Sponsor

Saturday 23 February 2013

Analisis BIiaya-Volume-Laba




Dalam melaksanakan fs. Perencanaan, manajemen memfokuskan pd pencapaian laba maksimal jk pendek dan jk panjang.

Salah satu alat bantu u:/perencanaan jk pendek a:/ analisis by,volume dan laba.
Dgn analisis ini membantu perusahaan :
a.     Apa pengaruh perubahan by variabel atau tetap terhdp laba?
b.     Brp besar kapasitas produksi hrus d jual agar perusahaan tidak rugi?
c.      Brp tambahan laba akibat pertambahan produk yg di jual?

Model analisis yg umum d gunakan u:/ mengetahui hub.ke 3 elemen tersbt a:/ titik impas (BEP)

Titik impas (BEP) a:/ keadaan d mana perusahaan dlm kondisi tidak mendapat
laba atau menderita rugi.

3 Pendekatan u:/menunjukkan titik impas :
1.     Pendekatan persamaan
2.     Pendekatan margin kontribusi
3.     Pendekatan grafik

PENDEKATAN PERSAMAAN
·        Perusahaan tidak m,dpt laba atau menderita rugi
·        Total penjualan = total biaya
·        Laba = nol

PENJUALAN *= BY.VARIABEL* + BY TETAP + LABA**
*=Titik impas
**=Laba adalah nol

Contoh : Seorang pengusaha merencanakan menjual mainan di pasar malam.Perkiraan hrg jual dan biaya mainan tsb adalah:
Kertas karton warna Rp 200/satuan              Gaji penunggu/malam Rp 5.000
Upah langsung Rp 100/satuan                         Hrg jual/satuan Rp 500
By sewa stand/malam Rp 10.000                   

Secara akuntansi data dpt di sajikan :
Harga jual/satuan                                     Rp 500
By variabel/satuan :                                                         By tetap/malam :
-         Bahan kertas                                  Rp 200          Sewa stand              Rp 10.000
-         Upah lsg                                           Rp 100          Gaji penunggu        Rp   5.000
Rp 300                                              Rp 15.000

Titik impas =
Penjualan = by variabel + by tetap + laba
500X              = 300X                   + 15.000   + 0
500X – 300X = 15.000
200X                          = 15.000
X                     = 75 unit
U:/ mencapai BEP mainan yg terjual harus mencapai 75 unit.
Dgn hasil penjualan = 75 x Rp 500 = Rp 37.500

Penjualan    75 x Rp 500              =  Rp 37.500
By variabel  75 x Rp 300             = (Rp 22.500)
Margin kontribusi                         =  Rp 15.000
By tetap                                           = (Rp 15.000)
                                    LABA                         0

PENDEKATAN MARGIN KONTRIBUSI
Margin kontribusi a:/ sisa hasil penjualan setelah dikurangi by variabel. Jumlah margin kontribusi bs d gunakan u:/ menutup by tetap dan membentuk laba.
Titik impas d cari dgn mtde margin kontribusi menetapkan seberapa besar margin ini cukup menutup by tetap. Atau BEP di capai ketika jumlah margin kontribusi sama besarnya dgn jumlah by tetap.
Titik impas dalam unit :
                        BIAYA TETAP TOTAL                    
MARGIN KONTRIBUSI DLM RUPIAH/UNIT

Titik impas dalam rupiah :
                        BIAYA TETAP TOTAL                    
            RATIO MARGIN KONTRIBUSI*
*=Ratio margin kontribusi = Margin kontribusi x 100%
                                                            Penjualan
Dgn contoh yg sama :
Margin kontribusi dalam rupiah =
    Penjualan per unit =     Rp 500
    By variabel/unit     =     (Rp 300)
    Margin kontribusi         Rp 200

Ratio margin kontribusi = Rp 200  x 100% = 40%
                                                  Rp 500

Titik impas dalam unit = Rp 15.000 = 75 unit
  Rp 200
Titik impas dalam rupiah = Rp 15.000= 37.500
                                                        40%

LABA YG DIINGINKAN PERUSAHAAN
Ada bbrp manfaat penentuan titik impas diantaranya perusahaan bs memperkirakan penjualan yg di agar laba ttt bs diperoleh. Dgn pendekatan persamaan dan margin kontribusi, jumlah penjualan u:/ mencapai laba yg diinginkan bs d cari dgn menambahkan laba pd unsur by tetap.
a.     Pendekatan persamaan
Penjualan = By variabel + By tetap + Laba
b.     Pendekatan margin kontribusi
Penjualan = By tetap + Laba
                        Margin kontribusi
Dgn contoh sebelumnya, pengusaha menginginkan laba/malam Rp 5000
a.     Pendekatan persamaan
500X = 300X + 15.000 + 5000
200X = 20.000
       X = 20.000/200 = 100 unit
b.     Pendekatan margin kontribusi
*dalam unit      Penjualan = 15.000 + 5000 = 100
                                                         500 – 300
*dalam rupiah     Penjualan = 15.000 + 5000 = 50.000
                                                                                40%



Penjualan     100 x Rp 500                      Rp 50.000
By variabel  100 x Rp 300                       (Rp 30.000)
Margin kontribusi                                       Rp 20.000
By tetap                                                       (Rp 15.000)
LABA                                                               Rp   5.000

Bagaimana jika pengusaha dpt menjual 10,50 dan 150 unit,coba hitunglah laba atau ruginya?

GRAFIK BIAYA,VOLUME DAN LABA
Selain analisis titik impas,grafik jg bs digunakan sbg alat analisis.
Grafik hubungan volume dan laba:








GRAFIK HUB.BY,VOLUME DAN LABA U:/ PERUSAHAAN LEBIH DARI SATU

Ada 2 cara pendekatan total dan pendekatan per jenis produk
Contoh :Perusahaan sepatu memproduksi 4 jenis produk sepatu. By tetap Rp 8.000.000/tahun. Data perusahaan sbb :

Jenis sepatu
Penjualan
By Variabel
Margin Kontribusi
Ratio By Variabel
Ratio Margin kontribusi
A
B
C
D
6000.000
8000.000
7000.000
4000.000
4500.000
4800.000
3500.000
2200.000
1500.000
3200.000
3500.000
1800.000
75%
60%
50%
55%
25%*
40%
50%
45%
Total
25.000.000
15.000.000
10.000.000
60%
40%**
*=1.500.000/6.000.000=25%
**=10.000.000/25.000.000=40%

1.     Grafik biaya,volume dan laba total
Dr data tersebut bs diketahui BEP dalam rupiah sebesar:
Rp 8.000.000/0.4=Rp 20.000.000
Grafik hub.by,volume dan laba secr total :







Ket:
Laba tertinggi di capai saat penjualan tercapai:
25.000.000 – 15.000.000 – 8.000.000 = Rp 2.000.000
Rugi tertinggi saat tidak ada penjualan sebesar by tetap Rp 8.000.000
Titik impas dicapai saat penjualan Rp 20.000.000

2.     Grafik biaya,volume dan laba individual
          










Ket:
a.Saat sepatu C terjual habis mk by tetap bs diserap sebesar Rp 3.500.000 yaitu sebsr Margin kontribusi sepatu C:
Rp 8.000.000 – Rp 3.500.000 = Rp 4.500.000
b.Saat sepatu D terjual mk by tetap yg bs terserap sebsr MK jenis C + D
Rp 3.500.000 + Rp 1.800.000 = Rp 5.300.000
c.By tetap akan terserap seluruhnya bila sepatu C terjual sesuai budget.Sepatu D terjual dgn budget dan sepatu bagus terjual sebesar Rp 6.750.000 pd keadaan tersbt by tetap akan terserap seluruhnya Rp 8.000.000

Penjualan
CM Ratio
CM Rupiah
Sepatu C
Sepatu D
Sepatu B
7.000.000
4.000.000
6.750.000*
50%
45%
40%
3.500.000
1.800.000
2.700.000

17.750.000

8.000.000
*2.700.000 x 100/40=6.750.000
d. Pd saat sepatu B terjual seluruhnya, total hasil penjualan Rp 19.000.000 (C+D+B) (7.000.000 + 4.000.000 + 8.000.000)
= Rp 19.000.000 – (10.500.000 + 8.000.000) = 500.000
       Penjualan  -   (By variabel C+D+B  +  By Tetap = Laba
Kesimpulan :
A *Untuk grafik dgn pendekatan total, by tetap akan terserap seluruhnya saat penjualan Rp 20.000.000
Penjualan                                                     Rp 20.000.000
By Variabel 60% x 20.000.000             Rp 12.000.000
Margin kontribusi                                     Rp   8.000.000
By tetap                                                       Rp   8.000.000
            LABA                                                             0
*Untuk grafik pendekatan jenis produk,by tetap terserap seluruhnya pd waktu penjualan Rp 17.750.000 dgn urutan sepatu C,D dan B(7jt + 4jt + 6,75jt), pd saat ini margin kontribusi = by tetap    LABA = 0

B *Dgn pendekatan total penjualan Rp 19.000.000 akan tampak pd grafik,Rugi Rp 400.000,(19.000.000-(11.400.000*+8.000.000)=(400.000)                
*60% x 19.000.000=11.400.000
* Dgn pendekatan jenis produk, menunjukkan laba Rp 500.000 dgn rincian sbb:
Jenis sepatu
Penjualan
By variabel
Margin kontribusi
C
D
B
7.000.000
4.000.000
8.000.000
3.500.000
2.200.000
4.800.000
3.500.000
1.800.000
3.200.000
Total
By tetap
19.000.000
10.500.000
8.500.000
8.000.000
Laba


   500.000
Kelemahan pendekatan ini adanya BEP yg berubah apabila produk yg digunakan untuk menutup by tetap dimulai dr jenis yg berbeda.

MARGIN OF SAFETY (MOS)
a:/selisih antara jumlah penjualan yg ditargetkan dgn jumlah penjualan pd keadaan titik impas, agar manajemen mengetahui tingkat keamanan dr kondisi penjualannya.
MOS = penjualan yg ditargetkan – penjualan pd BEP
Ratio MOS = Budget penjualan – Penjualan pd titik impas x 100%
                                             Budget penjualan
Contoh :
Penjualan ditargetkan 10.000 unit@2000 atau sebesar Rp 20.000.000,by variabel Rp 600/unit atau Rp 6.000.000 dan by tetap Rp 3.500.000
BEP dicapai saat penjualan Rp 5.000.000

Maka MOS =Rp 20.000.000-Rp 5.000.000=Rp 15.000.000   
   Ratio MOS = Rp 20.000.000 – Rp 5.000.000 x 100% = 75%
                                                Rp 20.000.000
Kesimpulan : dalam kondisi penjualan kurang dr yg sdh ditargetkan harus ditinjau apakah penurunan melebihi MOS atau tidak.Kalau penurunan penjualan sdh melebihi MOS maka perusahaan sudah rugi.

OPERATING LEVERAGE
a:/ hubungan antara margin kontribusi dgn laba bersih. Laba bersih dipengaruhi by tetap.Makin besar by tetap makin sensitive operating leveragenya.
OL = Margin kontribusi
            Laba bersih
Contoh : Perusahaan A dan B mempunyai anggaran rugi laba sbb :

Perusahaan A
Perusahaan B
Penjualan
By variabel
Rp 1.000.000  100%
(Rp    500.000)  50%
Rp 1.000.000 100%
(Rp    600.000) 60%
Margin kontribusi
By tetap
Rp     500.000    50%
(Rp    400.000)
Rp     400.000   40%
(Rp     300.000)
Laba bersih
Rp     100.000
Rp       100.000


Operating Leverage =
A : 500.000/100.000 = 5
B : 400.000/100.000 = 4

Kesimpulan : perusahaan A memp.By tetap lebih besar shg lebih sensitive terhadap perubahan penjualan.Perusahaan A laba(ruginya) akan berubah 5 kali dr persentase perubahan penjualan. Perusahaan B bertambah 4 kali dr persentase perubahan penjualan

Misal kedua perusahaan penjualan mengalami kenaikan 20% atau Rp 200.000 dr penjualan semula(Rp 1.000.000)
Maka laba bersih masing2 perusahaan naik sebesar:
A : 20% x 5=100%       B : 20% x 4 = 80%
Laba bersih perusahaan A = Rp 100.000 + (100%x100.000)= Rp 200.000
                                              B = Rp 100.000 +  (80%x100.000)= Rp 180.000

SHUT DOWN POINT
Alat yg dapat digunakan manajemen untuk menganalisis apakah operasi perusahaan dihentikan sementara atau seterusnya disebut titik batas terendah(shut down point)

Dalam menentukan BEP ada 3 elemen penentu, masing2 harga jual, by variabel dan by.tetap
Bila salah satu factor berubah maka akan mempengaruhi jumlah titik impas (BEP)

No comments: