Sponsor

Sunday 2 September 2012

Penjelasan Tentang Penalaran


Penalaran
Penalaran (reasoning) adalah pemikiran logis yang menggunakan logika individual dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan. Mari kita bahas penalaran induktif dahulu.
Penalaran Induktif. Penalaran induktif  adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke umum. Yakni, mengambil kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggota suatu kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggtoa (Markman & Gentner, 2001). Misalnya, saat murid dikelas sastra hanya membaca beberapa puisi Emili Dickinson, dan diminta maenarik kesimpulan tentang sifat umum dari puisinya, maka dia diminta menggunakan penalaran induktif. Saat murid ditanya apakah konsep yang dipelajari di kelas matematika belaku untuk bidang lain, seperti bisnis atau sains, sekali lagi, dia harus menggunakan penalaran induktif. Resiko psikologi pendidikan sering kali juga dilakukan dengan penalaran induktif, mempelajari beberapa sampel untukmengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel itu.
Perhatikan bahwa konklusi induktif tidak pernah sepenuhnya pasti yakin, mungkintidak konklusif. Konklusi induktif mungkin mendekati pasti, tetapi selalu ada kemungkinan kesimpulan itu keliru, sebab sampel yang dipakai tidak merepresentasikan populasi secara sempurna (Johnson-Larid, 2000).
Penalaran induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah hubungan (korespondensi) kemiripan dalam beberapa hal di antara hal-hal yang berbeda. Analogi dapat dipakai untuk meningkatkan pemahaman atas konsep baru dengan membandingkannya dengan konsepyang sudah dipelajari. Misalnya, di BAb 8 kita membuat analogi antara komputer dan memori manusia.
Salah satu tipe analogi menggunakan penalaran formal dan mempunyai empat bagian, di mana hubungan antara dua bagian pertama dalah sama atau sangat mirip dengan dua bagian terakhir. Misalnya, pecahkan analogi berikut ini: Beethoven adalah untuk music sebagaimana Picasso untuk _______. Untuk menjawab dengan benar (“seni”), anda harus menemukan hubungan antara Beethoven dan msik (yang pertama menciptakan yang kedua) dan mengaplikasikan hubungan ini untuk Picasso (apa yang diciptkan Picasso?)
Analogi dapat membantu memecahkan problem, terutama jika direpresentasikan secara visual. Benjamin Franklin memerhatikan bahwa objek yang lebih lancirp menghasilkan percikan listrik yang lebih kuat ketimbang objek yang tumpul saat keduanya diberi aliran listrik. Pada mulanya dia percaya bahwa ini adalahobservasi yang tidak penting, tetapi kemudian dia menyadari bahwa sebuah objek yang analogi tongkat lancip bisa dipakai untuk menarik petir (analogi untuk percikan listrik), dan karenanya bisa mengalihkan petir dari bangunan dan kapal.
Through The Eyes of Students
Ruang Berpikir
Baru-baru ini saya mengobrol dengan cucu saya Jordan Bowiesm yang baru saja masuk ke grade dua di Apex, Nort Carolina. Saya bertanya kepada bagaimana kelasnya tahun ini.
Dia menjawab, “Biasa saja. Tetapi ada satu kelas baru yang aku datangi seminggu sekali. Namanya ruang berpikir”.
Kemudian saya bertanya pada apa yang dipelajarinya di sana
Jordan menjawab, “Mereka mengajari saya untuk tak langsung mengambil kesimpulan dan ibu saya senang mendengarnya.”

Penalaran Deduktif. Berbeda dengan penalaran induktif, penalaran deduktif adalah penalaran dari umum ke spesifik. Tokoh fiksi detektif Inggris Sherlock Holmes adalah ahli dalam penalaran deduktif. Misalnya, dia eringkali mengaplikasikan “hukum” umum sains atau perilaku manusia untuk memecahkan masalah tertentu. Gambar 9.4 menyajikan representasi visual dari perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif.

            Penalaran induktif                               penalaran deduktif

Spesifik                                               umum

umum                                                  spesifik
Gambar 9.4.Penalaran Induktif dan deduktif
Piramida di sebelah kiri (mengarah ke atas) adalah penalaran induktif dari spesifik ke umum piramida sebelah kanan (piramida terbalik) adalah penalaran deduktif dari umum ke spesifik

Saat anda memecahkan teka-teki, anda juga menggunakan penalaran deduktif. Ketikaanda mempelajari aturan umum dan kemudian memahami bagaimana  aturan itu berlaku  dalam beberapa situasi tetapi tidak untuk situasi yang lain, maka Anda melakukan penalaran deduktif. Saat para psikolog pendidikan menggunakan teori dan intuisi untuk membuat prediksi, kemudian mengevalusi prediksi ini dengan menggunakan observasi lanjutan, maka mereka sedang menggunakan penalaran deduktif.
Penalaran deduktif hampr selalu pasti dalam pengertan bahwa jika aturan atau asumsi awalnya benar, maka konklusinya akan mengikuti logika secara benar. Misalnya, jika anda tahu kaidah umum bahwa  anjing menggonggong dan kucing mengeong (dan jika kaidah ini selalu benar), anda bisa mendeduksi dengan tepat apakah hewan piaraan tetangga anda ang tampak aneh adalah anjing atau kucing berdasarkan suara yang dikeluarkan hewan itu. Saat psikolog pendidikan mengembangkan hipotesis dari suatu teori, mereka menggunakan bentuk penalaran deduktif karena hipotesis adalah spesifik, ekstensilogis dari teori umum. Jika teori itu benar, maka hipotesisnya akan juga benar.

Through the Eyes of Teachers.
“Jelaskan”
Saya banyak menggunakan kata “jelaskan” saya tidak menerima jawaban tanpa menyuruh murid menjelaskannya. Saya menemukan bahwa ini akan membuat murid berpikir tentang jawaban danmemberi dukungan untuk jawabannya.
Donna Shelhorse
Short pump Middie School
Henrico Caounty, Virginia

Pemikiran Kritis
Baru-baru ini dikalangan psikolog dan pendidik muncul banyak minat pada pemikiran kritis, walaupun ini bukan ide yang benar-benar baru (Kamin, dkk., 2001). Pendidik terkenal John Dewey (1933) mengusulkan ide yang sama ketika dia berbicara tentang pentingnya menyuruh murid untuk berpikir secara reflektif. Psikolog ternama Max Wertheimer (1945) berbicara tentang arti penting dari berpikir produktif, bukan sekadar menebak jawaban yang benar. Pemikirankritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Banyak soal “reflect” yang muncul dalam buku ini membutuhkan pemikiran yang kritis.
Berikut ini beberapa cara yang dapat dignakan guru untukmemasukkan pemikiran kritis dalam pengajaran mereka.
·         Jangan hanya tanyakan tentang apa yang akant erjadi, tetapi tanyakan juga “bagaimana “ dan “mengapa”?
·         Kaji dugaan “fakta” untuk mengetahui apakah ada bukti yang mendukungnya.
·         Berdebatlah secara rasional, bukan emosional
·         Akui bahwa terkadang ada lebih dari satu jawaban atau penjelasan yang baik
·         Bandingkan berbagai jawaban untuk suatu pertanyaan dan nilailah mana yang benar-benar jwaban terbaik
·         Evaluasi dan kalau mungkin tanyakan apa yang dikatakan orang lain bukan sekadar menerima begitu saja jawaban sebagai kebenaran.
·         Ajukan pertanyaan dan pikirkan di luar apa yang sudah kita tahu untuk menciptakan ide baru dan informasi baru.
Jacqueline dan Martin Brooks (1993; 2001) mengeluhkan bahwa hanya sedikit sekali  sekolah yang benar-benar mengajar murid untuk berpikir kritis. Menurut mereka, sekolah terlalu menghabiskan waktu untukmengajar anak memberi satu jawaban yang benar secar aimitatif. Kebanyakan sekolah tidak mendorong para murid untuk memperluas pemikiran mereka dengan menciptakan ide baru dan memikirkan ulang kesimpulan yang sudah ada. Kedua peneliti itu percaya bahwa guru lebih sering menyuruh murid membaca, mendefinisikan, mendeskripsikan, menyatakan, dan mensintesiskan, mengkritik, menciptakan, mengevaluasi, memikirkan dan memikirkan ulang.
Brooks dan Brooks menunjukan bahwa banyak murid yang sukses menyelesaikan tugasnya, mengerjakan ujian dengan baik, dan mendapat nilai baik, tetapi merka tidak belajar berpikir secara kritis dan mendalam. Keduanya percaya bahwa sekolah hanya menghasilkan murid yang hanya berpikir sangat dangkal, hanya mempelajari klit luar hanya berpikir sangat dangkal, hanya mempelajari kulit luar suatu problem, tidak memperluas pemikiran dan melakukan pemikiran yang mendalam.
Daniel Perkins dan Sarah Tishman (1997) bekerja sama dengan para guru untuk memasukkan pelajaran pemikiran kritis di kelas. Berikut ini beberapa keterampilan berpikir kritis yang mereka gunakan untuk membantu perkembangan murid:
·         Berpikiran terbuka. Ajak murid menghindari pemikiran sempit dan dorong mereka untuk mengeksplorasi opsi-opsi. Misalnya, saat mengajar sastra Indonesia, guru bisa meminta kepada murid untuk meneliti pendapat pakar yang berbeda-beda tentang novel-novel karya Pramoedya Toer.
·         Rasa ingin tahu intelektual. Dorong murid Anda untuk bertanya, merenungkan, menyelidiki dan meneliti. Aspek lain dari keingintahuan intelektual adalah mengenali problem dan inkonsistensi. Dalam pelajaran sejarah, misalnya, murid diajak membaca pendapat orangselain Amerika tentang sejarah Amerika, misalnya pendapat orang Inggris dan suku Indian tentang Negara Amerika.
·         Perencanaan dan strategi. Bekerja samalah dengan murid Anda dalam menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah, dan menciptakan hasil.dalam pendidikan fisik/olahraga, mislanya, ajak murid untuk menemukan cara terbaik memenangkan pertandingan basket.
·         Kehati-hatian intelektual. Dorong murid Anda untuk mengecek ketidakakuratan dan kesalahan, bersikap cermat dan teratur. Misalnya, saat murid menulis makalah, mereka mempelajari struktur isi dan mengecek fakta yang mereka masukkan.

Through The Eyes of Teachers
Mendorong Anak untuk Menjadi Pengambil Resiko Intelektual
Alan Haskvitz, yang mengajar studi sosial di Suzanne Middle School di Walnut, California, percaya pada konsep belajar sambil berbuat dan arti penting dari usaha memotivasi murid untuk memperbaiki komunitasnya. Murid-muridnya teah menulis ulang instruksi voting yang dipakai di Los Angeles county, melobi untuk mendukung RUU pembangunan gedung tahan gempa, dan melakukan upaya mengurangi tindakan corat coret di dinding kota. Alan telah mengumpulkan ribuan sumber daya guru di website http://www.reacheverychildren.com. Dia menantang murdi untuk menjadi pemikir independen dan beran imengambil resiko secara intelektual. Dia menyuruh murid membuat pulau yang ideal dan mendiskusikan segala sesuatu yang ada di pulau itu, mulai dari aspek pemerintahan sampai geografinya.

Teaching Strategies
Meningkatkan Pemikiran Anak
Diktator Jerman Adolf Hitler pernah mengatakan bahwa sungguh beruntung para penguasa jika kebanyakan orang tidak mau berpikir . pendidikan seharusnya membantu murid menjadi pemikir yang lebih baik. Setiap guru akan setuju dengan tujuan ini, namun car auntuk mencapainya tidak selalu tersedia di sekolah. Berikut ini pedoman untuk membantu murid menjadi pemikir yang lebih baik.
1.      Jadilah pemandu dalam membantu murid menyusun pemikiran mereka sendiri. Anda tidak bisa dan tidak boleh mewakili mereka untuk  berpikir. Akan tetapi, anda dapat dan seharusnya menjadi pemandu yang efektif dalam membantu murid untuk berpikir sendiri. Guru yang membantu murid menyusun pemikirannya sendiri (Brooks & Brooks, 1993; 2001).
Harus:
·         Menghargai pertanyaan murid
·         Memandang murid sebagai pemikir yang membawa teori baru tentang dunia
·         Memahami sudut pandang murid
·         Mendorong murid melakukan elaborasi jawabannya
·         Memperkuat rasa ingin tahu intelektual murid.

Tidak boleh:
·         Memandang pikiran anak sebagai wadah kosong dan menganggap anda berperan sebagai penuang informasi ke pikiran murid
·         Terlalu mengandalkan buku wajib
·         Hanya mencari jawaban yang benar untuk memvalidasi pembalajaran murid.
2.      Gunakan pertanyaan berbasis pemikiran.salah satu cara menganalisis strategi pengajaran anda adalah mengetahui bagaimana apakah anda menggunakan pendekatna berbasis pelajaran, pertanyaan berbasis fakta, atau pertanyaan bersama (Stenberg & Spear-Swirling, 1996). Dalam pendekatan berbasis pelajaran, guru memberikan informasi dalam bentuk pengajaran. Ini adalah pendekatan yang amat membantu untuk menyajikan secara cepat sekumpulan informasi, mislanya factor-faktor yang menyebabkan revolusi peranci. Dalam pertanyaan berbasis fakta, guru mengajukan pertanyaan yang didesain agar murid mendeskripsikan informasi factual. Misalnya, guru bisa bertanya, “Kapan revolusi perancis terjadi? Siapa raja dan ratu Perancis pada saat itu? Dalam pertanyaan berbasis pemikiran, guru mengajukanpertanyaan yang menstimulasi pemikiran dan diskusi. Misalnya guru bertanya, “Bandingkan revolusi perancis dan revolusi Amerika. Apa persamaannya? Apa perbedaannya?” Masukkan pertanyaan berbasis pemikiran dalam pengajaran anda. Pertanyaan tersebut akan membantu murid anda untuk mengkonstruksi pemahaman terhadap suatu topic secara lebih mendalam.
3.      Beri model pemikir yang positif. Cari di komunitas adna model peran positif yang dapat menunjukkan bagaimana cara berpikir efektif, dan undang mereka ke kelas anda dan bicara dengan murid anda. Juga pikirkan konteks dalam komunitas, seperti museum, akademi, universitas, rumah sakit, pusat bisnis, dimana anda bisa diajak murid ke sana dan mengamati serta berinteraksi dengan para pemikir yang kompeten di sana.
4.      Sebagai guru, jadilah model peran pemikir bagi murid Anda. Anda harus punya pikiran yang aktif dan selalu ingintahu. Karena setiap hari anda berada di kelas, murid anda aan menyerap cara anda berpikir. Pelajari apa yang kami bahas tentang berpikir di bab ini. Jadilah model berpikir yang positif bagi murid anda dengan melatih strategi-strategi tersebut.s
5.      Selalu ikuti perkembangan terkini di bidang pemikiran. Teruslah mempelajari perkembangan baru dalam pengajaran murid agar menjadi pemikir yang efektif setelah Anda menjadi guru. Selama satu decade ke depan aka nada program teknologi baru yang dengannya anda bisa meningkatkan keterampilan berpikir untuk murid. Kunjungi perpustakaan dan bacalah jurnal-jurnal pendidikan, dan hadiri konferensi professional yang membahas informasi tentang pemikiran.

Pembuatan Keputusan
Renungkan semua keputusan yang telah anda buat sepanjang hidup anda. Kelas berapa dan pelajarna ap ayang harus saya ajar?  Haruskah saya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih inggi setelah lulus kuliah atau langsung cari kerja dahulu? Haruskah saya meniti karier sebelum berkeluarga? Haruskah saya membeli rumah atau menyewa saja? Pembuatan keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dan sekian banyak pilihan tersebut.
Dalam penalaran deduktif, orangmenggunakan kaidah yang jelas untuk mengambil kesimpulan. Sebaliknya, saat kita membuat keputusan, kaidahnya jarang yang jelas dan kita mungkin hanya punya pengetahuan terbatas tentang konsekuensi  dari keputusan itu (Gigenrenzer & SElton, 2001; Tversky & Fox, 1995). Selain itu, informasi penting tidak tersedia dan kita mungkin tidak bisa memercayai semua informasi yang kita punya (Matlin, 2002).
Dalam sebuah tipe riset pembuatan keputusn, investigator mempelajari cara orangmempertimbangkan biaya dan manfaat dari berbagai hasil keputusan. Mereka menemukan bahwa orangmemilih hasil dengan nilai yang diharapkan tertinggi (Smyth, dkk., 1994).  Misalnya, dalam memilih universitas (yang berhubungan dengan beberapa plus-minus dari berbagai universitas (yang berhubungan dengan beberapa factor seperti biaya, mutu pendidikan, kehidupan sosial, dan lain sebagainya), kemudian membuat keputusan berdasarkan bagaimana universitas itu memenuhi criteria yang dipilihnya.dalam membuat keputusan, murid mungkin lebih mempertimbangkan beberapa factor ketimbang factor lainnya (misalnya, factor biaya lebih diperhatikan ketimbang mutu pendidikan dan kehidupan sosial).
Hasil riset pembuatan keputusan lain menunjukkan adanya bias dan kaidah yang tidak sempurna yang memengaruhi mutu keputusan. Dalam banyak kasus, strategi pembuatan keputusan diadaptasikan agar sesuai dengan beragam problem (NIsbett & Ross). Akan tetapi, kita cenderung membuat sejumlah kesalahan dalam pemikiran kita (Stanovich, 1999, 2001). Kesalahan yang biasa terjadi dipengaruhi oleh bias konfirmasi, kekerasan keyakinan lama, bias terlallu percaya diri, bias hindslight, serta ketersediaan dan keterwakilan heuristic.
Bias Konfirmasi. Bias Konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari dan menggunakan informasi yang lebih mendukung ide kita ketimbang yang bertentnagan dengan ide kita (Betch, dkk., 2001). Jadi, dalam membuat keputusan, murid mungkin sudah punya keyakinan bahwa cara tertentu akan berhasil. Dia menguji beberapa cara dan menemukan bahwa cara itu behasil selama beberapa waktu. Dia menyimpulkan bahwa cara ini sudah benar dan tidak meneliti lebih jauh fakta bahwa dalam kebanyakan kasus, cara itu tidak berhasil.
Kita cenderung mencari dan mendengar orang yang pandangannya sesuai dengan pandangan kita ketimbang mendengar pandangan yang bertentangan dengan pandangan kita. Jadi, anda mungkin memiliki gaya mengajar tertentu, seperti berceramah, yang anda sekali. Jika begitu, mungkin anda akan cenderung mau mendengarkan pandangan guru lain yang gayanya sama dengan anda ketimbang guru yang gayanya lain, seperti mengajar dengan gaya bekerja sama dengan murid untuk memecahkan masalah.
Dalam sebuah studi, Deanna Kuhn dan rekannya (1994) menyuruh partisipan mendengarkan rekaman sidang pengadilan pembunuhan. Kemudian, mereka ditanya apa keputusannya danmengapa. Banyak partisipan cepat-cepat menyusun cerita yang hanya diambil dari bukti yang mendukung pandangan mereka sendiri, bukan dengan mempertimbangkan semua bukti yang mungkin ada. Para partispan ini menunjukkan bias konfirmasi dengan mengabaikan bukti yang bertentangan dengan versi mereka. Perhatikan betapa mudahnya anda dan murid anda terjebak dalam bias konfirmasi ini.

Kekerasan Keyakinan. Terkait dengan bias konfirmasi. Kekerasan keyakinan adalah tendensi untuk mempertahankan keyakinan di hadapan bukti yang bertentangan. Orang kesulitan meninggalkan satu ide atau strategi setelah mereka menganutnya. Misalnya, Madonna. Kita sulit percaya bahwa dia akan menjadi ibu karena kita sudah terlalu percaya bahwa Madonna adalah penyanyi cewek yang liar dan suka hura-hura.
Ada contoh lain dari kekerasan keyakinan yang membuat murid kesulitan. Mereka mungkin pernah mendapat nilai baik di SMA cukup dengan belajar semalam sebelum ujian. Seorang murid yang tidak menggunakan strategi yang baru misalnya memperpanjang masa studi mereka sering kali akan mendapat nilai buruk.
Bias kepercayaan Diri berlebihan. Bias kepercayaan diri yang berlebihan adalah kecenderungan untuk lebih percaya diri dalam menilai dan membuat keputusan berdasarkan kemungkinan atau pengalaman masa lalu. Orang terlalu percaya diri tentang berapa lama orang yang sakit parah akan hidup, bisnis mana yang akan bangkrut, apakah seorang tersangka terbukti bersalah di pengadilan, dan murid mana yang akanmasuk universitas (Kahneman & Tversky, 1995). Orang sering kali terlalu percaya pada penilaian mereka sendiri ketimbang mempertimbangkan prediksi yang didasarkan pada pengukuran yang objektif secara statistic.
Dalam sebuah studi, mahasiswa disuruh membuat prediksi tentang diri mereka sendiri untuk tahun akademik mendatang (Vallone, dkk., 1990). Mereka diminta memperkirakan apakah mereka akan meninggalkan kuliah, masuk golput dalam pemilu, dan putus dengan pacar. Mereka memprediksikan tidak akan melakukan itu semua walaupun kemungkinan besar mereka akan melakukan itu semua.
Bias Hindsight. Orang bukan hanya terlalu percaya diri terhadap apa yang mereka prediksi akan terjadi di masa depan (bias terlalu percaya diri); tetapi mereka juga cenderung melebih-lebihkan kinerja prediksi mereka di masa lalu (Louie, Curren, & Harich, 2000). Bias hindsight adalah tendensi kita untuk memalsukan laporan, setelah fakta terjadi, bahwa kita pernah memprediksi secara akurat suatu kejadian.
Saat saya menuis bab ini, kompetisi baseball baru saja dimulai. Banyak orang diberbagai kota memprediksikan bahwa tim mereka akan masuk ke World Series. Menjelang bulan Oktober, setelah hampir semua tim gagal maju, banyak dari orang itu berkata, “Kan sudah kubilang, tim mu tidak akan maju babak selanjutnya.” Dalam sebuah studi terhadap mahasiswa yang mengikuti kuliah pengantar psikologi, seorang professor menyuruh mereka memprediksi hasil dari pengadilan O.J. Simpson (Demakis, 1997). Hasilnya banyak mahasiswa yang ternyata tetap “sok tahu” walaupun prediksi mereka keliru, dan ini menunjukkan adanya bias hinssight.
Ketersediaan Heuristik. Suatu heuristic adalah kaidah praktis yang dapat  menunjukkan suatu solusi masalah tapi tidak bisa dipastikan keberhasilannya. Sebuah heuristic yang dpat menghasilkan pemikiran yang cacat adalah ketersediaan heuristic, sebuah prediksi tentang probabilitas suatu kejadian berdasarkan frekuensi terjadinya peristiwa itu di masa lalu. Ketika sebuah peristiwa baru saja terjadi, kita cenderung memperkirakan bahwa peristiwa itu juga akan terjadi di masa depan (McKelvie & Drumheller, 2001).
Misalnya, seberapa besar kemungkinan anda akan berpikir bahwa diri anda akan menjadi korban kejahatan? Rasa takut pada kejahatan cenderung meningka ketika media massa memberitakan pembunuhan secara besar-besaran. Karena ekses informasi kejahatan ini, kita kemungkinan akan menganggap bahwa kejahatan merajalela di mana-mana. Media  memengaruhi kesalahan prediksi ini karena media memberi kita informasi yang hidup tentang berita tornado, pembunuhan serangan teroris dan wabah.
Keterwakilan Heuristik. Keterwakilan Heuristik (representativeness)berarti kita kadang membuat keputusan yang salah karena berdasarkan pada seberapa baik sesuatu itu cocok dngan prototype yakni, contoh yang paling umum atau representative bukan berdasarkan pad arelevansinya pada situasi tertentu. Misalnya, perhatian deskripsi seorangteman makan malam seseorang ini: orang yang ahli kayu, ahli gulat, pemelihara ular, ahli motor, dan pernah ditangkap polisi. Berapa besar kemungkinan si teman itu adalah lelaki? Sebagian besar deskripsi itu cocok dengan prototype lelaki ketimbang wanita, jadi anda mungkin akan memperkirakan bahwa 99 pesen teman makan malam itu adalah seorang pria.
Dalam contoh ini, prototype membantu anda karena orang yang cocok dngan deskripsi itu kebanyakan adalah pria. Namun, terkadang prototype kita mempertimbangkan frekuensi kejadian di seluruh populasi. Misalnya, apakah anda akan mengatakan bahwa teman makan malam itu adalah anggota geng motor atau salesman? Anda mungkin akanmengatakan bahwa besar kemungkinan dia adalah anggota geng motor, tetapi dalam kasus ini anda salah. Mengapa? Walaupun hanya sedikit salesman yang sesuai dengan cirri-ciriyang dideskripsikan di atas, jumlah total salesman jauh lebih banyak ketimbang jumlah total anggota geng motor. Misalkan ada 10.000 anggota geng motor di seluruh dunia versus 100 juta salesman di seluruh dunia. Jika 1 dari 100 anggota geng motor (1%) cocok dengan deskripsi itu,maka berarti akan hanya ada 100 orang yang cocok dengan deskripsi itu. Jika 1 dari 100.000 salesman cocok denga deskripsi di atas (0,01%), maka jumlahnya akan 1000 orang yang cocok. Jadi, kemungkinan jumlah salesman yang cocok dengan deskripsi itu ternyata 10 kali lebih banyak ketimbang jumlah anggota geng.
Dalam hidup kita banyak terdapat contoh di mana kita menilai probabilitas berdasarkan keterwakilan saa dan tidak mempertimbangkan populasi tempat sampel diambil. Jikakita ingin membuat keputusan yang lebih baik, kita harus menghindari kesalahan logika yang disebutkan di sini (Todd & Gigerenzer, 2001).





Teaching Strategies
Membuat keputusan Anda Menjadi Baik dan Membantu Murid Anda Membuat Keputusan yang Baik
1.      Pertimbangkan biaya dan manfaat dari berbagai hasil. Anda akan menghadapi banyak situasi dimana anda akan mendpat manfaat dari melakukan suatu strategi. Misalnya, haruskah anda menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga ketimbang menyiapkan PR untuk murid Anda? Akankah murid anda akan mendapat manfaat dari pembahasan topic tertentu secara berkelompok atau sendiri-sendiri?
2.      Hindari bias konfirmasi. Apakah anda cenderung hanya mencari orang yang pandangannya sesuai denga pandangan anda? Apakah ada murid yang menghindari kawan yang pandangannya bertentangan dengannya, dan jika iya, bagaimana anda bisa membantunya?
3.      Tolak kekerasan keyakinan. Apakah anda menganut suatu keyakinan yang mngkin sudah using dan perlu diubah.? Apakah murid meyakini sesuatu berdasarkan pada pengalaman masa lalunya dan mereka memegang teguh pada keyakinan itu meski tidak cocok dengan situasi yang ada? Jika iya, bagaimana anda bisa membantu mereka?
4.      Jangan terlalu percaya diri. Apakah anda percaya pada keputusan anda sendiri ketimbang berdasarkan probabilitas atau berdasarkan pengalaman masa lalu? Mungkinkah salah satu murid anda mengabaikan fakta bahwa dia pernah mendapat hasil buruk pada ujian di masa lalu dan terlalu percaya diri sehingga tidak mau tekun belajar?
5.      Hindari bias hindsight. Monitor kecenderungan anda dan murid Anda untuk terlalu percaya pada situasi yang pernah terjadi.
6.      Berhati-hatilah pada ketersediaan dan keterwakilan heuristic.

Pemikiran Kreatif
Teresa Amabile ingat bahwa saat dia masih TK, dia bersemangat masuk sekolah tiap hari, senang bermain dengan semua warna dan kuas besar. Dia dan temannya juga punya akses bebas ke meja yang enuh materi seni. Teresa ingat bagaimana  dia bercerita kepada ibunya setiap hari bahwa dia sangat ingin bermain dengan krayon dan menggambar.
Sayangnya, pengalaman Teresa saat di TK adalah pengalaman terbaik, dalam bidang seni. Saat dia masuk sekolah dasar, semuanya mulai berubah. Dia tak lagi punya akses bebas ke materi seni setiap hari, dan pelajaran seni hanya menjadi salah satu dari sekian banyak pelajarn, sesuatu yang harus dikerjakannya hanya selama satu setengah jam setiap hari Jumat.
Minggu demi minggu di masa sekolah dasar, tugas seni jarang bervariasi. Bagi Teresa, kelas seni SD itu membatasi dan melemahkan semangat. Dia ingat dirinya diberi foto karya lukis besar, yang berbeda setiapminggunya; di grade 2, murid-murid diberi foto Adoration of the Magy karyaLeonarde da Vinci dan disuruh menirunya. Bagi Teresa dan murid lainnya, itu adalah alatihan yang menjengkelkan, karena pada usia itu mereka belum bisa menggambar secara bik kuda dan peri-peri, apalagi menggambar sebagus karya agung itu. Teresa dan kawannya tidak bisa menggambar sebaik seperti yang diinginkan gurunya. Dan, mereka tidak dibantu untuk meningkatkan keahliannya. Jelas, keinginan Teresa untuk terus menggambar menjadi cepat hilang.
Teresa Amabile akhirnya mendapat gelar Ph.D. dibidang psikologi dankemudian menjadi peneliti terkemuka di bidang kreativitas. Dewasa ini, harapan Teresa adalah agar guru tidak mematikan semangat kreatif murid seperti yang pernah dialaminya sendiri (Goleman, kaufman, & Ray, 1993).
Apa itu kreativitas? Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dantak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem. J.P. Guilford (1967) membedakan antara pemikiran konvergen yang menghasilkan satu jawaban benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional, dan pemikiran divergen, yang menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan merupakan karakteristik dari kreativitas (Michael, 1999). Misalnya, pertanyaan konvergen untuk tes inteligensi konversional adalah “Berapauang yang Anda dapatkan jika ditukar dengan 60 gram emas?” Pertanyaan seperti ini hanya punya satu jawaban. Sebaliknya, perhatikan pertanyaan berikut: “apa imaji yang muncul dipikiran anda ketika duduk sendiri di ruangan gelap?” dan “apa kegunaan yang unik dari penjepit kertas?”
Apakah kecerdasan dan kreativitas saling terkait? Meskipun sebagian besar murid kreatif apakah sangat cerdas (berdasarkan ter IQ konvensional), tetapi kadang hal yang sebaliknya juga ada. Banyak murid yang sangat cerdast ernyata tidak sangat kreatif (Stenberg, 2002).
Pengajaran dan Kreativitas. salah satu tujuan penting adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi yang bisa mengilhami kreativitas murid antara bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada di pikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu (Rickards, 1999; Stenberg & Lubart, 1995). Partisipasi biasanya diminta menahan diri dengan tidakmengkritik gagasan orang lain setidaknya sampai akhir sesi brainstorming.
Mengembangkan Brainstorming. Brainstorming adalah teknik di mana orang-rang dalam sebuah kelompok didorong untukmenghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan mengatakan apa saja yang ada di pikiran mereka yang tampaknya relevan dengan isu tertentu (Rickards, 1999; Stenberg & Lubert, 1995). Partisipan biasanya diminta menahan diri dengan tidak mengkritik gagasan orang lain setidaknya sampai akhir sesi brainstorming.
Entah itu berbasis kelompok atau individual, strategi kreativitas yang baik adalah mengeluarkan gagasan sebanyak mungkin. Pelukis Spanyol terkenal abad ke-20 Pablo Picasso, menghasilkan lebih dari 20.000 karya seni. Tidak semuanya masterpiece. Semakin banyak ide yang dihasilkan murid, semakin besar peluang mereka memunculkan sesuatu yang unik,
Orang-orang kreatif tidak takut gagal atau keliru. Mereka mungkin mengalami puluhan kali jalan buntu sebelum menemukan ide inovatif. Mereka siap menang dan siap kalah. Seperti Picasso, mereka siap mengambil resiko.
Menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas. beberapa situasi kelas membantu kreativitas, tapi ada juga yangmenghambatnya. Guru yang mendorong kreativitas sering kali mengandalkan pada rasa ingin tahu anak. Guru memberi latihan dan aktivitas yang memicu murid untuk mencari solusi problem. Guru tidak memberi banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang sederhana. Guru juga mendorong kreativitas dengan mengajak murid berjalan-jalan ke lokasi dimana kreativitas dihargai Howard Gardner (1993) percaya bahwa sains, penemuan, dan museum anak menawarkan banyak kesempatan untuk memicu kreativitas.
Jangan terlalu mengatur Murid. Teresa Amabila (1993) mengatakan bahwa menyuruh murid untukmelakukan sesuatu secara persis akan membuat mereka merasa bahwa orisinalitas adalah sebuah kesalahan dan eksplorasi adalah kesia-siaan. Sebaliknya, jika murid diberi tahu aktivitas-aktivitas apa yang harus mereka lakukan kemudian membiarkan murid memilih sendiri kesenangannya dan anda mendukung kecenderungan mereka. Amabila juga percaya bahwa ketika guru mengawasi murid sepanjang waktu, makamurid juga merasa dirinya diawasi terus menerus selama melakukan tugas. Apabila murid terus menerus diawai, semangat kreativ dan petualangan mereka akan punah. Kreativitas murid juga aka pudar jika guru terlalu menuntut murid mendapat nilai bagus danmelakukan sesuatu secara sempurna, demikian menurut Amabile.
Chuck Jones (1993), pencipta Kartun Wile E. coyote, Road Runner dan banyak tokoh kartun lainnya, mengatakan bahwa tugas anak-anak adalah bermain dan bereksperimen, dan mencoba hal-hal yang berbda. Jones memberikan beberapa contoh bagaimana orang tua mengkritik seni anak. Jones membiarkan menggambar bung dan guru berkata, “Gambarnya bagus, tapi kok bunganya lebih besar daripada kamu?” Jones mengatakan bahwa kmentar seperti itu sudah cukup untukmembunuh semangat anak. Saat anda menemukan sesuatu yang belum pernah anda lihat, ia akan tampak besar, lebih besar ketimbang Anda. Tentang sebuah gambar lainnya, orang tua bertanya, “Gambar apa ini?”Anak itu menjawab, :Itu aku sedang menari.” Orang tua berkata lagi, “Lho, tapi kamu kan punya dua kaki. Ini kakinya kok banyak sekali?” Jones mengatakan bahwa komentar ini keterlaluan. Anda harus mengingat bagaimana rasanya saat anda menari. Anda merasa anda punya empat belas kaki.
Mendorong motivasi internal. Penggunaan hadiah yang berlebihan seperti medal iemas, atau uang bisa melumpuhkan kreativitas karena mengurangi keenangan intrinsic anak dalam berubah kreatif. Motivasi murid kreatif adalah kepuasan karaena berhasil menciptakan suatu karya. Kompeisi untuk mendapatkan hadiah dan evaluasi formal sering kali melemahkan motivasi dan kreativitas (Amabile & Hennessey, 1992). Akan tetapi, ini bukan berarti tidakmemberi hadih sama sekali. Kita akan membahas lebin lanjut motivasi internal dan eksternal ini di Bab 13, “Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran.”
Mendorong pemikiran yang fleksibel dan main-main. Pemikir kreatif bersikap fleksibel dan bermain-main dengan problem yang menimbilkan paradox. Meskipun kreativitas membutuhkan usaha, usaha tersebut akan lebih lancer jika murid melakukannya dengan santa. Humor dapat melancarkan roda kreativitas (Goleman, Kaufman & Ray, 1993). Ketika murid bercanda, mereka lebih mungkinmemikirkan solusi yag anak untuk suatu masalah. Bermain-main membantu murid menghilangkan tekanan yang dapat menghambat gagasannya. Seorang badut benama Wafy Gravy mengatakan “Jika kalian sudah tidak bisa mentertawakan sesuatu, berarti sesuatu itu sudah tidak lucu lagi.”
Memperkenalkan muri dengan orang-orang Kreatif. Di dekata Anda mungkin tidka ada Butet Kertarajasa untuk diundang ke kelas anda, tetapi anda sebaiknya tetap mencari orang-rang kreatif disekitar anda yang bisa anda undang. Mintalah mereka untuk datang ke kelas anda dan menerangkan kepada murid hal-hal yang berhubungan dengan kreativitas ataumemamerkan keahlian kreatif mereka. Seorang penulis, penyair, pemahat, musisi, ilmuwan, dan bnayak orang kreatif lain dapat berbagi keahlian di kelas anda.
Untuk mengevaluasi seberapa baikkah anda dalam berpikir kreatif, silah self Assesmen 9.1. dan untuk mengetahui penggunaan teknologi and Education.

Through the Eyes of Students
Sutradara Film berumur 8 tahun dan Oozy red Goop
Steven saat itu berumur delapan tahun dan inginmendapat ketenaran dalam membuat film. Ayahnya memberikan kamera film super-8. Steven mendapat inspirasi untuk membuat film horror.
Dia mulai membayangkanapa yang dia butuhkan untukmembuat sebuah film. Dia butuh cairan berwarna merah darah, danibunya membelikannya 30 kaleng buah ceri. Steven melumat buah ceri itu dengan blender dan menciptakan cairan kental berwarna merah darah.
Ibunya memberi dia kebebasan di rumah, membiarkan rumah diubah menjadi studio film anak. Steven mengatakan kepada ibunya bahwa dia butuh beberapa kostum, dankemudian ibunya membuatkannya.
Nama anak itu adalah Steven Spielberg. Ibunya sangat mendukung minatnya pada pembuatan film. Tentu saja, Steben Spielberg kini menjadi salah atu sutradara film besar di Hollywood berkat film garapannya seperti E.T. dan Jurrasic Park (Goleman, kaufman, & Ray, 1993).

No comments: