Pandangan
Siegler
Robert Siegler (1998) mendeskripsikan tiga
karakteristik utama dari pendekatan pemrosesan informasi : proses berpikir,
mekanisme pengubah, dan modifikasi diri.
Pemikiran.
Menurut pendapat Siegler (2002), berpikir
(thinking) adalah pemrosesan informasi. Dalam hal ini Siegler memberikan
perspektif luas tentang apa itu penyandian (encoding), merepresentasikan, dan
menyimpan informasi dari dunia sekelilingnya, mereka sedang melakukan proses
berpikir. Siegler percaya bahwa pikiran adalah sesuatu yang sangat fleksibel,
yang menyebabkan individu bisa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
perubahan dalam lingkungan, tugas, dan tujuan. Tetapi, ada batas kemampuan
berpikir manusia ini. Individu hanya dapat memerhatikan sejumlah informasi yang
terbatas pada satu waktu, dan kecepatan kita memproses informasi juga terbatas.
Nanti di bab ini kita akan membahas daya atensi anak.
Mekanisme pengubah. Siegler
(2002) berpendapat bahwa dalam
pemrosesan informasi focus utamanya adalah pada peran mekanisme pengubah dan
perkembangan. Dia percaya bahwa ada empat mekanisme yang bekerja sama
menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak: encoding (penyandian),
otomatisasi, konstruksi strategi, dan generalisasi.
Encoding
adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori.
Siegler mengatakan bahwa aspek utama dari pemecahan problem adalah menyandikan
informasi yang relavan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. Karena
biasanya dibutuhkan waktu dan usaha untuk menyusun strategi baru, anak harus
melatihnya untuk melaksanakan peyandian secara otomatis maksimalkan
efektivitasnya. Istilah otomatisitas (automaticity) adalah kemampuan untuk memproses
informasi dengan sedikit atau tanpa usaha. Seiring dengan bertambahnya usia dan
pengalaman, pemrosesan informasi menjadi makin otomatis, dan anak bisa
mendeteksi hubungan-hubungan baru antara ide dan kejadian (Kail, 2002).
Mekanisme ketiga adalah kontruksi strategi yaitu penemuan
prosedur baru untuk memproses informasi. Siegler (2001) mengatakan bahwa anak
perlu menyadikan informasi kunci untuk suatu problem dan mengoordinasikan
informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya yang relavan untuk memecahkan
masalah.
Agar mendapat manfaat penuh dari strategi baru
itu, diperlukan generalisasi. Anak
perlu melakukan generalisasi, atau mengaplikasikan, strategi pada problem lain.
Di Bab 9, kita akan mendiskusikan generalisasi di bawah topic transfer
pembelajaran. Transfer terjadi saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi yang baru.
Modifikasi
Diri. Pendekatan pemrosesan informasi kontemporer
menyatakan bahwa, seperti dalam teori perkembangan kognitif Piaget, anak
memainkan peran Aktif dalam perkembangan mereka. Mereka menggunakan pengetahuan
dan strategi yang telah mereka pelajari untuk menyesuaikan respons pada situasi
pembelajaran yang baru. Dengan cara ini, anak membangun respons baru dan lebihcanggih
berdasarkan pengetahuan dan strategi saebelumnya. Arti penting modifikasi diri
dalam pemrosesan informasi dicontohkan metakognisi,
yang berarti kognisi tentang kognisi, atau “mengetahui tentang mengetahui”
(Flavell, 199; Flavell Miller, & Miller, 2002). Kita akan membahasa
metakognisi di bagian akhir bab ini dan terutama akan menekankan pada bagaimana
kesadaran diri murid dapat memampukan mereka untuk beradaptasi dan mengelola
strategi mereka selaama pemecahan masalah dan berpikir.
No comments:
Post a Comment