silahkan klik link ini :
http://adf.ly/bNtQL
untuk download pengertian penalaran
http://adf.ly/bNtQL
untuk download pengertian penalaran
.
Menulis Sebagai Proses Penalaran
Menulis
merupakan proses bernalar. Untuk menulis suatu topik kita harus
berfikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya.
1.1. Berfikir dan Bernalar
Selama kita sadar
maka kita selalu berfikir. Pada waktu kita berfikir, dalam benak kita timbul
serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata. Kegiatan ini dapat tidak terkendali, terjadi
dengan sendirinya, tanpa kesadaran penuh,
misalnya saat kita melamun.
Kegiatan
berfikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan
bertujuan untuk sampai kepada kesimpulan
atau disebut dengan bernalar.
Proses penalaran/bernalar merupakan
proses berfikir yang sistematis untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.
Penalaran merupakan suatu corak atau cara
seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya
orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain
Kegiatan penalaran dapat bersifat
ilmiah dan non ilmiah.
Dari
prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.
1.2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat khusus.
1.3. Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta
yang bersifat umum.
.
Penalaran dalam karangan
Dalam praktiknya proses induktif dan
deduktif ini diwujudkan dalam satuan-satuan tulisan yang merupakan paragraf. Pada paragraf deduktif kalimat
utamanya terdapat pada awal kalimat, sedangkan pargraf induktif pada akhir
kalimat.
Proses induktif dan deduktif juga
diterapkan dalam mengembangkan seluruh karangan. Karya ilmiah merupakan sintesis antara proses induktif
dan deduktif. Yang diuraikan diatas
adalah arah atau alur penalaran dan bagaimana perwujudannya di dalam tulisan
atau karangan.
2.1. Urutan Logis
Suatu karangan harus merupakan suatu
kesatuan, sehingga harus dikembangkan dalam urutan yang sistematis, jelas, dan
tegas. Urutan dapat disusun berdasarkan waktu, ruang, alur nalar, kepentingan
dan sebagainya.
2.1.1 Urutan Waktu (kronologis)
Perhatikan paragraf berikut :
Dahulu
sebelum cara immunisasi ditemukan selama puluhan abad, puluhan ribu penduduk
dunia mati akibat berbagai penyakit. Di Inggris saja sebelum ditemukan vaksin
cacar, kurang lebih 80.000 ribu orang mati karena penyakit itu. Penemuan vaksin
sejak abad ke-18 sangat memperkecil angka kematian tersebut.
Tulisan di atas dikembangkan secara
kronologis, artinya berdasarkan urutan waktu. Perhatikan kata-kata yang
menunjukkan hubungan kronologis tersebut. Urutan kronologis di dalam tulisan
secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata atau ungkapan-ungkapan seperti :
dewasa ini, sekarang, bila, sebelum, sementara, selanjutnya dan sebagainya.
Pengembangan
tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan
sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).
2.1.2 Urutan Ruang (Spasial)
Urutan
ini dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang.
Contoh
:
Jika
anda memasuki pekarangan bangunan kuno itu, setelah anda melalui pintu
gerbang kayu penuh ukiran indah, Anda akan berada pada jalan berlantai
batu hitam yang membelah suatu lapangan rumput yang dihiasi petak bunga-bungaan
dan pohon-pohonan peneduh. Di kiri kanan jalan itu agak ke tengah
terdapat lumbung padi, puncaknya berbentuk seperti tanduk dan beratap ijuk.
Ungkapan yang tercetak miring adalah menyatakan urutan ruang.
2.1.3 Urutan Alur Penalaran
Berdasarkan alur
penalarannya, suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus
dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan
paragraf
deduktif dan induktif.
Urutan umum – khusus banyak
dipergunakan dalam karya ilmiah. Tulisan yang paragraf-paragrafnya dikembangkan dalam
urutan ini secara menyeluruh lebih mudah dipahami isinya. Dengan membaca
kalimat-kalimat pertama pada paragraf, maka pembaca dapat mengetahui garis besar isi
seluruh karangan.
Contoh :
Semua mahasiswa selalu memperingati HUT Proklamasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia setiap tanggal 17 Agustus sebagai wujud dari nasionalisme.
Beberapa hal yang bisa mereka tunjukkan adalah dengan mengadakan berbagai acara
seperti lomba pidato, mengarang, debat dll.
2.1.4 Urutan Kepentingan
Suatu
karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang
dikemukakan. Dalam hal ini arah pembicaraan ialah dari yang paling penting
sampai kepada yang paling tidak penting atau sebaliknya.
3.
Isi Karangan
Isi
karangan menyajikan fakta yang berupa
benda, kejadian, gejala, sifat ramalan, dan sebagiannya. Karya ilmiah membahas
fakta meskipun untuk pembahasan ini diperlukan teori atau pendapat. Dalam
bagian ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan fakta, yaitu
generalisasi dan spesifikasi, klasifikasi, perbandingan dan pertentangan,
hubungan sebab akibat, analogi, dan ramalan.
3.1.1 Generalisasi dan Spesifikasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diamati Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu
ditunjang atau
dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh- contoh, data statistik dan
sebagainya.
Contoh Paragraf Generalisasi :
Untuk menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah
sarjana. Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki
Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya, minimal 2,75. Calon karyawan juga
harus menguasai salah satu bahasa asing, Inggris atau Mandarin. Jika semua
persyaratan administratif sudah terpenuhi, mereka harus lulus serangkaian tes
yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi, memang tidak mudah
untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital Modern
3.1.2 Analogi
Penalaran analogi dilakukan dengan cara
membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi
persamaan Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan :
Sebab - akibat atau akibat - sebab.
Contoh paragraf
analogi :
Orang yang memiliki ilmu pengetahuan
luas dan berpendidikan tinggi seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi
yang mulai berisi akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk
tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan tinggi. Semakin
ia berwawasan, semakin ia merendahkan
hatinya seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.
3.1.3 Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab- akibat atau
akibat-sebab
Contoh paragraf kausalitas
(sebab-akibat)
Penduduk dari daerah banyak yang hijrah
ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi oleh
gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja.
Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh
pendatang Lalu lintas Jakarta makin lama makin padat. Kebijakan pemerintah tentang MRT belum bisa
terlaksana, sedangkan pertumbuhan mobil
semakin tidak terkendali.
No comments:
Post a Comment