Sponsor

Monday 20 January 2014

pengertian general ledger



silahkan klik link ini :
 untuk download file makalah general ledger
            Buku besar,  bahasa aslinya general ledger sedangkan general ledger adalah sebuah buku besar berisi kode rekening yang ditentukan pengguna dan kode dimensi terkait untuk merekam mengubah berbagai jenis voucher termasuk on-balance-sheet, off-balance-sheet, sheet pasca-balance, sifat keuangan dan non-keuangan. yang merupakan salah satu bagian dari proses akuntansi yang memuat semua jurnal-jurnal dalam satu periode (termasuk jurnal umum, jurnal khusus, ayat jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup) dimana general ledger adalah proses sebelum kita masuk ke laporan  keuangan. yaitu:
- balance sheet (neraca)
- income statement (laporan laba-rugi)
- cashflow statement (laporan arus kas)
- retained earning statement (laporan penyertaan modal)
- off-balance sheet statement (catatan-catatan laporan keuangan)
 

Dalam software akuntansi modern atau ERP, buku besar bekerja sebagai repositori pusat untuk data akuntansi ditransfer dari semua subledgers atau modul seperti hutang, piutang, manajemen kas, aktiva tetap, pembelian dan proyek.
Buku besar adalah tulang punggung dari setiap sistem akuntansi yang memegang data keuangan dan non-keuangan bagi suatu organisasi. Pengumpulan semua account dikenal sebagai rekening buku besar. Ini mungkin sebuah buku besar.

Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif baik yang berasal dari buku besar umum. Setiap akun dalam buku besar umum terdiri dari satu atau lebih halaman. Buku besar adalah di mana posting ke account terjadi. Posting adalah proses rekaman sebagai jumlah kredit (sisi kanan), dan jumlah sebagai debet (sisi kiri), di halaman-halaman buku besar. Kolom tambahan ke kanan memegang total aktivitas berjalan (mirip dengan buku cek).

Pencatatan nama akun disebut bagan akun. Ekstraksi saldo rekening disebut neraca saldo. Tujuan dari neraca saldo adalah, pada tahap awal dari proses penyusunan laporan keuangan, untuk menjamin kesetaraan total debit dan kredit.

Buku besar harus mencakup tanggal, deskripsi dan keseimbangan atau jumlah total untuk setiap account. Hal ini biasanya dibagi menjadi setidaknya tujuh kategori utama. Kategori ini umumnya termasuk aset, kewajiban, ekuitas pemilik, pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian. Kategori-kategori utama dari buku besar dapat dibagi lagi menjadi subledgers untuk memasukkan rincian tambahan rekening seperti kas, piutang, hutang, dll

Karena setiap entry pembukuan mendebit satu account dan kredit account lain dalam jumlah yang sama, sistem pembukuan double-entry membantu memastikan bahwa buku besar selalu dalam keseimbangan, dengan demikian mempertahankan persamaan akuntansi:

Aset = Kewajiban + (Pemegang Saham atau Pemilik ekuitas)

Persamaan akuntansi adalah struktur matematika dari neraca. Meskipun buku besar tampaknya cukup sederhana, dalam organisasi besar atau kompleks atau organisasi dengan berbagai anak perusahaan, buku besar dapat tumbuh menjadi cukup besar dan memakan waktu beberapa jam atau hari untuk mengaudit atau keseimbangan.

1.      General Ledger (GL)
Kode dari suatu kumpulan rekening/account yang telah dikelompokkan atau digolongkan berdasarkan manfaat, sifat dan tujuan.

2.      Subsidary Ledger (SL)
Kode dari suatu kumpulan rekening/account yang merupakan bagian dari suatu kumpulan perkiraan (GL) yang dikelompokkan secara lebih spesifik.

3.      Subsidary-Subsidary Ledger (SSL)
Kode dari suatu kumpulan rekening/account yang merupakan bagian SL yang dikelompokkan secara lebih terperinci.

4.      Struktur General Ledger
General ledger memiliki struktur yang merupakan gambaran dari fungsi bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Rekening-rekening pada kelompok pasiva dan modal merupakan sumber dana bank dari SSU, sedangkan rekening-rekening pada kelompok aktive merupakan penempatan ke DSU.


Struktur Nomor Rekening GL
Rekening-rekening GL harus memiliki suatu pengkodean (nomor) yang
bertujuan untuk dapat memudahkan dalam proses klasifikasi, pencarian,
pengurutan dll.

Persamaan Akuntansi
Sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan perusahaan (termasuk
bank) pada umunya menganut sistem tata buku berpasangan (double entry
system), prinsip yang dipergunakan adalah keseimbangan atau dikenal
dengan persamaan akuntansi berikut :

HARTA BANK = HUTANG BANK +MODAL BANK

Harta Bank

Kekayaan yang dapat berbentuk benda berwujud atau tidak berwujud. Dapat
diperoleh melalui utang dan atau modal sendiri. Berbentuk penyaluran atau
investasi dana, seperti :

Perkreditan
1.      Surat berharga
2.      Penempatan pada lembaga keuangan
3.      Aktiva tetap
4.      Aktiva lainnya
5.      Harta akan bertambah disisi debet dan berkurang disisi kredit.

Hutang Bank
Hak para kreditur atas kekayaan perusahaan, berbentuk :
1.      Dana masyarakat
2.      Dana pinjaman antar bank
3.      Dana pinjaman dari pihak ke-3 non bank
4.      Sumber dana lainnya
5.      Hutang akan bertambah disisi kredit dan berkurang disisi debet.

Modal Bank
Hak para pemiliki atas kekayaan perusahaan, berbentuk :
1.      Setoran pemegang saham
2.      Premium atau agio saham
3.      Pemupukan laba atau rugi kumulatif/laba ditahan
4.      Laba atau rugi tahun berjalan
5.      Modal akan bertambah disisi kredit dan berkurang disisi debet.


Pendapatan akan bertambahah disisi kredit dan berkurang disisi debet. Biaya akan bertambah disisi debet dan berkurang disisi kredit.

Harta, hutang dan modal merupakan rekening atau pos-pos neraca. Karena pos-pos ini senantiasa tampak dalam neraca dan merupakan pos-pos yang kumulatif dari periode ke periode selanjutnya, maka harta, hutang dan modal disebut rekening permanen (permanent / real account).

Pendapatan dan biaya merupakan rekening atau pos-pos rugi-laba. Karena pos-pos ini umurnya hanya paling lama satu periode pelaporan keuangan (lazimnya 1 tahun), dan tidak kumulatif dengan tahun selanjutnya, maka pospos ini disebut sebagai rekening yang sifatnya sementara (temporary/nominal

Manfaat Program General Ledger :
-          Meningkatkan efisiensi kerja dan meminimalisasi human error dalam proses akuntansi dimulai dari jurnal, kas masuk dan kas keluar, pembuatan laporan keuangan.
-          Menjaminan akurasi perhitungan dan melindungi  dari masalah kerusakan data, kehilangan data, dsb.
-          Program ini dibuat dengan sistem multi user yang memungkinkan pengaksesan sistem informasi oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu waktu.
-          Sistem ini dirancang untuk setiap level user diset dalam ruang lingkup pekerjaan yang berbeda berdasar sistem otorisasi, yang dibagi berdasarkan : administrator, administrator aplikasi, dan operator.
Tujuan Penggunannya
-          Mencatat transaksi jurnal.
-          Penomoran bukti jurnal yang sangat fleksibel.
-          Buku Besar dan Neraca Saldo dapat dilihat setiap saat tanpa perlu proses posting.
-          Melakukan perhitungan saldo buku besar secara akurat.
-          Sederhana dan mudah digunakan.
-          Menghasilkan financial statement (balance sheet, profit & loss statement) yang dijadikan acuan untuk mengukur kinerja perusahaan secara umum.

Dua metode dalam GL
  1. Cash Basic, yaitu metode yang dilakukan pada saat terjadi transaksi, contoh: Menabung, Pemasukan penjualan, dan lain-lain.
  2. Actual Basic, yaitu metode yang dilakukan tanpa menunggu aliran dana, contoh: Asuransi (menerima dana walaupun secara fisik dananya belum masuk)
Syarat GL
  1. Harus balance, dalam artian pemasukan dan pengeluaran seimbang
  2. Tidak ada transaksi yang berdiri sendiri, jadi akun di debit dan kredit sama-sama ada
  3. Harus ada tiga kelompok utama seperti Aktiva, Pasiva dan Modal
Pengertian Jurnal
Jurnal itu sendiri adalah suatu metode pencatatan, pembukuan dan peng-klasifikasi-an transaksi yang terjadi pada suatu saat tertentu dengan kondisi dan syarat ketentuan yang berlaku.

PENGERTIAN BUKU BESAR

Buku Besar
Untuk mencatat transaksi yang berjenis jenis macamnya diperlukan formulir-formulir atau kartu-kartu khusus. Transaksi tersebut untuk mencatat penambahan atau pengurangan, tiap jenis aktiva/harta, utang, modal, pendapatan, dan beban. Formulir-formulir tadi dapat dibuat dalam bentuk kartu atau lembaran kertas yang disebut akun atau rekening, perkiraan. Kumpulan akun yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan disebui buku besar (ledger).

Buku Besar Pembantu
Akun buku besar kadang-kadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang. Untuk mengetahui Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang secara rinci, diperlukan rekening-rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Dengan demikian ada buku besar pembantu utang, buku besar pembantu piutang dan buku besar pembantu barang dagang.

BENTUK BUKU BESAR  

Bentuk Dua Kolom (skontro) ada 2 macam :
1. Bentuk T (T account)
Merupakan bentuk yang paling sederhana, menyerupai huruf T, mempunyai dua sisi yaitu sisi debet dan sisi kredit

2. Bentuk T disempurnakan (bentuk dua kolom)
Bentuk ini merupakan penyempurnaan dari akun bentuk T, sisi debet dan sisi kredit. Bentuknya sebagai berikut :

Tgl
Keterangan
Ref
Debet
Tgl
Keterangan
Ref
Debet






























Keterangan
  • Nama (judul) akun ditulis di tengah atas.
  • Setiap akun diberi nomor kode menurut sistem penomoran yang digunakan. Sisi kiri disebut sisi debet dan sisi kanan disebut sisi kredit.
  • Kolom tanggal diisi dengan tanggal terjadinya transaksi atau tanggal pemindahbukuan (posting) Kolom referens (Ref) diisi dengan narna dan nomor halaman buku dari mana data yang bersangkutan dipindahkan. Berguna untuk memudahkan penelusuran data jika terjadi kesalahan pencatatan.
  • Kolom DEBET diisi dengan jumlah yang harus didebetkan sesuai dengan bukti transaksi. Jika pemindahbukuan dilakukan secara periodik dalarn kolom debet dicatat jumlah kolektif dari beberapa transaksi yang serupa. Demikian pula untuk kolom KREDIT.
Dalam penggunaan akun bentuk dua kolom, untuk mengetahui saldo suatu akun sisi debet dan sisi kredit masing-masing harus dijumlahkan lebih dahulu. Apabila jumlah sisi debet lebih besar daripada jumlah sisi kredit, selisihnya disebut saldo debet. Apabila jumlah sisi kredit lebih besar daripada jumlah sisi debet, selisihnya disebut saldo kredit.
Akun bentuk Stafel ada dua macam :

1. Bentuk Tiga Kolom
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
D/K
Saldo































Cara pengisian akun bentuk tiga kolom pada dasarnya tidak berbeda dengan pengisian akun bentuk dua kolom. Dalam akun bentuk tiga kolom setiap terjadi pencatatan baik di kolom debet maupun di kolom kredit, harus diikuti dengan pencatatan saldo. Dengan demikian saldo tiap akun setiap saat dapat diketahui tanpa harus menghitung lebih dulu jumlah sisi debet dan sisi kredit.

2. Bentuk Empat Kolom

Tanggal

Keterangan

Ref

Debet

Kredit
Saldo
Debet
Kredit
























Pengisian akun bentuk empat kolom tidak berbeda dengan akun tiga kolom, setiap terjadi pencatatan dalam suatu akun harus diikuti dengan pencatat saldo. Perbedaan terletak pada penampilan saldo. Dalam penggunaan akun bentuk empat kolom saldo suatu akun lebih jelas ditampilkan, artinya akan tampak apakah saldo debet atau saldo kredit. Walaupun dalam akuntansi sebenarnya saldo normal setiap akun sudah dapat dipastikan. Misalnya akun-akun aktiva dalam keadaan normal tidak mungkin bersaldo kredit.

BENTUK BUKU PEMBANTU

Bentuk buku besar pembantu sama dengan bentuk buku besar, dapat berbentuk skontro atau staffel. Pencatatan ke dalam buku besar pembantu dapat secara langsung dari transaksi, tetapi dapat didasarkan dari jurnal khusus.
Di sini hanya akan dibahas buku besar pembantu utang dan buku besar pembantu piutang.

Buku Besar Piutang

Toko ABC   No. 102.1
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
2000





Jan
5
Penjualan
Rp 2.000.000,00

Rp 2.000.000,00
Jan
15
Pelunasan

Rp 2.000.000,00
-
Jan
29
Penjualan
Rp 2.500.000,00

Rp 2.500.000,00

Toko Madura    No. 102.2
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
2000





Jan
20
Penjualan
Rp 4.000.000,00

Rp 4.000.000,00
Jan
28
Pelunasan

Rp 4.000.000,00
-







Buku Besar Utang

PT Surya     No. 201.1
Tgl
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
2000





Jan
2
Pembelian

Rp 3.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Jan
12
Pelunasan
Rp 3.000.000,00

-
Jan
27
Pembelian

Rp 4.500.000,00
Rp 4.500.000,00

Toko Karimun     No. 201.2
Tgl
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo
2000





Jan
9
Peralatan

Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00

19
Pelunasan
Rp 1.000.000,00
-
-




POSTING KE BUKU BESAR

Pencatatan ke  dalam Buku Besar (Posting)
  1. Pencatatan saldo awal dari data neraca awal (jika perusahaan sudah berdiri sebelum periode bersangkutan). Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo debet dan rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit. Pencatatan tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal rekening buku besar yang bersangkutan
  2. Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan
  3. Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan.
  4. Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar yang bersangkutan
  5. Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan
  6. Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom, carilah saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi tersebut. Pencatatan debet akan menambah saldo debet atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi saldo debet atau menambah saldo kredit
Sebagai contoh pada tanggal 1 Juli 2006 cleaning service Khrisna menerima uang tunai sebesar Rp 30.000.000,00 sebagai setoran investasi Khrisna dalam perusahaannya.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut :

Jurnal Umum
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2006




Juli
1
Kas

Rp 30.000.000,00
-


     Modal Khrisna

-
Rp 30.000.000,00

Setelah pos jurnal dipindahbukukan ke dalam buku besar, dalam jurnal dan buku besar akan tampak sebagai berikut :


PENGKODEAN KOLOM REFERENSI 

Pengkodean kolom Reff dalam Buku Besar diambilkan dari Buku Jurnal pada saat transaksi dipindahkan ke Buku Besar, atau dengan kata lain bahwa pemberian kode di buku besar dilakukan saat posting dilakukan. Misalnya dalam kolom referensi (Ref) Buku Jurnal ditulis nomor 111 dan 311. Artinya data yang bersangkutan sudah dipindahkan ke dalam buku besar akun nomor 111 dan 311. Dalam buku besar akun yang di debit (Kas) dalam kolom referens ditulis JU-1 artinya data yang bersangkutan diposting dari Jurnal Umum halaman. Demikian pula untuk akun yang di kredit (Modal Khrisna).

PENYUSUNAN DAFTAR SALDO AKHIR

Penyusunan Daftar Saldo Akhir dalam Buku Besar dan Buku Pembantu

Neraca Saldo
Untuk mengetahui keseimbangan jumlah debet dan kredit rekening-rekening buku besar, perlu dibuat suatu daftar yang memuat nama-nama rekening buku besar beserta saldo masing-masing. Daftar semacam itu dinamakan neraca saldo. Sumber pencatatan neraca saldo diambil dari saldo-saldo rekening buku besar. Jika perusahaan menggunakan rekening bentuk stafel (tiga atau empat kolom), penyusunan neraca saldo tinggal mencatat saldo terakhir dari masing-masing rekening.

Jika perusahaan menggunakan rekening bentuk skontro (T account atau bentuk T yang disempurnakan), lebih dulu harus dihitung saldo dari masing-masing rekening dengan jalan menjumlahkan sisi debet dan kredit, kemudian tinggal dicari selisihnya. Jumlah dari saldo tersebut ditulis dengan pensil, maka proses penghitungan saldo ini disebut dengan pencil footing. Jumlah debet lebih besar dari jumlah kredit menghasilkan saldo debet dan ditulis di neraca saldo di sisi debet demikian juga sebaliknya.
Contoh:
Penjahit Sukses
Neraca Saldo
Pre 31 Desember 2006

No
Nama Akun
Debet
Kredit
101
Kas
Rp   8.350.000,00

102
Piutang Usaha
Rp   2.000.000,00

103
Sewa Dibayar Di Muka
Rp   1.500.000,00

104
Bahan Habis Pakai
Rp      700.000,00

151
Peralatan Jahit
Rp     2.00.000,00

201
Utang Usaha

Rp      500.000,00
301
Modal M. Yasin

Rp 10.000.000,00
302
Prive Yasin
Rp   1.100.000,00

401
Pendapatan Jahitan

Rp   7.700.000,00
402
Pendapatan Obras

Rp      250.000,00
501
Beban Gaji
Rp   2.100.000,00

502
Beban Iklan
Rp      400.000,00

503
Beban Listrik dan Telepon
Rp      200.000,00



Rp 18.450.000,00
Rp 18.450.000,00

Daftar Saldo
Untuk mengetahui apakah saldo buku besar umum (ledger) sama dengan saldo buku besar pembantu (subsidiary legger), baik untuk utang maupun piutang, maka dari buku besar pembantu utang dan buku besar piutang dibuatlah daftar saldo utang dan daftyar saldo piutang.

Contoh: Daftar Saldo Piutang
No
Nama Debitur
Debet
Kredit
Saldo
102.1
Toko ABC
Rp 4.500.000,00
Rp 2.000.000,00
Rp 2.500.000,00
102.2
Toko Madura
Rp 4.000.000,00
Rp 4.000.000,00
-


Rp 8.500.000,00
Rp 6.000.000,00
Rp 2.500.000,00

Contoh Daftar Saldo Utang
No
Nama Debitur
Debet
Kredit
Saldo
201.1
PT Surya
Rp 3.000.000,00
Rp 7.500.000,00
Rp 4.500.000,00
201.2
Toko Karimun
Rp 1.000.000,00
Rp 1.000.000,00
-


Rp 4.000.000,00
Rp 8.500.000,00
Rp4.500.000,00



Offset Department

Offset Department adalah suatu media yang digunakan untuk melihat transaksi yang terjadi pada General Ledger dimana transaksi tersebut melibatkan dua atau lebih department.
Ada sembilan kode umum pada Offset Department
  1. OD Personalia, contoh: Prive, gaji dan membeli barang untuk kebutuhan pribadi
  2. OD Umum, contoh: Tanah, bangunan dan kendaraan
  3. OD Giro, contoh: Dengan ketentuan bisa diambil kapan saja memakai check atau bilyet giro
  4. OD Deposito, contoh: Penarikan dengan jangka waktu tertentu
  5. OD Tabungan, contoh: Dengan ketentuantidak bisa diambil memakai check atau bilyet giro
  6. OD Loan, contoh: Pinjaman yang diberikan atau di terima
  7. OD CIS, contoh: Kas
  8. OD Sundries, contoh: Kliring yaitu pertukaran transaksi (warkat) antar bank yang sama-sama melakukan proses kliring = Pencairan check BCA di bank DKI atau Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) atau Surat Berharga Pasar Modal (SBPM)
  9. OD Transfer, contoh Rekening Antar Kantor (RAK) ataupun antar cabang
Buku besar (ledger) adalah sebuah buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan (accounts). Akun (rekening) tersebut digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Dengan demikian, akun merupakan kumpulan informasi dalam sebuah sistem akuntansi. Misalnya, kas dicatat dalam akun kas, piutang dicatat dalam akun piutang, tanah dicatat dalam akun tanah, dan sebagainya untuk akunakun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva. Kelompok akun kewajiban akan dijumpai akun hutang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain sesuai dengan jenis kewajiban tersebut. Demikian pula, modal dicatat dalam akun ekuitas.
            Buku Besar terbagi menjadi Buku Besar Umum (general Ledger) dan Buku Besar Pembantu (Subsidiary Ledger). Sistem Buku Besar Umum menampilkan proses transaksi untuk Buku Besar Umum dan Siklus Pelaporan Keuangan. Sistem Buku Besar Umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu untuk:





1.      mencatat semua transaksi akuntansi secara akurat dan benar.
2.      memposting transaksi-transaksi ke akun yang tepat.
3.      menjaga keseimbangan debet dan kredit pada akun.
4.      mengakomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
5.      menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya dan tepat waktu untuk setiap periode akuntansi.
 Adapun fungsi dari Sistem Buku Besar Umum adalah:






1.       Mengumpulkan data transaksi.
2.       Mengklasifikasikan dan mengkodekan data transaksi dan akun.
3.       Memvalidasikan transaksi yang terkumpul.
4.       Meng-update-kan akun Buku Besar Umum dan File transaksi.
5.       Mencatatkan penyesuaian terhadap akun.
6.       Mempersiapkan laporan keuangan.
Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian akun tertentu yang ada di Buku Besar Umum. Akun Buku Besar Umum yang rinciannya dicatat dalam Buku Besar Pembantu disebut Akun Pengawas (Controlling Account). Sedangkan akun-akun yang merinci akun pengawas disebut Akun Pembantu (Subsidiary Account). Dua buku besar pembantu yang umum adalah Buku Pembantu Kewajiban (Hutang) dan Buku Pembantu Piutang. Untuk entitas sektor publik, setiap akun bisa atau perlu dibuat buku besar pembantu karena mengingat luasnya akun-akun dalam setiap entitas. Untuk selanjutnya, buku besar umum sering disingkat menjadi buku besar dan buku besar pembantu yang disingkat dengan nama buku pembantu.
Pengunaan buku besar pembantu mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
  1. Memudahkan penyusunan laporan keuangan, karena buku besar umum terdiri dari akun-akun yang jumlahnya lebih sedikit. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.
  2. Ketelitian dalam pembukuan dapat diuji dengan membanding-kan saldo dalam akun buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu.
  3. Dapat diadakan pembagian tugas dalam pengrjaan akuntansi.
  4. Memungkinkan pumbukuan harian dari bukti-bukti pendukung transaksi kedalam buku pembantu.
  5. Bisa segera diketahui jumlah macam-macam elemen.
       Suatu instansi sektor publik memiliki kewajiban (hutang) kepada beberapa kreditor. Mekanisme monitoring hutang kepada masing-masing kreditor dilakukan melalui akun pengawas hutang di buku besar umum. Akun ini digunakan untuk mencatat total kewajiban instansi kepada seluruh kreditor. Di samping itu, satu akun hutang secara terpisah disediakan kepada masing-masing kreditor itu dibuku besar pemantu. Akun-akun yang merupakan rincian dari akun pengawas hutang itu disebut akun pembantu hutang. Akun pengawas, sesuai dengan namanya, mengawasi jumlah keseluruhan hutang yang ada di akun pembantu. Saldo akun pengawas hutang harus sama dengan penjumlahan saldo-saldo akun pembantu hutang. Posting ke akun pengawas  dilakukan cukup sekali dalam satu periode tertentu (mingguan atau bulanan), sedangkan posting ke akun-akun pembantu dilakukan secara harian. Untuk entitas lain, Prosedur yang sama bisa dilakukan.
                                             NAMA AKUN                         
                                                                                                No. Akun
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah
Tanggal
Keterangan
Ref
Jumlah









NAMA AKUN
SISI KIRI ATAU DEBET
SISI KANAN ATAU KREDIT
             Dalam persamaan dasar akuntansi, ada tiga kelompok akun yang dijumpai, masing-masing adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Pos pendapatan dan pos biaya dicatat dalam akun-akun tersendiri, yaitu akun pendapatan dan akun biaya. Masing-masing jenis akun yang tergabung dalam kelompok akun bersangkutan disediakan akun tersendiri.
            Aturan debet-kredit digunakan dalam pencatatan transaksi. Aturan ini digunakan untuk mencatat perubahan aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan biaya dalam akun yang bersangkutan. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN BIAYA
Atau
AKTIVA + BIAYA = KEWAJIBAN + EKUITAS + PENDAPATAN
             Semua akun yang berada di ruas kiri (aktiva dan biaya) jika bertambah dicatat di sebelah kiri atau debet, dan jika berkurang dicatat di sebelah kanan atau kredit. Sedangkan untuk semua akun yang berada di ruas kanan (kewajiban, ekuitas, dan pendapatan) jika bertambah dicatat di sebelah kanan atau kredit, dan jika berkurang dicatat di sebelah kiri atau debet. Itulah aturan debet dan kredit.
Aturan Debit Kredit
             Berdasarkan aturan ini, secara normal akun-akun aktiva dan biaya selalu bersaldo debet, karena penambahan atau kenaikan aktiva dan biaya diharapkan akan lebih besar daripada penurunannya. Akun-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan secara normal selalu bersaldo kredit, karena kenaikan atau penambahan kewajiban, ekuitas, dan pendapatan diharapkan lebih besar daripada penurunannya.
            Dengan menaati aturan debet dan kredit ini, jumlah saldo debet di akun-akun aktiva dan biaya akan selalu sama dengan jumlah saldo kredit ekening-akun kewajiban, ekuitas, dan pendapatan. Proses keseimbangan yang diciptakan  oleh aturan debet-kredit ini biasa disebut dengan sistem tata buku berpasangan atau Double Entry Sistem. Setiap transaksi akan dicatat paling tidak pada dua akun. Kalau satu akun didebet, maka akun lainnya dikredit. Adapun buku besar yang diperlukan untuk masing-masing akun adalah sebagai berikut:
AKTIVA
Debet
Kredit
Aktiva Lancar
   Kas dan Setara Kas
   Piutang
   Persediaan
   Pembayaran di Muka
   Investasi (surat berharga)
   Aktiva Lancar Lainnya
 
Aktiva Tidak Lancar
   Piutang
   Investasi (barang)
   Aktiva Keuangan Lainnya
   Infrastruktur, Pabrik dan
   Peralatan
   Tanah dan Bangunan
   Aset Tidak Berujud
 
Aktiva Bukan Keuangan Lainnya
Aktiva Tidak Lancar Lainnya

KEWAJIBAN
Debet
Kredit

Kewajiban Lancar
    Hutang
    Pinjaman Jangka Pendek
    Bagian Lancar dari Pinjaman
    Provisions (Cadangan)
    Tunjangan Pegawai
    Dana Pensiun
    Kewajiban Lancar Lainnya
 
Kewajiban Tidak Lancar
    Hutang
    Pinjaman
    Provisions (Cadangan)
    Tunjangan Pegawai
    Dana Pensiun
    Kewajiban Tidak Lancar Lainnya
EKUITAS
Debet
Kredit
Kepentingan Minoritas
Modal yang ditempatkan
Cadangan
Akumulasi Surplus/(defisit)
PENDAPATAN
Debet
Kredit

Penerimaan Operasi
    Pajak (Tax Revenue)
    Fee, Denda, Biaya Hukuman,
    & Perijinan
    Penerimaan dari Transaksi
    Pertukaran
    Transfer dari Entitas
    Pemerintah Lainnya
    Penerimaan Operasi Lainnya
 
Penerimaan non Operasi
    Laba Penjualan Properti,
    Bangunan
    dan peralatan
    Penerimaan Modal
    Penerimaan Luar Negeri
BIAYA
Debet
Kredit
Biaya Operasional
  Upah, Gaji dan Tunjangan    
  Pegawai
  Bantuan dan Pembayaran  
  Transfer Lainnya
  Perlengkapan dan Barang  
  Habis Pakai
  Biaya Penyusuran dan
  Amortisasi
  Biaya Operasi Lainnya
 
Biaya non Operasi
   Biaya keuangan (Finance
   Costs)
   Pembiayaan Dalam Negeri
   Pembiayaan Luar Negeri
   Pengeluaran Modal

             Buku Besar Pembantu yang diperlukan untuk masing-masing akun pada akun-akun yang ada adalah sebagai berikut :
Aset / Aktiva
A.     Aset Lancar
1. Kas dan Setara Kas
    Buku pembantu kas tidak perlu dibuat
2. Piutang
   Buku Pembantu Piutang dibuat berdasarkan nama debitor. Misalnya, aset negara   dijual kepada publik secara kredit. Buku pembantu perlu dibuat berdasarkan nama-nama debitor (pembeli), berdasarkan jenis barang yang dijual, atau berdasarkan range besarnya piutang, atau bisa juga berdasarkan wilayah tinggal debitor.
3. Persediaan
  Buku Pembantu Persediaan dibuat berdasarkan jenis barang seperti bentuk, fungsi, merek, dan sebagaimya, atau berdasar sifat penyusunnya.
4. Pembayaran di Muka
  Buku Pembantu Pembayaran Di Muka dibuat berdasarkan jenis pembayaran yang dilakukan, misalnya yang dibayar di muka ada premi asuransi, pembayaran sewa tempat, dan lain-lain.
5. Investasi (surat berharga)
  Buku Pembantu Investasi Lancar dibuat berdasarkan jenis investasi yang dimiliki, perusahaan/pihak di mana entitas berinvestasi, atau berdasar pada masa jatuh tempo investasi.
 B.  Aktiva Tidak Lancar (buku besar pembantunya dibuat sama  dengan aturan diatas)
  1. Piutang
  2. Investasi (barang)
  3. Aset keuangan lainnya
  4. Infrastruktur, Pabrik, dan Peralatan
  5. Tanah dan Bangunan
  6. Aktiva Tidak Berujud
  7. Aktiva Bukan Keuangan Lainnya
  8. Aktiva Tidak Lancar Lainnya
 A. Kewajiban Lancar
  1. Hutang
Buku besar pembantu dibuat berdasarkan nama kreditor atau pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya hutang, begitu juga dengan nomor 2-4.
  1. Pinjaman Jangka Pendek
  2. Bagian Lancar dari Pinjaman
  3. Provisions (Cadangan)
  4. Tunjangan Pegawai
Buku besar pembantu dibuat berdasarkan kategori yang sudah ditentukan seperti: golongan pegawai (status jabatan) dan lain-lain.
  1. Dana Pensiun
  2. Kewajiban Lancar Lainnya
 B. Kewajiban Tidak Lancar
  1. Hutang
  2. Pinjaman
  3. Provisions (Cadangan)
  4. Tunjangan Pegawai
  5. Dana Pensiun
  6. Kewajiban Tidak Lancar
Ekuitas
  1. Modal yang ditempatkan
  2. Cadangan
  3. Akumulasi Surplus/(defisit)
  4. Kepentingan Minoritas
Penerimaan
 Buku besar pembantu untuk pendapatan dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menyebabkan timbulnya pendapatan, sekaligus jenis pendapatan tersebut seperti yang ada di bawah ini:

A. PENERIMAAN OPERASI

B. PENERIMAAN NON OPERASI

1. Pajak (Tax Revenue)
        
PPh
         PPN
         Cukai
         PBB
         BPHTB
         Pajak lainnya
         Bea Masuk
         Pajak Ekspor
         Pajak Daerah
         Pajak Kendaraan Bermotor
        
Pajak Hiburan
                 Pajak Hotel dan Restoran
         Pajak Reklame
         Pajak Penerangan Jalan
                 Pajak Daerah Lainnya
2.   Fee., Denda, Biaya
      Hukuman, dan Lisensi
3.   Penerimaan dari Transaksi
      Pertukaran
4.  
Transfer dari Entitas
      Pemerintah Lainnya
   
   Laba dari BUMN
     
     
Transfer dari Entitas
      Pemerintah Lainnya di
      Daerah
               Laba dari BUMD
               Pendapatan dinas-
               dinas 
       Bagian Bagi Hasil Pajak/
       Non Pajak
5.  Penerimaan Operasi Lainnya
     Penerimaan Bukan Pajak
     Penerimaan Operasi Lainnya  
     di Daerah
     Retribusi Daerah
     Sumbangan dan Bantuan
     Penerimaan Bukan Pajak 
     lainnya
     Dana Alokasi Umum (Dana    
     Pengeluaran Rutin)
1. Laba Penjualan Properti, Bangunan dan Peralatan
2. Penerimaan Modal
      Penerimaan Privatisasi
      Aset Recovery
      Penerimaan Modal di
      Daerah
            Dana Alokasi
            Khusus
            Pinjaman Daerah
            Sumbangan dan
            Bantuan
3. Penerimaan Luar Negeri
Biaya
 Buku besar pembantu untuk biaya dibuat berdasarkan pihak-pihak yang menimbulkan adanya biaya sekaligus berkaitan dengan jenis-jenis biaya seperti yang disebutkan dibawah ini.
A.
BIAYA OPERASI
B.
BIAYA NON OPERASI
1.
2.

3.
4.
 
Upah, Gaji dan Tunjangan Pegawai
Bantuan dan Pembayaran Transfer Lainnya
Perlengkapan dan Barang Habis Pakai
Biaya Penyusutan dan Amortisasi
Biaya Operasi Lainnya
     Cicilan Bunga Utang
     Subsidi
1.
2.
3.
4.


Biaya Keuangan (Finance Cost)
Pembiayaan Dalam Negeri
Pembiayaan Luar Negeri
Pengeluaran Modal
 

             Pada umumnya, Pembuatan Buku Pembantu adalah untuk pengendalian akuntansi yang banyak elemennya, seperti Hutang, Piutang, dan Persediaan.

No comments: