metode persediaan locom Diperlukan
apabila nilai persediaan menjadi berkurang manfaatnya karena beberapa
faktor seperti :
- Kadaluwarsa (rusak, cacat, susut)
- Ketinggalan Jaman (out of date)
- Terjadi penurunan tingkat harga pada umumnya
Keadaan
tersebut di atas berakibat harga pokok persediaan tidak lagi
mencerminkan manfaat potensial persediaan. Dengan demikian maka sudah
tentu perusahaan akan rugi apabila persediaan itu kelak dijual
kembali.
Dalam
keadaan khusus semacam ini diperkenankan bahkan disarankan untuk
menilai persediaan menyimpang dari harga pokoknya. Berbagai prosedur
penilaian persediaan selain berdasar harga pokok meliputi :
- Penilaian berdasar harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (Lower of Cost or Market / LOCOM)
- Penilaian berdasar nilai realisasi dan atau nilai pengganti
- Penilaian berdasar harga jual
- Penilaian persediaan untuk kontrak-kontrak jangka panjang
PENILAIAN BERDASAR LOCOM
Penyajian
nilai persediaan berdasar harga pasar yang lebih rendah dari harga
pokoknya berarti mengakui adanya suatu kerugian yaitu sebesar selisih
antara harga pokok dengan harga pasar dari barang yang bersangkutan.
Harga pasar (market)
yang dibandingkan dengan harga pokok (cost) menurut metode LOCOM
adalah harga pasar yang dipilih salah satu diantara ketiga
alternatif berikut ini :
- Harga beli atau harga pokok pengganti (Replacement Cost)
Daftar harga dari
pemasok atau harga faktur pembelian terakhir.
- Batas Atas (Ceiling) atau Nilai Realisasi Netto
Taksiran
harga jual dikurangi biaya penjualan.
- Batas Bawah (Floor)
Nilai
Realisasi Netto dikurangi taksiran Laba normal.
Prosedur Penilaian Persediaan LOCOM
- Tahap pengumpulan data
- harga pokok
- harga/nilai pengganti
- taksiran harga jual
- taksiran biaya penjualan
- laba normal yang diharapkan
- Tahap penentuan batas atas / tertinggi (ceiling) dan batas bawah / terendah (floor)
- Batas Atas Harga Jual – Biaya Penjualan
- Batas Bawah Batas Atas – Laba Normal yang Diharapkan
Ketentuan :
- Batas Atas > Nilai Pengganti > Batas Bawah Nilai Pengganti
- Batas Atas < Nilai Pengganti Batas Atas
- Batas Bawah > Nilai Pengganti Batas Bawah
- Tahap pemilihan berdasar LOCOM
Contoh
:
UD
SYIFA memperjual belikan 6 macam barang, dengan memperhitungkan
rata-rata biaya penjualan sebesar Rp 400,- per unit dan Laba normal
yang diharapkan sebesar Rp 300,- per unit.
Berdasarkan
informasi yang dikumpulkan pada akhir tahun buku, maka nilai
persediaan dapat ditentukan dengan cara sbb :
Jenis
Persediaan
|
Harga
Pokok
|
Harga
Jual
|
Harga
Pasar
|
Hg
Psr yg digunakan
|
LOCOM
|
||
Batas
Atas
|
Bts
Bawah
|
N.
Penggt
|
|||||
A
|
1.050,-
|
1.500,-
|
1.100,-
|
800,-
|
1.200,-
|
1.100,-
|
1.050,-
|
B
|
1.050,-
|
1.500,-
|
1.100,-
|
800,-
|
950,-
|
950,-
|
950,-
|
C
|
1.050,-
|
1.500,-
|
1.100,-
|
800,-
|
750,-
|
800,-
|
800,-
|
D
|
1.050,-
|
1.350,-
|
950,-
|
650,-
|
1.000,-
|
950,-
|
950,-
|
E
|
1.050,-
|
1.350,-
|
950,-
|
650,-
|
850,-
|
850,-
|
850,-
|
F
|
1.050,-
|
1.350,-
|
950,-
|
650,-
|
600,-
|
650,-
|
650,-
|
Penerapan Metode LOCOM
Penerapan
metode LOCOM sebagai dasar penilaian persediaan menyangkut dua pokok
masalah akuntansi, yaitu :
- Yang berkenaan dengan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini terdapat tiga kemungkinan prosedur penerapannya, yaitu :
- menurut jenis persediaan
- menurut kelompok persediaan
- keseluruhan jumlah persediaan
- Hasil penilaian persediaan tersebut dicatat dalam rekening pembukuan, sehingga menyangkut perlakuan akuntansi terhadap penurunan nilai persediaan.
Contoh
:
Persediaan
|
Harga
Pokok
|
Harga
Pasar
|
LOCOM
|
||
Per
Jenis
|
Per
Kelompok
|
Keseluruhan
|
|||
Kelompok
I
|
|
|
|
|
|
Barang
A
|
50.000,-
|
45.000,-
|
45.000,-
|
|
|
Barang
B
|
45.000,-
|
52.000,-
|
45.000,-
|
|
|
|
95.000,-
|
97.000,-
|
|
95.000,-
|
|
Kelompok
II
|
|
|
|
|
|
Barang
C
|
105.000,-
|
110.000,-
|
105.000,-
|
|
|
Barang
D
|
70.000,-
|
60.000,-
|
60.000,-
|
|
|
|
175.000,-
|
170.000,-
|
|
170.000,-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
270.000,-
|
267.000,-
|
|
|
267.000,-
|
|
|
|
255.000,-
|
265.000,-
|
267.000,-
|
Akuntansi
terhadap Rugi Penurunan Nilai Persediaan
Rugi
penurunan nilai persediaan terjadi apabila persediaan dinyatakan
dengan harga di bawah harga pokoknya.
Penurunan nilai dari harga pokok (cost) menjadi harga pasar (market)
akan mempengaruhi dua laporan keuangan pokok, yaitu Neraca dan
Laporan Laba/Rugi.
LAPORAN
KEUANGAN
|
METODE
LANGSUNG / PENGUNGKAPAN MINIMUM / METODE PENGURANGAN LANGSUNG
(Direct write-down method)
|
METODE
TAK LANGSUNG / PENGUNGKAPAN MAKSIMUM / METODE CADANGAN (Allowance
Method)
|
NERACA
|
Persediaan
dinyatakan sebesar LOCOM. Selisih antara cost dengan harga pasar
dikurangkan langsung pada rekening persediaan jika harga pasar
lebih rendah dari harga pokoknya.
|
Persediaan
dinyatakan sebesar Harga Pokok (cost). Selisih antara cost dengan
harga pasar diungkapkan dalam rekening Cadangan Penurunan Nilai
Persediaan.
|
LAPORAN
LABA-RUGI
|
Rugi
Penurunan Nilai Persediaan digabungkan langsung pada perhitungan
Harga Pokok Penjualan.
|
Rugi
Penurunan Nilai Persediaan disajikan secara terpisah sebagai
komponen laba-rugi operasional
|
Contoh
:
UD
GUNADARMA menggunakan LOCOM sebagai dasar penilaian persediaannya.
Berikut data persediaan, pembelian, dan penjualan selama dua tahun
berturut-turut :
Tanggal
|
Harga
Pokok
|
Harga
Pasar
|
Pembelian
|
Penjualan
|
Biaya
Usaha
|
1
Januari 2007
|
750.000,-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
31
Desember 2007
|
800.000,-
|
700.000,-
|
1.150.000,-
|
2.000.000,-
|
600.000,-
|
31
Desember 2008
|
600.000,-
|
560.000,-
|
1.180.000,-
|
2.200.000,-
|
650.00,-
|
|
|
Metode
Tak Langsung
|
Metode
Langsung
|
||
|
Hasil
Penjualan
|
|
2.000.000
|
|
2.000.000
|
Tahun
|
-
Harga Pokok Penjualan
|
|
|
|
|
2007
|
Persediaan
Awal
|
750.000
|
|
750.000
|
|
|
Pembelian
|
1.150.000
|
|
1.150.000
|
|
|
Tersedia
utk dijual
|
1.900.000
|
|
1.900.000
|
|
|
Persediaan
Akhir
|
800.000
|
|
700.000
|
|
|
|
|
1.100.000
|
|
1.200.000
|
|
-
Laba Kotor Penjualan
|
|
900.000
|
|
800.000
|
|
Biaya
Usaha
|
|
600.000
|
|
600.000
|
|
LABA
USAHA
|
|
300.000
|
|
200.000
|
|
-
Bi. & rugi di luar usaha
|
|
|
|
|
|
Rugi
penurunan N.Prsd
|
|
100.000
|
|
-
|
|
LABA
BERSIH
|
|
200.000
|
|
200.000
|
|
Hasil
Penjualan
|
|
2.200.000
|
|
2.200.000
|
Tahun
|
-
Harga Pokok Penjualan
|
|
|
|
|
2008
|
Persediaan
Awal
|
800.000
|
|
700.000
|
|
|
Pembelian
|
1.180.000
|
|
1.180.000
|
|
|
Tersedia
utk dijual
|
1.980.000
|
|
1.880.000
|
|
|
Persediaan
Akhir
|
600.000
|
|
560.000
|
|
|
|
|
1.380.000
|
|
1.320.000
|
|
-
Laba Kotor Penjualan
|
|
820.000
|
|
880.000
|
|
Biaya
Usaha
|
|
650.000
|
|
650.000
|
|
LABA
USAHA
|
|
170.000
|
|
230.000
|
|
-
Bi. & rugi di luar usaha
|
|
|
|
|
|
Rugi
penurunan N.Prsd
|
|
-
|
|
-
|
|
-
Pdpt&laba di luar usaha
|
|
|
|
|
|
Laba
penurunan So. Cad. Penurunan N.Prsd.
|
|
60.000
|
|
-
|
|
LABA
BERSIH
|
|
230.000
|
|
230.000
|
PENILAIAN PERSEDIAAN BERDASAR NILAI REALISASI
Contoh
1. :
PERSEDIAAN YANG BERASAL DARI TRANSAKSI PEMILIKAN KEMBALI
Dalam
rangka stock opname pada akhir tahun buku 1999 oleh UD SUKSES,
ternyata terdapat sebuah pesawat TV bekas yang berasal dari pemilikan
kembali karena seorang pembeli membatalkan kontrak jual beli. Pewasat
TV tersebut dijual secara angsuran dengan harga jual Rp 5.000.000,-
dengan pembayaran 10 x angsuran. Harga pokok pesawat TV tersebut Rp
3.000.000,-
. Pembatalan kontrak terjadi setelah pembeli membayar sebanyak 3x
angsuran. Diperkirakan TV bekas akan dapat dijual kembali dengan
harga Rp 2.750.000,-.
Pemilikan kembali
pesawat TV tersebut dicatat sbb :
Persediaan barang
dagangan – Pemilikan kembali Rp 2.750.000,-
-
Rugi pemilikan
kembali ** Rp
750.000,-
-
Piutang
Penjualan Angsuran - Rp 3.500.000,-
**
Rugi pemilikan kembali dihitung dengan cara :
Rugi penurunan nilai
(Rp 3.000.000
– Rp 2.750.000)
= Rp 250.000,-
Koreksi laba yang
telah diakui sebelumnya (Rp 2.000.000
– Rp 1.500.000)
= Rp 500.000,-
Jumlah Rp
750.000,-
Apabila
pesawat TV yang dimiliki kembali tersebut dianggap tidak mempunyai
harga pasar, dan diperkirakan akan dapat dijual kembali dengan harga
Rp 300.000,- dengan biaya perbaikan dan penjualan ditaksir sebesar 10
% dari harga jual, maka pemilikan kembali tersebut dicatat sbb :
Persediaan barang
dagangan – Pemilikan kembali ** Rp 2.700.000,-
-
Rugi Pemilikan
kembali Rp
800.000,-
-
Piutang
Penjualan Angsuran - Rp 3.500.000
**
Persediaan barang dagangan – Pemilikan kembali dihitung dengan cara
:
Taksiran harga
penjualan kembali Rp 3.000.000,-
Biaya Perbaikan dan
penjualan (10% x Rp 300.000) Rp
300.000,-
Nilai realisasi Rp
2.700.000,-
Contoh 2. : PERSEDIAAN YANG DIDAPAT DARI TRANSAKSI TUKAR TAMBAH
PENILAIAN PERSEDIAAN BERDASAR HARGA JUAL
Pada
umumnya dipakai sebagai dasar penilaian persediaan dengan
alasan-alasan sbb :
- Barang-barang ybs tidak mungkin ditentukan harga pokoknya
- Barang tsb mempunyai pasaran yang luas dan dapat dijual setiap saat dengan harga yang pasti.
Terhadap
barang-barang yang demikian itu maka Nilai Persediaan dihitung dengan
cara :
Harga Jual –
(taksiran biaya + laba normal yang diharapkan)
Ex.
Hasil Pertanian, Peternakan, Tambang
Tidak
boleh mengakui adanya laba sebelum persediaan tsb benar-benar
terjual.
Metode Harga Jual Relatif
Masalah
khusus dalam memperlakukan harga barang tertentu timbul apabila
sekelompok barang yang terdiri dari beberapa jenis dengan jumlah yang
bervariasi, didapat dari pembelian dengan harga yang tergabung
(lump-sum price).
Contoh
:
Perusahaan
membeli 1 container
keramik dengan
harga seluruhnya Rp 150.000.000,-
. keramik
tersebut dapat disortir menjadi tiga jenis kualitas untuk dijual
kembali dengan harga yang berbeda.
Kualitas
I 2.000
m2
@ Rp 45.000,-
Kualitas
II 1.750
m2
@ Rp 30.000,-
Kualitas
III 1.500
m2
@ Rp 25.000,-
------------
Total 1.000
m2
Alokasi
harga pokok beras sebesar Rp 150.000.000,-
dilakukan dengan cara sbb :
Kualitas
|
Kuantitas
(m2)
|
Hg.
Jual
|
Total
H J
|
H
J Relatif
|
Alokasi
H P
|
H
P per Kg
|
I
|
2000
|
45.000
|
90.000.000
|
34
%
|
510.000
|
2.040
|
II
|
1.750
|
30.000
|
900.000
|
49
%
|
735.000
|
1.633
|
III
|
1.500
|
25.000
|
300.000
|
17
%
|
255.000
|
850
|
Total
|
1000
|
|
1.825.000
|
100
%
|
1.500.000
|
|
PENILAIAN PERSEDIAAN UNTUK KONTRAK JANGKA PANJANG
Metode
yang dipakai :
- Metode Kontrak Selesai
- Metode Prosentase Penyelesaian
Contoh
:
Berikut
ini informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan sebuah kontrak
pembangunan saluran irigasi pada PT Bangun Konstruksi dengan
Pemerintah Daerah. Pelaksanaan kontrak dimulai pada triwulan kedua
tahun 1998 dan baru diselesaikan pada pertengahan tahun 2000, dengan
harga kontrak sebesar Rp 15.000.000,- Adapun informasi yang berhasil
dikumpulkan sehubungan dengan kontrak tersebut adalah :
- Taksiran Biaya Penyelesaian
- Pada awal/permulaan proyek Rp 12.000.000,-
- Pada akhir tahun 1998 Rp 12.000.000,-
- Pada akhir tahun 1999 Rp 12.600.000,-
(Ctt : Taksiran
biaya untuk menyelesaikan proyek berubah-ubah sesuai dengan tingkat
penyelesaian proyek)
- Biaya yang sesungguhnya terjadi untuk menyelesaikan proyek
- Tahun 1998 Rp 3.000.000,-
- Tahun 1999 Rp 5.820.000,-
- Tahun 2000 Rp 3.630.000,-
- Bagian harga kontrak yang difakturkan, berdasar tingkat penyelesaian pkerjaan
- Tahun 1998 (25 % selesai) Rp 3.750.000,-
- Tahun 1999 (70 % selesai) Rp 6.750.000,-
- Tahun 2000 (100 % selesai) Rp 4.500.000,-
**) Prosentase
penyelesaian dihitung berdasar biaya penyelesaian sbb :
Biaya yang terjadi
-----------------------
x 100 %
Taksiran biaya
Rp
3.000.000,-
- Tahun 1998 ---------------------- x 100 % = 25 %
Rp
12.000.000,-
Rp
3.000.000,- + Rp 5.820.000,-
- Tahun 1999 -------------------------------------- x 100 % = 70 %
Rp
12.600.000,-
- Pembayaran yang diterima dari harga kontrak yang difakturkan
- Tahun 1998 Rp 3.000.000,-
- Tahun 1999 Rp 6.250.000,-
- Tahun 2000 Rp 5.750.000,-
METODE KONTRAK SELESAI
Jurnal
yang dibuat adalah sbb :
- Mencatat biaya yang terjadi pada tahun 1998, 1999 dan 2000
- Biaya – biaya
sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi pada tahun ybs.
Kas
- Kontrak dalam pelaksanaan
sebesar
biaya yang sesungguhnya terjadi pada tahun ybs.
Biaya – biaya
- Mencatat bagian harga kontrak yang difakturkan pada tahun 1998, 1999 dan 2000
Piutang atas kontrak
jangka panjang
Sebesar harga
kontrak yang difakturkan
Harga kontrak yang
difakturkan
- Mencatat penerimaan kas untuk harga kontrak yang telah difakturkan pada tahun 1998, 1999 dan 2000
Kas
Sebesar
pembayaran yang diterima
Piutang atas konrak
jangka panjang
- Mencatat pengakuan laba / rugi atas kontrak jangka panjang pada saat kontrak selesai (tahun 2000)
Harga kontrak yang
difakturkan Rp 15.000.000,-
Kontrak dalam
pelaksanaan Rp 12.450.000,-
Laba atas kontrak
jangka panjang Rp 2.550.000,-
METODE
PROSENTASE PENYELESAIAN
SOAL LATIHAN
SOAL
1
Prsd
|
H.Pokok
|
H.Jual
|
Bi.Jual
|
Laba
|
Harga
Pasar
|
H
Psr
Digunakan
|
LOCOM
|
||
Bts
Atas
|
Bts
Bwh
|
N.Pnggt
|
|||||||
A
|
100
|
125
|
15
|
12
|
110
|
98
|
95
|
98
|
98
|
B
|
150
|
200
|
30
|
23
|
170
|
147
|
145
|
147
|
147
|
C
|
200
|
275
|
15
|
75
|
260
|
185
|
190
|
190
|
190
|
D
|
300
|
325
|
20
|
25
|
305
|
280
|
295
|
295
|
295
|
SOAL
2
Persediaan
|
Kuantitas
|
Harga
Pokok per unit
|
Harga
Pasar per unit
|
Bahan
Baku
|
|
|
|
A
|
1.000
|
125
|
115
|
B
|
1.500
|
100
|
105
|
C
|
2.000
|
250
|
245
|
Barang
Dalam Proses
|
|
|
|
X
|
750
|
200
|
195
|
Y
|
1.000
|
250
|
260
|
Barang
Jadi
|
|
|
|
X
|
500
|
500
|
490
|
Y
|
800
|
1.000
|
1.025
|
SOAL 3
PT
TAMBANG membeli batu bara sebanyak 3000 ton dengan harga Rp
1.200.000.000,- Setelah disortir, batu bara dapat digolongkan dalam
tiga kualitas, yaitu :
Kualitas 1 1.200
ton @ Rp 900.000,-
Kualitas 2 1.200
ton @ Rp 750.000,-
Kualitas 3 450 ton
@ Rp 600.000,-
Sisa 150 ton tidak
laku dijual
Dalam
catatan PT TAMBANG diketahui penjualan batu bara untuk pembelian dan
penyortiran tersebut di atas sbb :
Kualitas 1 975 ton
Kualitas 2 900 ton
Kualitas 3 300 ton
Diminta
: Menghitung nilai
persediaan batu bara yang disajikan dalam NERACA
No comments:
Post a Comment