Sponsor

Thursday, 14 February 2013

METODE PERSEDIAAN HARGA POKOK PROSES




I.                   Pengertian & Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Merupakan metode pengumpulan  biaya produksi digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi persatuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu selama periode tertentu dengan jumlah satuan yang dihasilkan dari proses selama jangka waktu yang bersangkutan.
Karakteristik produksinya adalah :
1.                  Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
2.                  Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan sama.
3.                  Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.

II.                Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan


Perbedaan
Harga pokok pesanan
Harga pokok proses
1.
Pengumpulan biaya produksi
Berdasarkan pesanan
Perdepartemen per periode akuntansi
2.
Perhitungan harga pokok produksi persatuan.
Membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan dgn jmh satuan produk yang dihasilkan.Perhitungan  dilakukan setelah pesanan diproduksi.
Membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dgn jmh satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan dilakukan setelah periode akuntansi. 
3.
Penggolongan biaya produksi.

Harus dipisahkan mjd biaya langsung &tdk langsung. Biaya langsung dibebankan kpd produk berdasakan biaya yang sesungguhnya terjadi,by produksi tdk langsung dibebankan kpd produk berdasrkan tarif dimuka.
Pembedaan Biaya produksi langsung & tdk langsung sering kali tdk diperlukan. Pembebanan by overhead pabrik  kpd produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi, krn harga pokok produk dihitung setiap akhir bulan.
4.
Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
By overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain by bhn baku & tenaga kerja langsung. Pembebanan by. Overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
By overhead pabrik dibebankan kpd produk sebesar biaya yang sesungguhnya slm periode akuntansi.

           

III.       Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Informasi harga pokok produksi untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:
A.    Menentukan harga jual produk.
Formula penetapan harga jual produk sbb:
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu                        Rp.XX
Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu                 Rp.XX +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu                               Rp. XX
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu                        Rp. XX :
Taksiran harga pokok produk persatuan                                             Rp. XX
Laba perunit produk yang diinginkan                                                 Rp. XX+
Taksiran harga jual perunit yang dibebankan kepada pembeli  Rp. XX


Unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:
Taksiran biaya bahan baku                                                                  Rp. XX
Taksiran biaya tenaga kerja langsung                                                  Rp. XX
Taksiran biaya overhead pabrik                                                          Rp. XX +
                  Taksiran biaya produksi                                                      Rp. XX

2.   Memantau realisasi biaya produksi.
      Formula perhitungan biaya produksi yang sesungguhnya adalah:
      Biaya produksi sesungguhnya bulan …………
      Biaya bahan baku sesungguhnya                                                        Rp. XX
      Biaya tenaga kerja sesungguhnya                                                       Rp. XX
      Biaya overhead pabrik sesungguhnya                                                 Rp. XX +
      Total by produksi sesungguhnya bulan……………                      Rp. XX
     

3.                                                Menghitung laba atau rugi periodik.
Formula perhitungan laba atau rugi bruto yang sesungguhnya adalah:
Hasil penjualan (harga jual persatuan x volume produk yg dijual                     Rp XX
Persediaan produk jadi awal                                                               Rp.XX
Persediaan produk dalam proses awal                                 Rp.XX

Biaya produksi :
Biaya bahan baku sesungguhnya                         Rp.XX
Biaya tenaga kerja sesungguhnya                        Rp.XX
Biaya overhead pabrik sesungguhnya                 Rp.XX +

Total biaya produksi                                                             Rp.XX +
                                                                                             Rp.XX
Persediaan produk dalam proses akhir                                 Rp.XX-
Harga pokok produksi                                                                        Rp. XX  +
Harga pokok produk yang tersedia untuk dijual                                Rp. XX
Persediaan produk jadi akhir                                                              Rp. XX  -
Harga pokok produk yang dijual                                                                       Rp.  XX-
Laba Bruto                                                                                                       Rp. XX
4.      Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Berdasarkan catatan biaya produksi manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.


IV.             Metode Harga Pokok Proses-Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini :
A.    Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.
B.     Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
C.     Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan, dengan anggapan :
-          Produk hilang pada awal proses.
-          Produk hilang pada akhir proses. 

A.          Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.

Contoh 1 :
Misalkan PT. Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19X1 disajikan  dalam gbr. 5.1.

Biaya bahan baku                                                                    Rp. 5.000.000
Biaya Bahan Penolong                                                            Rp. 7.500.000
Biaya Tenaga Kerja                                                                 Rp. 11.250.000
Biaya Overhead pabrik                                                           Rp. 16.125.000 +
                                                                                                Rp. 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut
Produk jadi                                                                             2.000 kg
Produk  dalam proses pada akhir bulan, dgn tkt. penyelesaian sbb:
Biaya bahan baku : 100%, Biaya Bahan Penolong 100%,Biaya Tenaga Kerja 50%,Biaya overhead pabrik 30%
                       Bulan Januari 19X1

Masuk dalam proses : 2.500 kg.                                Produk jadi                             2.000 kg
                                                                                   Produk dalam Proses akhir        500 kg
                                    Gambar 5.2     Data produksi PT. Risa Rimendi bulan Januari 19X1
                                   
Perhitungan biaya produksi perkilogram produk yg diproduksi dalam bulan Januari 19X1 dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi (biaya bahan penolong,biaya tenaga kerja,dan biaya overhead pabrik ) seperti dalam gb. 3.3

Unsur                    Total Biaya                  Unit Ekuivalensi         Biaya Produksi persatuan
Biaya produksi     
      (1)                         (2)                                       (3)                                (2) : (3)           
Bahan Baku          Rp.5.000.000                          2.500                           Rp.2.000
Bahan Penolong    Rp.7.500.000                          2.500                           Rp.3.000
Tenaga Kerja         Rp.11.250.000                                    2.250                           Rp.5.000
Overhead pabrik   Rp.16.125.000                                    2.150                           Rp.7.500
Total                     Rp.39.875.000                                                            Rp.17.500
                                    Gambar 5.3     Perhitungan Harga Pokok Produksi Persatuan


Harga pokok produk jadi : 2.000 X Rp.17.500                                          Rp.35.000.000
Harga Pokok persediaan produk dalam proses:
        Biaya Bahan Baku      100% x 500xRp.2.000=Rp.1.000.000                                  
        Biaya Bahan Penolong 100% x500x Rp.3000=Rp.1.500.000
        Biaya Tenaga Kerja       50%x500xRp.5.000=Rp.1.250.000
        Biaya Overhead pabrik  30%x500xRp.7.500=Rp.1.125.000                        Rp.4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan Januari 19X1                                                Rp.39.875.000
Gambar 5.4. Perhitungan Harga pokok Produk Jadi dan Persediaan produk dalam proses

Perhitungan tersebut kemudian disajikan dalam laporan biaya produksi pada gambar 5.5
PT. Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 19X1

Data Produksi

Dimasukkan dalam proses                                                                                          2.500 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                                      2.000 kg
Produk dalam proses akhir                                                                                             500
Jumlah produk yang dihasilkan                                                                                  2.500 kg
                                                                                                           
Biaya yang dibebankan bulan Januari 19X1
                                                                                    Total                                        Per kg
Biaya bahan baku                                                        Rp. 5.000.000                         Rp.2000
Biaya bahan penolong                                                 Rp.7.500.000                          Rp.3000
Biaya tenaga kerja                                                       Rp.11.250.000                                    Rp.5.000
Biaya overhead pabrik                                                Rp.6.125.000                          Rp.7.500
                                                                                    Rp.39.875.000                        Rp.17.500


Perhitungan Biaya :
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang            
(2.000 kg@Rp.17.500)                                                                       Rp.35.000.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku                    Rp.1.000.000
Biaya bahan penolong             Rp.1.500.000
Biaya tenaga kerja                   Rp.1.200.000
Biaya overhead pabrik            Rp.1.125.000                                      Rp. 4.875.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan bulan Januari                      Rp.39.875.000

Gambar 5.5     Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 19X1



Jurnal Pencatatan Biaya Produksi

1. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :
Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku                                     Rp.5.000.000
                Persediaan bahan baku                                                                                     Rp.5.000.000

2.   Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong:
Barang dalam proses-Biaya Bahan Penolong                                                              Rp.7.500.000
                Persediaan bahan penolong                                                                              Rp.7.500.000
                                                                                   
3.   Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja:
Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja                                                    Rp.11.250.000
                Gaji & upah                                                                                                          Rp.11.250.000

4.   Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik:
Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik                                                               Rp.16.125.000
                Berbagai rekening yang dikredit                                                                       Rp.16.125.000

5.   Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang :
Persediaan produk jadi                                                                                      Rp.35..000.000
                Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku                                                     Rp.4.000.000
               Barang dalam proses-Biaya Bahan Penolong                                               Rp.6.000.000
Barang dalam proses-Biaya Tenaga Kerja                                                    Rp.10.000.000*
Barang dalam proses-Biaya Overhead Pabrik                                              Rp.15..000.000**

2000kg x Rp.5.000 *
2000kg X Rp.7.500  **

6.   Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan dalam proses yang belum selesai diolah pada akhir bulan Januari 19X1 :
Persediaan produk dalam proses                                                                     Rp.4..875.000
                Barang dalam proses-Biaya Bahan Baku                                                     Rp.1.000.000
               Barang dalam proses-Biaya Bahan penolong                                                               Rp.1.500.000
Barang dalam proses-Biaya Tenaga kerja                                                    Rp.1.200.000
Barang dalam proses-Biaya overhead pabrik                                                               Rp.1.125.000


B.        Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.

Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perhitungan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama adalah sama dengan yang telah dibahas dalam contoh diatas.
Perhitungan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif, krn produk yang produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah produk jadi dari departemen berikutnya, yang membawa biaya produksi dari departemen sebelumnya,maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
1.                  Biaya produksi dibawa dari departemen berikutnya.
2.                  Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.            
Contoh :
PT. Eliona Sari memiliki dua departemen produksi: Departemen A&B untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Januari 19X1 disajikan dalam gbr. 5.6
                                                                                                        Departemen A             Departemen B
Dimasukkan dalam proses                                                                  35.000 kg
Produk selesai yg ditransfer ke Departemen B                                  30.000 kg   
Produk selesai yg ditransfer ke Gudang                                                                            24.000kg   Produk dalam proses akhir bulan                                                                  5.000 kg               6.000  kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19X1:
        Biaya Bahan Baku                                                                      Rp.70.000               Rp.0
        Biaya Tenaga Kerja                                                                     Rp.155.000             Rp.270.000                  Biaya Overhead pabrik                                                              Rp.248.000             Rp.405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam proses akhir :
Biaya bahan baku                                                                                       100%
Biaya konversi                                                                                               20%               50%


           
Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen A

Untuk menghitung biaya produksi persatuan yang dikeluarkan oleh departemen A, perlu dihitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi departemen A dalam bln Januari 19X1 sbb:
1.            Biaya bahan baku sebesar Rp.70.000 digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebanyak 30.000 kg dan 5.000 kg persediaan produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100%. Unit ekuivalensi biaya bahan baku :
30.000+(100%X5.000) = 35.000 kg.
 2.      Biaya konversi Rp.155.000 dpt menghasilkan 30.000 kg produk jadi dan 5.000kg produk dalam proses dgn tingkat penyelesaian biaya konversi 20%. Unit ekuivalensi biaya  konversi: 30.000 + (20%X5.000) = 31.000 kg
3.       Perhitungan biaya produksi perkilogram produk yg dihasilkan oleh dep.A dlm bln Januari 19X1 dilakukan dgn membagi tiap unsur biaya produksi dgn unit ekuivalensi.
Unsur Biaya produksi             Total Biaya      Unit Ekuivalensi         Biaya produksi per kg
            (1)                                (2)                                (3)                                (2):(3)
Bahan baku                             Rp.70.000                   35.000 kg                    Rp. 2
Tenaga Kerja                           Rp.155.000                 31.000 kg                    Rp. 5
Overhead pabrik                     Rp.248.000                 31.000 kg                    Rp. 8
Total                                        Rp.473.000                                                     Rp.15

Gambar 5.7     Perhitungan harga pokok produksi persatuan departemen A

Setelah biaya produksi persatuan dihitung, maka dpt dihitung harga pokok produk selesai yg akan ditransfer ke dep. B. juga dpt dihitung harga pokok persediaan produk dalam proses di Dep. A pd.akhir bln Jan.19X1 sbb:

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep.B: 30.000 kgXRp.15                            Rp.450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
By.Bhn Baku        :   100% X 5.000 X Rp2=                                Rp.10.000
By.Tenaga Kerja : 20% X 5.000 X Rp5=                                  Rp.5.000
By.overhead         : 20% X 5.000 X Rp8=                                     Rp.8.000                               Rp.23.000
Jumlah biaya produksi Dep.A bln Jan 19X1                                                                              Rp.473.000


Perhitungan tsb kemudian disajikan di dalam laporan biaya produksi sbb:

PT.Eliona Sari
Laporan by produksi departemen A bln Januari 19X1

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses                                                                                                                                35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                                                           30.000 kg
Produk dalam proses akhir                                                                                                                                5.000 kg              
Jumlah produk yang dihasilkan                                                                                                       35.000 kg

Biaya yg dibebankan Dep.A bln Jan 19X1 sbb:
                                                            Total                            Per kg.
Biaya bahan baku                                Rp. 70.000                   Rp. 2
Biaya Tenaga kerja                              Rp.155.000                  Rp. 5
Biaya Oberhead pabrik                                    Rp.248.000                  Rp. 8
Jumlah                                                 Rp.473.000                 Rp. 15

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer keDepartemen B:30.000 kg@Rp.15               Rp.450.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
By.Bhn Baku        :   100% X 5.000 X Rp2=                                Rp.10.000
By.Tenaga Kerja : 20% X 5.000 X Rp5=                                  Rp.5.000
By.overhead         : 20% X 5.000 X Rp8=                                     Rp.8.000                               Rp.23.000
Jumlah biaya produksi Dep.A bln Jan 19X1                                                                              Rp.473.000

            Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen A:

1.                  Jurnal untuk mencatat bahan baku:

Barang Dalam Proses-Biaya bahan baku Departemen A                  Rp.70.000
Persediaan Bahan Baku                                                                                    Rp.70.000

2.                  Jurnal mencatat biaya tenaga kerja

Barang Dalam Proses-Biaya tenaga kerja Dep.A                                 Rp.155.000
Gaji & upah                                                                                                          Rp.155.000

3.        Jurnal mencatat biaya overhead pabrik
              
      Barang Dalam Proses-Biaya overhead pabrik Dep.A                            Rp.248.000
                              Berbagai rekening yang dikredit                                                                         Rp.248.000

     4.        Jurnal mencatat harga pokok produk jadi yg ditransfer oleh dep A ke dep B

                     Barang Dalam Proses – Biaya bahan baku Dep.B                                 Rp.450..000
                                Brg Dalam Proses-By.bhn.baku dep A                                                           Rp.60.000*
                                Brg Dalam Proses-By.tenaga kerja dep A                                                      Rp.150.000**
Brg Dalam Proses-By.overhead pabrik dep A                                               Rp.240.000***

*              30.000kg X Rp.2
**           30.000kgXRp5
***         30.000ggXRp.8

5.     Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yg blm selesai diolah dalam Dep.A pd akhir bulan Januari 19X1

   Persediaan produkl dalam Dep. A                                                                               Rp.23.000
Brg Dalam Proses-By.bhn.baku dep A                                                           Rp.10.000*
                                Brg Dalam Proses-By.tenaga kerja dep A                                                      Rp. 5.000
Brg Dalam Proses-By.overhead pabrik dep A                                               Rp.8.000


Perhitungan Harga Pokok Produksi Di Departemen B

Kembali ke contoh soal PT.Eliona Sari, untuk menghitung biaya produksi persatuan yg ditambahkan oleh departemen B dlm bln Januari,perlu kita menghitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi yang ditambahkan oleh departemen B ,dgn perhitungan sbb:
Biaya konversi yg terdiri dr by. tenaga kerja & by.overhead yg ditambahkan oleh dept.B dlm bln Januari untuk memproses 30.000 kg produk yg diterima sebesar dep A sebesar Rp.155.000, dpt menghasilkan 24.000 kg produk jadi & 6.000 kg produk dalam proses yg tkt penyelesaian by konversinya sebesar 50%.
Hal ini berarti bahwa biaya konversi tsb tlh digunakan untuk menyelesaikan produk selesai sebanyak 24.000 kg dan 3.000 kg(6.000x50%) persediaan produk dalam proses. Dgn demikian unit ekuivalensi by konversi adalah 27.000 kg, yg dihitung sbb: 24.000+(50%x6.000)= 27.000 kg.

Unsur                                      Total biaya                  Unit Ekuivalensi                     Biaya Produksi
Biaya Produksi Per kg
         (1)                                       (2)                                    (3)                                        (2): (3)

Tenaga kerja                            Rp.270.000                             27.000                                     Rp.10
Overhead pabrik                          405.000                              27.000                                           15 
Total                                        Rp.675.000                                                                             Rp.25

                        Gbr. Perhitungan by produksi persatuan yg ditambahkan dlm departemen B

Harga pokok produk selesai yang ditransfer Departemen B ke gudang:
Harga pokok dari deprtemen A:24.000xRp.15                                  Rp.360.000
Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B                                                      600.000
(24.000XRp.25)                                                                                 
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                     Rp.960.000
(24.000XRp.40)                                                                                                         
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
            Harga pokok dari departemen A : 6.000XRp.15                               Rp.  90.000
            Biaya yang ditambahkan oleh Dep.B:
                        BTK: 50%X6.000XRp.10=Rp.30.000
                        BOH:50%X6.000XRp.15=Rp.45.000                                   Rp.  75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses Dep.B                                                   Rp.165.000
Jumlah by produksi kumulatif dep.B bln Januari 19X1                                                         Rp.1.125.000
            GBr. Perhitungan Harga Pokok Produk jadi dan Produk dalam Proses Dep.B

Perhitungan tsb.diatas disajikan dalam Laporan biaya produksi Dep.B pd gbr. Dibawah ini
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 19X1
Data Produksi
Diterima dari Departemen A                                                                                      30.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang                                                                      24.000 kg.
Produk dalam proses akhir                                                                                            6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan                                                                                  30.000 kg

Biaya kumulatif yang dibebankan Dep.B dalm bln Jan.19X1
                                                                                                Total                           Per kg
Harga pokok dari Dep A (30.000)                                                     
Biaya yg ditambahkan Dep.B                                  Rp.450.000                             Rp.15

BTK                                                                            Rp.270.000                             Rp.10
BOH                                                                                405.000                                    15
Jml by yg ditambahkan Dep.B                                   Rp.675.000                             Rp.25
Total by.kumulatif di Dep.B                                       RP.1.125.000                          RP.40

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yg ditransfer ke gudang 24.000 kg X @Rp.40                 Rp.960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir:
            Harga pokok dari departemen A Rp.15X6.000                      Rp.90.000
            Biaya yg ditambahkan Dep B:
                        BTK                                                                                 30.000       
                        BOH                                                                                45.000        Rp.165.000

Jumlah by.produksi kumulatif yg dibebankan Dep.B bln Jan.19X1                  Rp.1.125.000


Jurnal pencatatan Biaya produksi Departemen B

1.                  Mencatat penerimaan produk dr. Dep A
Barang dalam proses-Biaya Bahan baku Dep. B                                                Rp. 450.000    
                                BDP-BBB Dep A                                                                                                 Rp.60.000
                                BDP-BTK Dep A                                                                                                 Rp.150.000
                                BDP-BOH Dep A                                                                                 Rp. 240.000

2.                  Mencatat biaya tenaga tenaga kerja:
BDP-BTK Dep B                                                                                         Rp.270.000
        Gaji & upah                                                                                                          Rp.270.000

3.                  Mencatat biaya Overhead pabrik:
BDP-BOH Dep B                                                                                         Rp.405.000
        Berbagai rekening di kredit                                                                                Rp.405.000
     
4.                  Mencatat harga pokok produk jadi yg ditransfer oleh Dep. B ke gudang :
Persediaan Produk jadi                                                                             Rp.960.000
        BDP-BBB Dep B                                                                                                 Rp.360.000*       
BDP-BTK Dep B                                                                                                 Rp240.000**
BDP-BOH Dep B                                                                                                 Rp.360.000***   
               
*      24.000 X Rp. 15( harga pokok produksi per kg dr. Dep A)
**   24.000 X Rp. 10( BTK yang ditambahkan o/ Dep B)
*** 24.000 XRp.15( BOH yg ditambahkan o/ Dep A)

5.                  Mencatat harga pokok persediaan produk dlm proses yg blm selesai diolah dlm Dep. B akhir bln Jan 19 X1:
Persediaan Produk dalam proses-dep B                                 Rp.165.000                                         
        BDP-BBB Dep B                                                                                                 Rp.90.000            
BDP-BTK Dep B                                                                                                 Rp30.000
BDP-BOH Dep B                                                                                                 Rp.45.000                        


Daftar Pustaka :
1.      Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 1992

PERSEDIAAN
(Penilaian Berdasar Harga Pokok)

Karakteristik Persediaan

Di dalam akuntansi, persediaan meliputi semua barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu dengan tujuan untuk dijual, dikonsumsi, atau diproses lebih lanjut dalam siklus operasi normal perusahaan.
Persediaan adalah salah satu juenis aktiva yang relatif aktif perubahannya, oleh sebab itu diperlukan adanya perencanaan & pengawasan yang baik terhadap persediaan.

Penggolongan Persediaan

Penggolongan persediaan bagi masing-masing perusahaan sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis usaha perusahaan ybs.
Persediaan pada perusahaan dagang :
  1. Persediaan barang dagangan
Untuk menyatakan barang-barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual kembali.
  1. Lain-lain persediaan
Untuk menyatakan barang-barang yang dipakai (dikonsumsi) dalam jangka waktu relatif pendek, dan akan dibebankan pada biaya adm & umum atau biaya pemasaran. (Ex. Supplies kantor / toko, alat pembungkus, dll)

Persediaan pada perusahaan manufaktur :
  1. Persediaan Bahan Baku
Untuk Menyatakan barang-barang yang akan diolah menjadi produk jadi.
  1. Persediaan Produk Dalam Proses
Meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan dan memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang tersebut dijual.
  1. Persediaan Produk Jadi
Merupakan semua barang yang sudah diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual.
  1. Persediaan Bahan Penolong
Meliputi semua barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, tetapi bukan merupakan bahan baku yang membentuk produk jadi.
  1. Lain-lain persediaan
Untuk menyatakan barang-barang yang akan dipakai/dikonsumsi. (Supplies kantor, alat pembungkus, dll)

Masalah Akuntansi Persediaan

Tujuan pokok akuntansi terhadap persediaan adalah :
  1. Penentuan laba-rugi periodik
Mempertemukan harga pokok barang yang dijual dengan hasil penjualan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.
  1. Penentuan jumlah persediaan yang akan disajikan dalam neraca
Penilaian jumlah persediaan akhir pada periode ybs.

Faktor utama timbulnya masalah akuntansi terhadap persediaan adalah adanya kenyataan bahwa tidak semua barang yang dibeli atau diproduksi dalam suatu periode akuntansi dapat dijual seluruhnya dalam periode yang sama, sehingga hampir selalu terjadi kenaikan atau penurunan terhadap kuantitas persediaan. Hal ini menuntut harus dilakukannya alokasi dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual atau dikonsumsi ke dalam dua kelompok barang :

  1. barang-barang yang sudah dijual atau dikonsumsi
  2. barang-barang yang masih ada dalam persediaan

Adanya dua kelompok barang tersebut di atas menyebabkan timbulnya dua persoalan dalam masalah penilaian persediaan, yaitu :
  1. Masalah penentuan dan identifikasi fisik barang yang termasuk dalam persediaan (jenis dan kuantitas)
  2. Masalah penentuan harga persediaan

Sistem pencatatan persediaan :
  1. Sistem Fisik
Pada sistem ini, opname persediaan (perhitungan fisik) merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan di dalam menentukan fisik persediaan pada setiap akhir tahun buku / akhir periode.
  1. Sistem Perpetual
Dalam sistem ini tiap-tiap jenis barang dicatat secara terperinci setiap kali terjadi transaksi pada Kartu Persediaan yang merupakan rekening pembantu persediaan.

Masalah Penentuan Harga Persediaan
  1. Penentuan harga / nilai persediaan (barang-barang yang masih ada dalam perusahaan)
  2. Penentuan harga / nilai barang-barang yang telah terjual (Harga Pokok Penjualan)

Pada umumnya dalam periode akuntansi tertentu, perusahaan melakukan aktifitas pembelian barang dagangannya (bahan baku) beberapa kali, dan dengan harga satuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu timbul masalah penentuan harga pokok barang yang seharusnya melekat pada barang-barang yang kemudian dijual kembali atau dipakai dalam proses produksi.

Terdapat 4 macam arus biaya yang lazim dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan :
  1. Identifikasi khusus harga pokok
  2. FIFO (First In First Out) / MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)
  3. LIFO (Last In First Out) / MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
  4. Average (Rata-rata)
JURNAL

SISTEM FISIK
SISTEM PERPETUAL
(1). Mencatat Pembelian barang dagangan secara kredit
Pembelian xxx
Hutang dagang xxx
Persediaan xxx
Hutang dagang xxx
(2). Mencatat pembayaran biaya angkut

Biaya angkut pembelian xxx
Kas xxx
Biaya angkut pembelian xxx
Kas xxx

Soal Latihan

Berikut ini adalah persediaan barang dagangan pada UD SYIFA untuk bulan Desember 2000

Tanggal
Keterangan
Unit
Harga / unit
1 Desember
Persediaan awal
100
Rp 100,-
8 Desember
Pembelian
150
110,-
11 Desember
Penjualan
200
150,-
17 Desember
Pembelian
200
115,-
18 Desember
Penjualan
150
160,-
26 Desember
Pembelian
50
120,-

Sesuai dengan sistem pencatatan persediaan dan metode penilaiannya, maka harga/nilai persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
  1. Dengan Sistem Pencatatan FISIK
(Perhitungan Stock Opname)







  1. FIFO





  1. LIFO





  1. Rata-rata (Average)








  1. Dengan Sistem Pencatatan Perpetual
  1. FIFO

Kartu Persediaan

Tgl
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah




































































































































































































































































  1. LIFO

Kartu Persediaan

Tgl
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah


























































































































































































































































































  1. Rata-rata

Kartu Persediaan

Tgl
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah
Q
Harga
Jumlah



































































































































































































































































No comments: