|
Dengan konsep dasar kontinuitas usaha, kos jasa
diperlakukan sebagai aktiva, baru diperlakukan sbg biaya
Kriteria
penguji sebagai dasar penentuan kos jasa tertentu,
akan langsung dibebankan sebagai pengurang pendapatan pada periode terjadinya
atau ditunda adalah :
1. Apakah
kos jasa tersebut merupakan pengeluaran yang sah/wajar ? Jika ya berarti
sebagai pengurang pendapatan (biaya), tapi bukan rugi.
2.
Manfaat kos jasa tersebut di masa depan
mudah diantisipasi / tidak ? Jika ya , berarti dapat ditunda pembebanannya bisa
juga langsung dibebankan, tergantung kriteria berikutnya :
3.
Apakah pengeluaran (kos jasa) tsb terjadi
berulang/rutin tiap periode ? Jika ya, maka dapat dibebankan langsung pada
periode terjadinya, kecuali : persediaan barang dan biaya dibayar di muka.
KOS GABUNGAN : Dari 1 jenis bahan baku
dapat menghasilkan beberapa produk yang berbeda .
-mis
: perusahaan farmasi, percetakan dll
-contoh
kos : kos administrasi dll
-Jika
perlu dilakukan pemecahan kos bersama/gabungan, maka dasar pemecahannya : harga
pasar relatif
produk.
Persediaan
: kos bahan baku , tenaga kerja, dan kos
jasa tidak langsung lainnya yang telah dimanfaatkan tapi
belum berubah menjadi pendapatan.
KONSEP PENILAIAN PERSEDIAAN :
1. MPKP , dari segi penandingan dan
pengukuran, konsep ini paling logis.
2. MTKP, dari segi prosedur yang
sistematik, konsep ini memperlakukan kos secara tidak konsisten.
Produk Rusak : jika sering terjadi,
diperlakukan sebagai elemen kos produksi
jika
tidak biasa terjadi , diperlakukan sebagai Rugi.
Produk Musiman : sebagian/seluruh kos
persediaan yang tidak terjual merupakan bagian dari kos pakaian yang
terjual.
KOS FASILITAS FISIK ( aktiva tetap
berwujud)
Metode alokasi kos fasilitas fisik :
1. Garis lurus : mengabaikan hubungan
tingkat kembalian investasi (ROR) dan sisa nilai investasi
2. Bunga majemuk : mengatasi kelemahan
metode garis lurus tapi rumit jika aktiva tetap jumlahnya banyak.
3. Taksiran : ditaksir berdasarkan
pemeriksaan fisik.
KOS AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Goodwill, mis : perusahaan A membeli
perusahaan B, ternyata B mampu menghasilkan laba > pendapatan perusahaan
normal dengan kondisi fisik yang sama, maka perusahaan A mempunyai
Goodwill/Nilai ekonomi lebih.
Selisih lebih tersebut disebut Kos
Goodwill.
RUGI : pengorbanan kos tanpa
kembalian/kompensasi
LABA: 1. Laba Akuntansi : selisih pendapatan
(sebagai kenaikan aktiva) dan biaya (sebagai penurunan aktiva )
dalam arti luas
2. Laba Ekonomik/Material : laba dari
sudut pandang orang /masyarakat/keseluruhan.
BIAYA
Pengukuran biaya didasarkan pada :
1. Kos historis
2. Kos sekarang (kos pengganti, harga
input sekarang)
3. Harga jual setara kas (cost
equivalent)
|
1. Hubungan
sebab akibat (cause & effect) disebut juga penandingan langsung (direct
matching)
2. Alokasi
sistematik (systematic allocation)/Penandingan periode
3. Pembebanan ARBITRER (arbitrary matching): Jika tidak ada dasar
untuk menunda pembebanan, atau tidak ada dasar alokasi yang layak , kos bisa
langsung dibebankan pada periode terjadinya, penandingan kos dan pendapatan
seperti ini disebut secara arbitrer
PENILAIAN FASILITAS FISIK :
1.
Nilai masukan historis
Dasar
penilaian jumlah rupiah fasilitas fisik:
a. Kos historis
b. Kos bijaksana (prudent cost) : semua
pengeluaran yang dikeluarkan secara hati-hati/bijaksana
untuk memperoleh fasilitas fisik. Rugi /
inefisiensi pada proses perolehan fasilitas fisik bukan
merupakan KOS.
c. Kos Asli (original cost) : Kos
fasilitas fisik yang terjadi pertama kali dan diakui oleh perusahaan yang
pertama kali menggunakan fasilitas fisik.
2.
Nilai masukan sekarang.
a. Kos sekarang
b. Nilai taksiran
METODE ASOSIASI :
Pembelian bahan baku biasanya dilakukan
secara bertahap, sehingga kos per unit persediaan berbeda, maka persediaan mana
yang masuk ke persediaan , mana yang masuk sebagai barang terjual , diperlukan
suatu metode asosiasi :
1.
Identifikasi Khusus (spesific identification)
Ideal
untuk penandingan yang tepat antara pendapatan dan kos tertentu
Kelemahannya
:
a.
Penandingan pendapatan tertentu dengan kos tertentu jarang terjadi
b.
jika barang homogen dan murah, metode ini terlalu mahal
c.
jika fluktuasi harga mencolok, dapat dipakai untuk manipulasi data.
2.
Rata - rata berbobot (weighted average)
Cocok
untuk perusahaan yang menggunakan sistem persediaan fisik.
3.
MPKP/ FIFO, keunggulannya : a. sistematik
dan konsisten dengan aliran fisik yang sesungguhnya
b. Untung dan rugi karena fluktuasi harga
telah terealisasi dengan sendirinya
c. Persediaan akhir di neraca mendekati kos
sekarang.
4.
Persediaan Normal/Minimal (normal stock)
= persediaan permanen (iron stock)
Perusahaan
melakukan investasi permanen dalam persediaan
5.
MTKP/LIFO, Kelebihan : a. Mudah
menandingakan kos sekarang dengan pendapatan sekarang
b. Jika harga naik, harga barang
konservatif
c. laba operasi tidak tercemar oleh
untung/rugi fluktuasi harga
d. Jika harga berfluktuasi , dapat
meratakan laba tahunan.
Kelemahan
: a. bertentangan dengan aliran
fisik sesungguhnya
b.
Tidak menunjukkan potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah usang.
6.
Perbandingan harga jual eceran
Merupakan
metode taksiran, sering digunakan untuk tujuan khusus seperti taksiran nilai
persediaan yang
rusak
jika perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik.
7.
Prosentase laba kotor (gross profit)
Konsepnya
sama dengan metode harga jual eceran, bedanya dalam penentuan rasio kos dan
penjualan
-
Metode ini tidak menggambarkan aliran kos yang sebenarnya.
-
Tidak dilakukan perhitungan fisik.
Penilaian
Persediaan, dasar penilaiannya : NILAI KELUARAN
& NILAI MASUKAN
Nilai keluaran : 1. Penerimaan kas diskontoan (discounted money
receipts)
2.
Harga jual sekarang (current selling price)
3.
Nilai terealisasi neto (net reliazable values)
Nilai Masukan : 1. Kos historis
2.
Kos sekarang
3.
Nilai relasiasi netto (-) laba normal
4.
Kos/harga pasar yang lebih rendah (LCOM)
No comments:
Post a Comment