Sponsor

Saturday 23 February 2013

Metode Persediaan taksiran Laba kotor

METODE LABA KOTOR
Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock opname) dan untuk menguji ketelitian data akuntansi apabila sistem permanen digunakan.
Metode ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa dalam jangka pendek tingkat laba kotor dari penjualan akan relatif sama.
Metode Laba Kotor Digunakan untuk menaksir besarnya jumlah atau nilai persediaan akhir periode dalam hal-hal sbb :
  1. Sebagai Salah satu cara menguji ketelitian catatan akuntansi
Contoh :
Dari catatan pembukuan yang diperiksa, diperoleh informasi yang berhubungan dengan persediaan sbb :
Persediaan awal (1 Januari) Rp 75.000,-
Pembelian 705.000,-
Penjualan 930.000,-
Atas dasar tingkat laba kotor sebesar 25 % dari hasil penjualan, seperti kebijaksanaan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir ini, maka besarnya nilai persediaan akhir (31 Desember) dapat ditentukan sbb :
Persediaan Awal Rp 75.000,-
Pembelian 705.000,-
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 780.000,-

Hasil Penjualan Rp 930.000,-
Laba Kotor 232.500,-
Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp 697.500,-
Persediaan Akhir (Taksiran) Rp 82.500,-


  1. Menaksir besarnya kerugian atas persediaan sebagai akibat terjadinya musibah (kebakaran, bencana alam, pencurian)
Contoh :
Pada tanggal 10/11/2000 Gudang sebuah perusahaan terbakar. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan persediaan yang berhasil dikumpulkan dari awal bulan s.d kebakaran terjadi :
Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-
Pembelian Bersih 7.500.000,-
Penjualan Bersih 8.000.000,-
Perusahaan menetapkan Laba Kotor sebesar 25 % dari Penjualan .
Barang yang masih ada setelah kebakaran diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 500.000,-

Berdasarkan informasi di atas maka dapat dihitung (ditaksir) nilai persediaan yang terbakar sbb :
Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-
Pembelian Bersih 7.500.000,-
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 8.500.000,-
Harga Pokok Penjualan 6.000.000,-
Persediaan Akhir Rp 2.500.000,-
Persediaan yang masih ada 375.000,-
Persediaan yang terbakar Rp 2.125.000,-
Apabila perusahaan menetapkan laba kotor sebesar 25 % dari Harga Pokok Penjualan, maka nilai persediaan yang terbakar dihitung sbb :
Persediaan 1 November 2000 Rp 1.000.000,-
Pembelian Bersih 7.500.000,-
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 8.500.000,-
Harga Pokok Penjualan 6.400.000,-
Persediaan Akhir Rp 2.100.000,-
Persediaan yang masih ada 400.000,-
Persediaan yang terbakar Rp 1.700.000,-


METODE HARGA JUAL ECERAN

Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan retail dan department store, yang memperjualbelikan banyak jenis barang dengan frekuensi perputaran barang yang relatif tinggi.
Alasan digunakannya metode harga jual eceran :
  1. Banyaknya jenis barang dengan tingkat perputainggi menyebabkan tidak dimungkinkannya penggunaan sistem permanen (perpetual) maupun sistem fisik (lazimnya stock opname dilakukan sekali, yaitu pada setiap akhir tahun)
  2. Penggunaan harga jual sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan penggunaan Metode Harga Jual Eceran :
  1. Untuk menentukan nilai persediaan dalam rangka penyusunan laporan keuangan jangka pendek, di mana tidak dimungkinkan untuk melakukan stock opname.
  2. Sebagai alat untuk menentukan harga pokok (taksiran) dari kuantitas barang yang ada di gudang (harga pokok persediaan akhir)
  3. Sebagai pengawasan terhadap aktivitas pembelian, penjualan, dan mendeteksi adanya kemungkinan terjadinya manipulasi persediaan.

Prosedur Penentuan Nilai Persediaan

Pada Metode Harga Jual Eceran, pembukuan yang berhubungan dengan barang dagangan diselenggarakan dan dinyatakan dalam dua macam harga, yaitu Harga Pokok dan Harga Jual Eceran.

Tahap-tahap penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran :
  1. Penentuan besarnya barang tersedia untuk dijual dengan harga pokok dan harga jual eceran
  2. Penentuan Cost Ratio
  3. Penentuan besarnya Penjualan bersih
  4. Penentuan nilai persediaan akhir menurut harga jual eceran
  5. Penentuan taksiran harga pokok persediaan akhir

Contoh :

HARGA POKOK

HARGA JUAL ECERAN
Persediaan Awal
500.000,-

625.000,-
Pembelian
11.250.000,-

14.062.500,-
Penjualan
-

13.750.000,-

Sesuai dengan prosedur penentuan persediaan dengan metode harga jual eceran, maka besarnya persediaan akhir ditentukan sebagai berikut :
Tahap
Keterangan
Harga Jual Eceran

Harga Pokok


Persediaan awal
Rp 625.000,-

Rp 500.000,-


Pembelian
14.062.500,-

11.250.000,-

(1)
Barang Tersedia Untuk Dijual
Rp 14.687.500,-

Rp 11.750.000,-

(2)
Cost Ratio
(11.750.000 / 14.687.500) x 100% = 80 %




(3)
Penjualan
13.750.000,-

-

(4)
Persediaan Akhir menurut Harga Jual Eceran
Rp 937.500,-

-

(5)
Persediaan Akhir menurut Harga Pokok
80 % x Rp 937.500,-



750.000,-


Harga Pokok Penjualan (Taksiran)


Rp 11.000.000,-


Akuntansi Terhadap Metode Harga Jual Eceran

Pada dasarnya pencatatan data persediaan pada metode harga jual eceran menggunakan sistem fisik. Pencatatan persediaan yang diselenggarakan harus mampu menyediakan informasi sbb :
  1. Persediaan awal (jika ada) baik menurut harga pokok maupun harga jual eceran.
  2. Pembelian untuk periode ybs, masing-masing berdasar harga pokok dan harga jual eceran.
  3. Penyesuaian atau perubahan harga jual yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
  1. Harga Jual Mula-mula (Original Sales Price), yaitu harga jual per satuan barang yang ditentukan untuk pertama kalinya.
  2. Mark-up, yaitu selisih antara harga jual semula dengan harga pokoknya.
  3. Additional Mark-up, yaitu kenaikan harga jual di atas harga jual mula-mula.
  4. Pembatalan Mark-up, yaitu penurunan harga jual dari harga jual yang telah naik sampai dengan harga jual semula.
  5. Mark-down, yaitu penurunan harga jual dari harga jual semula.
  6. Pembatalan Mark-down, yaitu kenaikan harga jual dari harga yang telah turun sampai dengan harga jual semula.
  1. Informasi hasil penjualan

Contoh :
Berikut ini adalah data pembelian, penjualan, dan perubahan harga jual eceran yang terjadi pada suatu department store untuk periode bulan agustus 2001.

AGUSTUS
KETERANGAN
1
Dibeli 1.000 unit barang dengan harga @ RP 800,- HJE Rp 1.000,- per unit
2-5
Penjualan 300 unit
6
HJE dinaikkan menjadi Rp 1.100,- per unit
7 – 10
Penjualan 250 unit
11
Dibeli 250 unit barang @ Rp 725,- HJE diturunkan menjadi Rp 950,- per unit
11- 15
Penjualan 400 unit
16
Dibeli 250 unit barang @ Rp 700,- HJE diturunkan menjadi Rp 925,- per unit
17 – 20
Penjualan 275 unit
21
Dibeli 250 unit barang @ Rp 775,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.025,- per unit
22 - 27
Penjualan 225 unit




Penilaian Berdasar Harga Pokok
  1. Metode Harga Pokok FIFO / MPKP
Cost Ratio dihitung tanpa Persediaan Awal
                    BTUD (HP) – Persediaan Awal (HP)
Cost Ratio = ---------------------------------------------- x 100 %
                   BTUD (HJE) – Persediaan Awal (HJE)

  1. Metode Harga Pokok Rata-rata
Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal
                     BTUD (HP)
Cost Ratio = ------------------ x 100 %
                     BTUD (HJE)

Penilaian Berdasar LOCOM
  1. FIFO / MPKP
Cost Ratio dihitung tanpa mengikut sertakan Persediaan Awal dan penurunan harga jual netto.
                                        BTUD (HP) – Persediaan Awal (HP)
Cost Ratio = ------------------------------------------------------------------------------- x 100 %
                 BTUD (HJE) – Penurunan Harga Jual Netto – Persediaan Awal (HJE)
  1. Rata-rata
Cost Ratio dihitung dengan mengikut sertakan Persediaan Awal dan tanpa penurunan Harga Jual netto.
                                         BTUD (HP)
Cost Ratio = --------------------------------------------------- x 100 %
                    BTUD (HJE) – Penurunan Harga Jual netto

SOAL LATIHAN
  • Gudang sebuah perusahaan berikut sebagian besar barang dagangan yang ada di dalamnya terbakar. Dari catatan pembukuan yang ada dapat dikumpulkan informasi yang berhubungan dengan persediaan itu sebagai berikut :
  • Persediaan (berdasar stock opname sebelum kebakaran) Rp 250.000,-
  • Pembelian (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.287.500,-
  • Retur Pembelian 37.500,-
  • Hasil Penjualan (dari stock opname sampai kebakaran terjadi) 1.575.000,-
  • Retur Penjualan 75.000,-
Dari perhitungan phisik yang dilakukan setelah terjadinya kebakaran dapat diketahui adanya sejumlah kecil barang-barang yang terdiri dari :
  • Barang-barang yang tidak rusak sebesar harga jual Rp 25.000,-
  • Barang-barang yang cacat akibat kebakaran sebesar harga jual Rp 15.000,- tetapi diperkirakan akan laku dijual dengan harga Rp 5.000,-
Dari data tersebut di atas, diminta untuk menghitung taksiran kerugian akibat kebakaran apabila :
  1. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari harga jual (Penjualan).
  2. Laba Kotor ditetapkan sebesar 20 % dari Harga Pokok Penjualan.
  • Berikut ini adalah data Pembelian, Persediaan, dan Penjualan barang di suatu perusahaan pada bulan September 2001.
TANGGAL
KETERANGAN
1
Pembelian 1.000 unit @ Rp 1.000,- HJE Rp 1.300 per unit.
2
Penjualan 400 unit
5
Harga Jual Eceran dinaikkan menjadi Rp 1.350,- per unit
6 - 8
Penjualan 200 unit
9
Pembelian 800 unit @ Rp 950,- HJE diturunkan menjadi Rp 1.200,- per unit
10 - 14
Penjualan 500 unit
20
Pembelian 600 unit @ Rp 950,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.250,- per unit
21 - 25
Penjualan 500 unit
26
Pembelian 600 unit @ Rp 1.100,- HJE dinaikkan menjadi Rp 1.400,- per unit
27 - 30
Penjualan 500 unit

Dari informasi tersebut di atas, diminta untuk menghitung :
  1. Jumlah Pembelian
  2. Jumlah Penjualan
  3. Kenaikan harga jual
  4. Pembatalan kenaikan harga jual
  5. Penurunan harga jual
  6. Pembatalan penurunan harga jual
  7. Harga Pokok Penjualan dan Nilai Persediaan Akhir apabila digunakan :
  • Harga Pokok FIFO / MPKP
  • Harga Pokok Rata-rata
  • LOCOM – FIFO
  • LOCOM Rata-rata

3 comments:

Unknown said...

Bisa lebih diperjelas ga untuk kasus terbakar itu cara menyelesaikan bagaimana tiba-tiba nongol hpp segitu??

Nonna said...

Bantu jawab kak, yang bagian HPP ada perhitungan dari Penjualan bersih dikurangi laba Kotor, dimana laba kotornya = 25% x penjualan bersih.
Semoga membantu

Unknown said...

Mau tanya yang kasus terbakar Hpp kok bisa 6400000 gimana caranya