba
       Perencanaan Laba atau perencanaan operasi  adalah  rencana dari manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa yang  akan datang untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua jenis rencana, yaitu rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable  Costing bermanfaat  dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel dan tetap dalam laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution Margin. Dengan kedua hal itu maka manajemen bisa merencanakan berapa laba yang akan diperoleh.

2. Variable Costing sebagai Petunjuk Penentuan Harga Jual
       Informasi Contribution  Margin  dari Variable Costing sangat membantu dalam menentukan harga jual  yang kompetitive, karena Contribution Margin menunjukkan berapa kelebihan hasil penjualan dari biaya variabel, bisa diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah  penjualan.sedang biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena  itu tertutup atau tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara CM dengan biaya tetap merupakan laba.

3.     Variable Costing untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
       Manajemen sering  dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif dimana alternatif-alternatif tersebut mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya laba perusahaan. seperti masalah memasuki pasar-pasar baru, perluasan usaha,memenuhi atau tidak pesanan khusus,membuat  sendiri atau memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu. Masalah ini dapat dipecahkan dengan pertolongan analisis CM.


ILLUSTRASI

   "PT. HAPPY" menggunakan  biaya standar dalam menentukan besarnya biaya  produksi. Equipment dari "PT. HAPPY" mempunyai kapasitas normal 150.000 unit atau 300.000 jam kerja langsung.

Biaya standar per unit produksi adalah :
  biaya bahan baku               Rp. 80,-
  Biaya tenaga kerja langsung    Rp.120,- (2 jam kerja langsung)
  Biaya Overhead Pabrik          Rp. 80,-
                                ----------  +
  Biaya Produksi Variabel        Rp.280,- per unit
       
  Biaya Overhead Pabrik tetap         Rp. 6.000.000,- pertahun
  Biaya Adm. dan pemasaran Variabel   Rp. 56,-per unit, sedangkan
  yang tetap Rp. 3.600.000,-
  Biaya Adm. dan Pemasaran tetap diperhitungkan pertahun
  Harga Jual perunit Rp. 480,-
  Pajak penghasilan 10%

  Data penjualan dan produksi tahun 1981 sebagai berikut:
      Penjualan                               160.000 unit
      Produksi                                140.000 unit
      Persediaan awal                          25.000 unit

  Selisih tidak menguntungkan :
          - selisih efisiensi tenaga kerja Rp. 270.000,-
          - selisih pengawasan (variabel)  Rp. 184.000,-

  Selisih menguntungkan :
          - selisih harga bahan baku       Rp. 176.000,-
(Seluruh selisih dibebankan ke harga pokok penjualan)

Diminta:
1. Buat laporan laba/rugi absorption costing dan Variable costing.
2. Perbedaan laba antara Variable costing dengan absorption costing
   dan hal apa yang membedakan (tunjukkan dengan perhitungan).

Penyelesaian:
               Rp. 6.000.000,-          
   BOP tetap = ---------------    =   Rp. 40,-
                150.000 unit
 Selisih BOP =  BOP tetap total   -  Biaya tetap dibebankan
             =  Rp. 6.000.000,-   -  (40 x 140.000)
             =  Rp. 400.000,-           

==================================================================
                             PT. HAPPY
                         Laporan Laba - Rugi
                           Variable Costing
==================================================================
 Penjualan                                       Rp. 76.800.000,-
 Harga pokok penjualan :
 Bahan baku                     Rp. 11.200.000,-
 Upah langsung                  Rp. 16.800.000,-
 BOP (variabel)                 Rp. 11.200.000,-
                               ------------------
                                Rp. 39.200.000,-
 Persedian 1 Januari            Rp.  7.000.000,-
 Persediaan 31 Desember        (Rp.  1.400.000,-)
                               ------------------
 Harga pokok produksi standar   Rp. 44.800.000,-
 Slsh eff. tdk Menguntungkan    Rp.    270.000,-
 Slsh pengwsn tdk Menguntungkan Rp.    184.000,-
 Slsh hrg bhn menguntungkan    (Rp.    176.000,-)
                               ------------------
 Harga pokok penjualan                            Rp. 45.078.000,-
 Biaya adm dan pmsrn (variabel)                   Rp.  8.960.000,-
                                                 -----------------
 Jumlah biaya variabel                            Rp. 54.038.000,-
                                                 -----------------
 Contribusi margin                                Rp. 22.762.000,-
 Biaya tetap:
 Biaya overhed pabrik tetap     Rp.  6.000.000,-
 Biaya adm. dan pemasaran       Rp.  3.600.000,-
                               ------------------
                                                  Rp.  9.600.000,-
                                                 -----------------
 Laba bersih                                      Rp. 13.162.000,-
 Pajak (10%)                                     (Rp.  1.316.200,-)
                                                 -----------------
                                                  Rp. 11.845.800,-


==================================================================
                            PT. HAPPY
                        Laporan laba - rugi
                           Full Costing
==================================================================

 Penjualan                                        Rp. 76.800.000,-
 Harga pokok penjualan :
 - Bahan baku                   Rp. 11.200.000,-
   (140.000 x Rp.80,-)
 - Upah langsung                Rp. 16.800.000,-
   (140.000 x Rp.120,-)
 - BOP Variabel                 Rp. 11.200.000,-
   (140.000 x Rp.80,-)
 BOP tetap                      Rp.  5.600.000,-
 (140.000 x Rp.40,-)           ----------------- +
                                Rp. 44.800.000,-
                              
 Persediaan 1 Jan stndr         Rp.  8.000.000,-
 (25.000 x Rp.320,-)
 Persediaan 31 des             (Rp.  1.600.000,-)
 (5.000 x Rp.320,-)            ------------------
 Hrg pkk penjualan stndr                          Rp. 51.200.000,-
 ditmbh slsh tdk menguntungkan:
 slsh efisiensi tenaga kerja    Rp.    270.000,-
 selisih pengawasan             Rp.    184.000,-
 selisih volume                 Rp.    400.000,-
                               -----------------
                                Rp.    854.000,-
 dikurangi slsh menguntungkan  (Rp.    176.000,-)
                                                  Rp.    678.000,-
                                                  -----------------
                                                  Rp. 24.922.000,-
 Laba kotor
 Biaya operasi :
 Biaya adm dan pmsrn (variabel) Rp.  8.960.000,-
 Biaya adm dan pmsrn (tetap)    Rp.  3.600.000,-
                               -----------------
                                                  Rp. 12.560.000,-
                                                 -----------------
 Laba bersih                                      Rp. 12.362.000,-
 Pajak (10%)                                     (Rp.  1.236.200,-)
                                                 ------------------
                                                  Rp. 11.126.800,-
===================================================================

2. Perbedaan laba antara Variable costing dengan absoption costing :
        Variable Costing                Rp. 13.162.000,-
        Absorption costing              Rp. 12.362.000,-
                                        ----------------
                Selisih                 Rp.    800.000,-


   Perbedaan (selisih) ini terjadi dikarenakan hal-hal sebagai
   berikut :
   a. Persediaan awal absoption costing           Rp.  8.000.000,-
      Persediaan awal Variable costing            Rp.  7.000.000,-
                                                  ----------------
                  Selisih                         Rp.  1.000.000,-
   b. Persediaan akhir absorption costing         Rp.  1.600.000,-
      Persediaan akhir Variable costing           Rp.  1.400.000,-
                                                  ----------------
                  selisih                         Rp.    200.000,-

   Sehingga perbedaan laba antara kedua metode ini adalah :
     Rp. 1.000.000,-  -  Rp.  200.000,-  = Rp.  800.000,-





































CONTOH-CONTOH KASUS.

KASUS  1
   
    Perusahaan LUWES adalah sebuah perusahaan yang memproduksi jas
hujan khusus wanita, dengan harga jual per unit Rp 6.000,00. Peru-
sahaan ini mempunyai tenaga kerja dan mesin yang mampu berproduksi
1.000 unit  setiap  kuartal. Biaya  produksi rata-rata per kuartal
adalah Rp 3.000.000,00 yang terdiri dari 60% adalah biaya produksi
variabel dan 40% adalah biaya produksi tetap.

    Laporan  rugi-laba  selama  tiga kuartal (setahun) yaitu tahun
1980 yang disajikan secara full  costing (absorption costing) ada-
lah sebagai berikut:

 Perkiraan             Kuartal 1(Rp)  Kuartal 2(Rp)  Kuartal 3(Rp)

 Penjualan              3.000.000,00   1.200.000,00  12.000.000,00

 Harga pkk penjualan:
 Persediaan awal                       1.500.000,00   3.900.000,00
 Harga pokok produksi   3.000.000,00   3.000.000,00   3.000.000,00
 Prod. tersedia dijual  3.000.000,00   4.500.000,00   6.900.000,00
 Persediaan akhir       1.500.000,00   3.900.000,00     900.000,00
 Harga pokok penjualan  1.500.000,00     600.000,00   6.000.000,00

 Laba kotor             1.500.000,00     600.000,00   6.000.000,00


a. Dari data-data  tersebut di atas saudara  diminta untuk merubah
   laporan rugi-laba dengan menggunakan variabel costing.

b. Apabila ada  perbedaan laba-rugi antara kedua metode yaitu var-
   iabel costing dan  full costing, terangkan sebab-sebab perbeda-
   an tersebut!



KASUS  2
     
      Dalam tahun 1997 PT. ALABIU mempunyai kapasitas  normal 5000
unit. Jumlah produk yang  dihasilkan  pada tahun 1997 adalah  5000
unit dan seluruhnya terjual dengan harga jual per unit Rp. 400,-.
Biaya-biaya yang terjadi adalah sebagai berikut :
Biaya produksi tetap                    Rp.  250.000,-
Biaya produksi variabel per unit        Rp.      100,-
Biaya non produksi tetap                Rp.   62.500,-
Biaya non produksi variabel/ unit       Rp.       20,-
      Dalam tahun 1998 manajemen PT. ALABIU memperkirakan :
Biaya produksi variabel naik 25% / unit, Biaya  non produksi vari-
abel naik Rp.  5,- per unit, Biaya  non produksi  tetap  tidak ada
perubahan, Biaya produksi tetap naik Rp. 62.500, Volume  penjualan 
dan produksi tdk ada perubahan dengan Harga jual per unit naik 25%.

Diminta :
a. Berapakah besarnya laba bersih tahun 1997 dan 1998 dengan menggunakan metode Absorption costing ? sertakan perhitungan anda !
b. Berapakah besarnya laba bersih tahun 1997 dan 1998 dengan menggunakan metode variabel costing ? sertakan perhitungan anda !


KASUS 3

     PT ESKANEE adalah  perusahaan yang membuat kue , perusahaan ini memerlukan data sebagai berikut :
4 ons bahan baku untuk membuat satu bungkus roti  (1 unit produk).
2 jam tenaga kerja untuk menyelesaikan 1 unit produk.
Biaya standar menunjukkan harga bahan baku per ons Rp. 100,-
Upah buruh per jam tenaga kerja langsung Rp. 225,-
biaya overhead tetap Rp. 6.600.000,- / tahun.
BOP variabel Rp.  100,- per jam karja langsung.
     Data-data lain pada tahun 1998 menunjukkan:
Selisih pengawasan tidak menguntungkan Rp. 835.000,-
Selisih menguntungkan Rp. 550.000,-
Persediaan  barang jadi : awal ( 1 jan uari ) 1000 unit  dan akhir ( 31 Desember ) 1500 unit
Bahan baku yang sesungguhnya dipakai dalam proses 26.400 kg.
Produk jadi yang dipindahkan ke gudang adalah 66.000 unit.
Diminta :
Buatlah laporan Harga Pokok Penjualan dengan metode absorption dan direct costing !

No comments: