Silahkan klik link ini :
http://adf.ly/g2WFE
untuk file microsoft word
http://adf.ly/g2WFE
untuk file microsoft word
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan manusia semakin
kompleks dan semakin beragam, dimana kebutuhannya tersebut tergantung pada era
pembangunan yang senantiasa berkembang demi tercapainya masyarakat adil dan
makmur. Didorong oleh kebutuhan manusia yang semakin kompleks tersebut dan
keinginan untuk memperoleh kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, maka manusia
senantiasa berfikir untuk terus mengembangkan teknologi yang telah ada guna
menemukan teknologi baru yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Sejalan dengan itu bangsa Indonesia
telah mampu menerapkan disiplin ilmu keteknikan dalam berbagai bidang teknologi
demi menunjang keberhasilan industrialisasi. Bidang industri sebagai salah satu
sasaran pembangunan jangka panjang meliputi beberapa sektor pembangunan yang
luas, diantaranya adalah bidang konstruksi, perencanaan dan elemen mesin,
perencanaan pesawat pengangkat, struktur rangka dari crane, konstruksi jembatan
dan sebagainya.
Salah satu persoalan yang sangat penting
diperhatikan dalam perencanaan-perencanaan tersebut adalah perhitungan getaran pada gerak bolak balik disekitar kesetimbangan, dimana suatu
benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda
tersebut getaran juga terbagi menjadi dua yaitu getaran bebas dan getaran
paksa. Getaran dapat dipahami dengan mempelajari model sederhana
masa-pegas-peredam-kejut. Contohnya seperti zaman sekarang yang banyak sering dipakai
dikendaraan mobil dan motor yaitu pegas.
Perhitungan getaran juga sangat
penting dan identik. Dan kita juga dapat mempelajari ilmu basic dari sistem uji
getaran maka akan dengan mudah kita mengaplikasikan perhitungan tersebut ketika
ditemukan dilapangan.
1.2
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dalah :
a.
Menentukan serta mengetahui besarnya defleksi yang terjadi pada suatu batang
segi empat dengan variasi tumpuan.
b.
Membandingkan hasil defleksi secara teoritis dengan eksperimental.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian adalah diharapkan dapat memberikan gambaran bagi seorang desainer
dalam penggunaan material berbentuk segiempat yang sesuai untuk merencanakan
suatu konstruksi mesin.
BAB II
LANDASAR TEORI
2.1 Dasar Teori
Getaran
Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala
melalui suatu titik keseimbangan. Pada umumnya setiap benda dapat melakukan
getaran. Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak bolik
secara berkala melalui titik keseimbangan.
Getaran adalah gerak bolak – balik di sekitar titik setimbang;
2 = titik setimbang ; 1 dan 3 = titik terjauh (Amplitudo);
Ø Beberapa Contoh Getaran
Beberapa
contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari antara lain
:
- sinar gitar yang dipetik
- bandul
jam dinding yang sedang bergoyang
- ayunan
anak-anak yang sedang dimainkan
- mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung lain
diberi simpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya.
- Pegas
yang diberi beban.
Ø Periode dan Frekuensi Getaran
Perhatikan
gambar berikut ini!
- titik A merupakan titik keseimbangan
- simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk kan dengan jarak AB = AC ) disebut amplitudo getaran
- jarak tempuh B – A – C – A – B disebut satu getaran penuh
v Amplitudo
Dalam gambar
2 telah disebutkan bahwa amplitudo adalah simpangan terbesar dihitung dari
kedudukan seimbang. Amplitudo diberi simbol A, dengan satuan meter.
v Periode Getaran
Periode
getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan diberi simbol T.
Untuk gambar ayunan di atas, jika waktu yang diperlukan oleh bandul untuk
bergerak dari B ke A, ke C, ke A, dan kembali ke B adalah 0,2 detik, maka
periode getaran bandul tersebut 0,2 detik atau T = 0,2 detik = 0,2 s
Periode suatu getaran tidak tergantung pada amplitudo getaran.
v Frekuensi Getaran
Frekuensi
getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh sistem dalam satu detik,
diberi simbol f. Untuk sistem ayunan bandul di atas, jika dalam waktu
yang diperlukan oleh bandul untuk bergerak dari B ke A, A ke C, C ke A, dan
kembali ke B sama dengan 0,2 detik, maka :
- dalam
waktu 0,2 detik bandul menjalani satu getaran penuh
- dalam
waktu 1 detik bandul menjalani 5 kali getaran penuh
Dikatakan
bahwa frekuensi getaran sistem bandul tersebut adalah 5 getaran/detik atau f
= 5 Hz.
v Hubungan antara Periode dan
Frekuensi Getaran
Dari
definisi periode dan frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :
Keterangan :
T = periode,
satuannya detik atau sekon
f = frekuensi
getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau H
2.2 Rumus
dan Persamaan Yang digunakan
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada
posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh
dengan titik tengah) yang sama.
Getaran dibagi mennjadi 2 yaitu :
Ø Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai
dengan gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti
ini adalah memukul garpu tala dan membiarkannya bergetar, atau
bandul yang ditarik dari keadaan setimbang lalu dilepaskan.
Ø Getaran paksa terjadi bila gaya bolak-balik atau
gerakan diterapkan pada sistem mekanis. Contohnya adalah getaran gedung pada
saat gempa bumi.
Analisis getaran
Dasar analisis getaran dapat
dipahami dengan mempelajari model sederhana massa-pegas-peredam
kejut. Struktur rumit seperti badan mobil dapat dimodelkan
sebagai "jumlahan" model massa-pegas-peredam kejut tersebut. Model
ini adalah contoh osilator
harmonik sederhana.
v Getaran bebas tanpa peredam
Model massa-pegas
sederhanal
Pada model yang paling
sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang
memengaruhi massa (getaran bebas).
Dalam keadaan ini gaya yang
berlaku pada pegas Fs sebanding dengan panjang peregangan x,
sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan
secara matematis:
dengan k adalah
tetapan pegas.
Gerakan harmonik sederhana
sistem benda-pegas
Bila kita menganggap bahwa
kita memulai getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian
melepaskannya, solusi persamaan di atas yang memerikan gerakan massa adalah:
Solusi ini menyatakan bahwa
massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana
yang memiliki amplitudo A dan frekuensi fn.
Bilangan fn adalah salah satu besaran yang terpenting dalam
analisis getaran, dan dinamakan frekuensi alami takredam. Untuk sistem
massa-pegas sederhana, fn didefinisikan sebagai:
Catatan: frekuensi sudut () dengan
satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam persamaan karena
menyederhanakan persamaan, namun besaran ini biasanya diubah ke dalam frekuensi
"standar" (satuan Hz)
ketika menyatakan frekuensi sistem.
Bila massa dan kekakuan
(tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan
menggunakan rumus di atas.
v Getaran bebas dengan redaman
Bila peredaman
diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang
disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida
benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)
Dengan menjumlahkan semua
gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan persamaan
Solusi persamaan ini
tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan
bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini disebut kurang redam,
dan merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi.
Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi
berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila peredaman
ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan lewat redam.
Nilai koefisien redaman yang
diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegas-peredam
adalah:
Untuk mengkarakterisasi
jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman.
Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman sebenarnya terhadap jumlah
peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk
nisbah redaman () adalah
Sebagai contoh struktur
logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan suspensi
otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3.
Solusi sistem kurang redam
pada model massa-pegas-peredam adalah
Dari solusi tersebut perlu
diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor
eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah
redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus melambangkan
osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam.
Frekuensi dalam hal ini
disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan
terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.
Frekuensi alamiah teredam
lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun untuk banyak kasus
praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan tersebut dapat
diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak
disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.
BAB III
PRAKTIKUM
3.1 Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan
pada praktikum pengujian getaran
kali ini metode yang digunakan adalah menguji getaran dari tumpuan yang
diletakan diatas kemudian dipasang pegas dan diberikan beban sebelum diberikan
beban pegas digantung mempunyai panjang 7,5 cm dan setelah itu digantung dengan
masa panjang pegas menjadi 14 cm. Dan berikut adalah peralatan dan bahan yang
digunakan dalam praktikum pengujian getaran ini.
getaran bebas tak teredam ini dilakukan pada pegas menjadi 2 macam:
1. pegas yang digantung sebelum diberi beban 7,5cm
2. pegas yang digantung setelah diberi beban dengan massa 1kg menjadi 14cm
|
|
Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk pengujian
getaran ini adalah :
1. Satu set alat tumpuan untuk menahan dan mengukur pegas
yang akan digantung
2. Pegas yang akan diukur
3. Mistar sebagai pengukur jarak
4. Pembeban dengan berat 1kg yang telah ditentukan
nilainya
3.2 Prosedur
Praktikum
Pada percobaan kali ini, dilakukan
beberapa tingkat pembebanan yaitu dengan melakukan setting pembebanan pada
jarak tertentu untuk mendapatkan getaran . prosedur untuk melakukan percobaan
ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat tumpu untuk melakuakan pengujian getaran
pada pegas
2. Letakan pegas pada alat tumpu yang sudah dipersiapkan
3. Persiapakan mistar atau penggaris untuk melakukan
penghitungan pada
Lakukan
pengujian pad
No comments:
Post a Comment