I. Pengertian
Biaya Standar
adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu.
II. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Biaya Bahan Baku
Standar, terdiri atas :
1. Masukan fisik yang diperlukan untuk
memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama
kuantitas standar.
2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau
disebut pula harga standar.
Kuantitas Standar
Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan teknis.
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
c) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik.
Harga yang
dipakai sebagai harga standar dapat berupa
:
1. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa
yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu 1 tahun.
2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan
standar.
3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga
normal dalam jangka panjang.
III. Biaya Tenaga Kerja
Standar
Jam Tenaga Kerja
Standar dapat ditentukan dengan cara :
1. Mnghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi
dalam suatu pekerjaan dari Kartu Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.
2. Membuat test-run operasi produksi dibawah
keadaan normal yang diharapkan.
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari
berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan.
4.
Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan
operasi produksi dan produk
IV.
Biaya Overhead Pabrik Standar
Tarif Overhead
Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Untuk pengendalian BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran
fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar menggabungkan biaya tetap
dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan
tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif
ini semua BOP diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan
faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai
biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.
V. Analisis
Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar
Penyimpangan
biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dianalisis, dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya selisih
yang merugikan.
VI. Analisis Selisih Biaya
Produksi Langsung
Ada 3 model analisis selisih
biaya produksi langsung :
1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)
Dalam model ini,
selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah kedalam
selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang
merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.
Hasil perhitungan
selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi). Analisis selisih dalam model ini dapat
digambarkan dengan rumus berikut ini :
|
St =
Total Selisih
Hst =
Harga Standar
Kst =
Kuantitas Standar
HS =
Harga Sesungguhnya
KS =
Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)
Selisih antara
biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam selisih, yaitu
selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan
selisih dapat dinyatakan sebagai berikut
:
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan Selisih Kuantitas
|
|
Diketahui :
SH =
Selisih Harga SK = Selisih Kuantitas
Hst =
Harga Standar Kst =
Kuantitas Standar
HS =
Harga Sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)
Selisih antara
biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih berikut
ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas.
Hubungan harga
dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan berikut ini :
a) Harga dan Kuantitas Standar masing-masing
lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan selisih harga dan
kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas Standar masing-masing ”
Lebih Rendah ” dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini
:
|
|
|
Perhitungan
Selisih Gabungan
yang merupakan Selisih Harga /
Kuantitas
Rumus perhitungan selisih harga dan
kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas Standar masing-masing ”
Lebih Tinggi ” dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini
:
|
|
|
Perhitungan
Selisih Gabungan
yang merupakan Selisih Harga /
Kuantitas
b) Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya
Kuantitas Standar ” Lebih Tinggi “
dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan
yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi. Dengan demikian
perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini dengan model
3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
|
|
Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol
c) Harga Standar “ Lebih Tinggi “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya
Kuantitas Standar ” Lebih Rendah “
dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan
tidak akan terjadi. Perhitungan selisih dengan model 3 selisih dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
|
|
Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol
CONTOH SOAL
PT.
CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000 unit. Bahan
baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan
dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk,
ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg / unit dengan standar
harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja
langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam . Namun
kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- / kg
dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp.
2.500, / jam.
Diminta Carilah
:
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan mengabaikan
pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = (
Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 2.100 – Rp.
2.150 ) x 750.000
= Rp. 37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [ Kuantitas Ssg –
Kuantitas Std yang ditetapkan ] x Harga Std
= [ 700.000
– ( 6 x 120.000 ) ]
x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam
kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
=
[ 365.000 – ( 3 x
120.000 ) ] x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )
4. Selisih Tarif
Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif
upah Std ] x Jam kerja Ssg
=
[ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
=
Rp. 36.500.000,- ( Rugi )
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar :
Gaji dan upah (
2.500 x 365.000) Rp. 912.500.000,- —
Berbagai perkiraan hutang — Rp.
912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah
serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,- —
Selisih efisiensi TK langsung Rp.
12.000.000,- —
Selisih tarif TL
langsung Rp. 36.500.000,- —
Gaji dan upah — Rp.
912.500.000,-
SOAL-SOAL
PRAKTIKUM
KASUS 1
PT.
SINAR
REMBULAN dalam mengolah produknya
menggunakan 2 macam bahan baku untuk produk A.
Berikut data-data mengenai bahan baku
X dan Y untuk tahun 1996.
Data-data Harga Standar (STD) dan Harga
Sesungguhnya (SSG) :
Bulan
|
Bahan X
|
Bahan Y
|
||
|
STD
|
SSG
|
STD
|
SSG
|
Jan
|
1.200
|
1.220
|
750
|
770
|
Feb
|
1.200
|
1.250
|
750
|
770
|
Mar
|
1.225
|
1.250
|
750
|
770
|
Apr
|
1.225
|
1.250
|
750
|
770
|
Mei
|
1.225
|
1.250
|
750
|
770
|
Jun
|
1.225
|
1.250
|
750
|
770
|
Jul
|
1.225
|
1.250
|
780
|
810
|
Ags
|
1.225
|
1.250
|
780
|
810
|
Sep
|
1.225
|
1.250
|
780
|
810
|
Okt
|
1.240
|
1.300
|
780
|
810
|
Nov
|
1.240
|
1.300
|
780
|
810
|
Des
|
1.240
|
1.300
|
780
|
810
|
Data-data Kuantitas Pemakaian Standar (STD)
dan Pemakaian Sesungguhnya (SSG) :
Bulan
|
Bahan X
|
Bahan Y
|
||
|
STD
|
SSG
|
STD
|
SSG
|
Jan
|
1.500
|
1.550
|
2.700
|
2.850
|
Feb
|
1.500
|
1.550
|
2.700
|
2.800
|
Mar
|
1.500
|
1.600
|
2.700
|
2.800
|
Apr
|
1.500
|
1.570
|
2.700
|
2.825
|
Mei
|
1.500
|
1.570
|
2.700
|
2.800
|
Jun
|
1.500
|
1.570
|
2.700
|
2.850
|
Jul
|
1.500
|
1.600
|
2.700
|
2.825
|
Ags
|
1.500
|
1.600
|
2.700
|
2.850
|
Sep
|
1.500
|
1.575
|
2.700
|
2.850
|
Okt
|
1.500
|
1.550
|
2.700
|
2.870
|
Nov
|
1.500
|
1.600
|
2.700
|
2.870
|
Des
|
1.500
|
1.575
|
2.700
|
2.870
|
Diminta :
1. Hitung selisih harga bahan baku X dan Y untuk
tahun 1996.
2. Hitung selisih kuantitas bahan baku X dan Y
untuk tahun 1996.
JAWABAN :
KASUS 1
PT. SINAR
REMBULAN
Tabel 1.
Selisih Harga Bahan Baku X
Bulan
|
Kuantitas
Sesungguhnya
( Kg )
|
Harga
Standar
( Rp. )
|
Harga
Sesungguhnya
( Rp. )
|
Selisih
( Rp. )
|
Jan
|
1.550
|
1.200
|
1.220
|
31.000
|
Feb
|
1.550
|
1.200
|
1.250
|
77.500
|
Mar
|
1.600
|
1.225
|
1.250
|
40.000
|
Apr
|
1.570
|
1.225
|
1.250
|
39.250
|
Mei
|
1.570
|
1.225
|
1.250
|
39.250
|
Jun
|
1.570
|
1.225
|
1.250
|
39.250
|
Jul
|
1.600
|
1.225
|
1.250
|
40.000
|
Ags
|
1.600
|
1.225
|
1.250
|
40.000
|
Sep
|
1.575
|
1.225
|
1.250
|
39.375
|
Okt
|
1.550
|
1.240
|
1.300
|
93.000
|
Nov
|
1.600
|
1.240
|
1.300
|
96.000
|
Des
|
1.575
|
1.240
|
1.300
|
94.500
|
J u m l a h
|
669.125
|
Tabel 2.
Selisih Harga Bahan Baku Y
Bulan
|
Kuantitas
Sesungguhnya
( Kg )
|
Harga
Standar
( Rp. )
|
Harga
Sesungguhnya
( Rp. )
|
Selisih
( Rp. )
|
Jan
|
2.850
|
750
|
770
|
57.000
|
Feb
|
2.800
|
750
|
770
|
56.000
|
Mar
|
2.800
|
750
|
770
|
56.000
|
Apr
|
2.825
|
750
|
770
|
56.500
|
Mei
|
2.800
|
750
|
770
|
56.000
|
Jun
|
2.850
|
750
|
770
|
57.000
|
Jul
|
2.825
|
780
|
810
|
84.750
|
Ags
|
2.850
|
780
|
810
|
85.500
|
Sep
|
2.850
|
780
|
810
|
85.500
|
Okt
|
2.870
|
780
|
810
|
86.100
|
Nov
|
2.870
|
780
|
810
|
86.100
|
Des
|
2.850
|
780
|
810
|
85.500
|
J u m l a h
|
851.950
|
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku
Tabel 1.
Selisih Kuantitas Bahan Baku X
Bulan
|
Harga
Standar
( Rp. )
|
Kuantitas
Standar
( Kg )
|
Kuantitas
Sesungguhnya
( Kg )
|
Selisih
( Rp. )
|
Jan
|
1.200
|
1.500
|
1.550
|
60.000
|
Feb
|
1.200
|
1.500
|
1.550
|
60.000
|
Mar
|
1.225
|
1.500
|
1.600
|
122.500
|
Apr
|
1.225
|
1.500
|
1.570
|
85.750
|
Mei
|
1.225
|
1.500
|
1.570
|
85.750
|
Jun
|
1.225
|
1.500
|
1.570
|
85.750
|
Jul
|
1.225
|
1.500
|
1.600
|
122.500
|
Ags
|
1.225
|
1.500
|
1.600
|
122.500
|
Sep
|
1.225
|
1.500
|
1.575
|
91.875
|
Okt
|
1.240
|
1.500
|
1.550
|
62.000
|
Nov
|
1.240
|
1.500
|
1.600
|
124.000
|
Des
|
1.240
|
1.500
|
1.575
|
93.000
|
J u m l a h
|
1.115.625
|
Tabel 2.
Selisih Kuantitas Bahan Baku Y
Bulan
|
Harga
Standar
( Rp. )
|
Kuantitas
Standar
( Kg )
|
Kuantitas
Sesungguhnya
( Kg )
|
Selisih
( Rp. )
|
Jan
|
750
|
2.700
|
2.850
|
112.500
|
Feb
|
750
|
2.700
|
2.800
|
75.000
|
Mar
|
750
|
2.700
|
2.800
|
75.000
|
Apr
|
750
|
2.700
|
2.825
|
93.750
|
Mei
|
750
|
2.700
|
2.800
|
75.000
|
Jun
|
750
|
2.700
|
2.850
|
112.500
|
Jul
|
780
|
2.700
|
2.825
|
97.500
|
Ags
|
780
|
2.700
|
2.850
|
117.000
|
Sep
|
780
|
2.700
|
2.850
|
117.000
|
Okt
|
780
|
2.700
|
2.870
|
132.600
|
Nov
|
780
|
2.700
|
2.870
|
132.600
|
Des
|
780
|
2.700
|
2.870
|
132.600
|
J u m l a h
|
1.273.050
|
KASUS 2
PT.
GEMERLAP BINTANG pada tahun 1995 memproduksi produk jadi sebanyak 20.000 unit. Bahan
baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 70.000 kg, sedangkan yang digunakan
dalam proses produksi sebanyak 60.000 kg.
Dalam menghasilkan produk,
ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 4 kg / unit dengan standar
harga Rp. 1.100,- / kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja
langsung 2 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 4.600,- / jam . Namun
kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 1.050,- / kg
dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama 41.800 jam dengan tarif Rp.
4.800, / jam.
Diminta :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan upah.
JAWABAN :
KASUS 2
PT. GEMERLAP
BINTANG
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = (
Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= ( Rp. 1.050 – Rp.
1.100 ) x 70.000
= Rp. 3.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [ Kuantitas Ssg –
Kuantitas Std yang ditetapkan ] x Harga Std
= [ 60.000
– ( 4 x 20.000 ) ]
x Rp. 1.100
= Rp. 22.000.000,- ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam
kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
=
[ 41.800 – ( 2 x
20.000 ) ] x Rp. 4.600
= Rp. 8.280.000,- ( Rugi )
4. Selisih Tarif
Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif
upah Std ] x Jam kerja Ssg
=
[ Rp. 4.800 – Rp. 4.600 ] x 41.800
=
Rp. 8.360.000,- ( Rugi )
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar :
Gaji dan upah (
4.800 x 41.800) Rp. 200.640.000,- —
Berbagai perkiraan hutang — Rp.
200.640.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah
serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 40.000 x 4.600 ) Rp. 184.000.000,- —
Selisih efisiensi TK langsung Rp.
8.280.000,- —
Selisih tarif TL
langsung Rp. 8.360.000,- —
Gaji dan upah — Rp.
200.640.000,-
KASUS 3
CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku
dan memiliki 2 dept. produksi dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. I dan
BOP pada Dept. II. Biaya standar untuk
menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data sebagai berikut :
a. Harga bahan distandarkan Rp. 100,-/kg untuk
bahan A dan Rp. 400,-/kg untuk bahan B ditambah biaya penanganan masing-masing
10 %. Untuk membuat satu unit produk
jadi diperlukan 2,5 kg bahan A dan 2 kg bahan B.
b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung
produksi adalah 40 orang di Dept. I dan 100 orang di Dept. II, dimana
diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif 35 jam / minggu. Upah dan gaji total per minggu Dept. I Rp. 280.000 dan Dept. II Rp. 875.000,- ditambah 20 % sebagai cadangan
premi lembur dan premi lain-lain. Dalam
Dept. I bahan diolah selama 2,5 jam dan
dalam Dept. II selama 2 jam.
c. Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit (
100 % ) atau 4.000 jam mesin dengan batas terendah produksi 80 % dan kapasitas
penuh 120 %. BOP yang terdiri dari
overhead tetap dan variabel pada kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp. 320.000,- –
Bahan pembantu Rp. 140.000,- –
Lain-lain Rp. 20.000,- –
Penyusutan Mesin – Rp.
190.000,-
Listrik – Rp.
50.000,-
Pemeliharaan, dll – Rp. 80.000,-
Rp. 480.000,- Rp. 320.000,-
Dari data-data tersebut anda
diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan fleksible budget
untuk BOP pada kapasitas 80 %, 100 %, 120 %.
JAWABAN :
KASUS 3
PT. CAHAYA MENTARI
• Penyusunan Biaya Standar Bahan Baku per Unit
Produk :
Bahan A Bahan B
1. Harga bahan per unit (kg) Rp. 100,- Rp. 400,-
2. Biaya penanganan bahan 10 % 10 %
3. Kebutuhan bahan
2,5 kg
2 kg
4. Harga standar bahan per kg Rp.
110,- Rp.
440,- *)
5. Biaya standar bahan Rp.
275,- **) Rp.
1.100,-
6. Biaya standar bahan baku
(Rp. 275,-
+ Rp 1.100,- ) = Rp. 1.375,-
*) Rp. 400 + ( 10 % x 400 ) = Rp. 440,-
**) 2,5 kg
x Rp. 110,- = Rp.
275,-
• Penyusunan Biaya Standar Upah Langsung per
Unit Produk :
Dept.
I Dept.
II
1. Tenaga Kerja 40 100
2. Jam kerja per minggu / orang 35 35
3. Jumlah jam kerja / minggu (1 x 2) 1.400 3.500
4. Jumlah biaya per minggu Rp. 280.000,- Rp. 875.000,-
5. Biaya per jam
(4 : 3)
Rp. 200,- Rp. 250,-
6. Cadangan premi 20 %
Rp. 40,- Rp. 50,-
7. Biaya per jam total (5 + 6) Rp. 240,- Rp. 300,-
8. Kebutuhan jam kerja 2,5 2
9. Biaya standar upah
(2, x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp.
1.200,-/unit
• Penyusunan Biaya Standar Overhead Pabrik per
Unit Produk :
Jenis
|
80 %
|
100 %
|
120 %
|
|||
Biaya
|
Total (Rp.)
|
Per jam (Rp.)
|
Total (Rp.)
|
Per jam (Rp.)
|
Total (Rp.)
|
Per jam (Rp.)
|
Biaya variabel :
Upah pengawas
Bahan. pembantu
Lain-lain
|
256.000
112.000
16.000
|
80
35
5
|
320.000
140.000
20.000
|
80
35
5
|
384.000
168.000
24.000
|
80
35
5
|
|
384.000
|
120
|
480.000
|
120
|
576.000
|
120
|
Biaya Tetap :
Peny. mesin
Listrik
Pemeliharaan
|
190.000
50.000
80.000
|
|
190.000
50.000
80.000
|
|
190.000
50.000
80.000
|
|
|
320.000
|
|
320.000
|
|
320.000
|
|
Jumlah Biaya
|
704.000
|
|
800.000
|
|
896.000
|
|
Biaya standar overhead
pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana :
Rp. 480.000 Rp. 320.000
BOP / jam =
—————– = Rp. 120,- BOP
Tetap = —————– = Rp.
80,-
4000 4.000
Overhead Standar / jam = Rp.
120 +
Rp. 80 = Rp.
200
Biaya overhead pabrik = Rp.
200 x
4 = Rp. 800,-
• Biaya Standar Produksi per unit :
Bahan Baku Rp.
1.375,-
Upah Langsung Rp.
1.200,-
Overhead Pabrik Rp. 800,-
Biaya Produksi
Standar Rp. 3.375,- / unit
No comments:
Post a Comment