Sponsor

Sunday 2 September 2012

Penjelasan tentang Metakognisi


Seperti telah and abaca di awal bab ini, metakognisi adalah kognisi tentang kognisi, atau “mengetahui tentang mengetahui” (Flavell, 1999, Flavell, Miller & Miller 2002). Ada perbedaan antara pengetahuan metakognitif dengan aktivitas metakognitif (Ferrari & Stenberg, 1998). Perngetahuan metakognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang. Ini termasuk pengetahuan factual, seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan atau diri sendiri, dan pengetahuan strategis, seperti bagaimana dan kapan akan menggunakan prosedur spesifik untuk memecahkan problem. Aktivitas metakognitif terjadi saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan sesuatu tujuan (Ferrari & Stenberg, 1998, Kuhn, dkk., 1995). Jadi kesadaran murid dan penggunaan strategi belajar mandiri yang didiskusikan di BAb 7, “Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial,” melibatkan metakognisi.
Keterampilan metakognitif telah diajarkan kepada murid untuk membantu mereka memecahkan soal matematika (Cardelle –Elawar, 1992). Selama pelajaran matematika, guru membimbing anak yang kurang pandai untuk belajar mengetahui kapan mereka tidak tahu makn dari satu kata, tidak punya semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan problem, tidak tahu cara membagi problem yang menjadi langkah-langkah spesifik,a tau tidak tahu cara melakukan penghitungan. Setelah member pelajaran ini, murid yang diberi training metakognitif tersebut diharapkan akan mendapatkan nilai matematika yang lebih baik dan mempunyai sikap yang lebihbaik terhadap matematika.
Salah seorang pakar pemikiran anak, Deanna Kuhn (1999a, 1999b), percaya bahwa metakognisi harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak mejadi pemikir yang lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Dia membedakan antara keterampilan kognitit urutan pertama yang memampukan murid mengenali dunia (dan merupakan focus utama dari program pemikiran kritis), dan keterampilan kognitif urutan kedua keterampilan mata pengetahuan yakni mengetahui tentang pengetahuannya sendiri.
Perubahan Developmental
Banyak studi developmental yangdiklasiffikasikan sebagai “metakognitif” memfokuskan pada metamemori, atau pengetahuan tentang memori. Ini mencakup pengetahuan umum tentan gmemori, seperti mengetahui bahwa tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes mengingat. Inijuga mencakup pengetahuan tentang memori seseorang, seperti kemampuan murid memonitor apakah dirinya sudah cukup belajar untukmenghadapi ujian yang akan dilangsungkan minggu depan. Pada usia lima atau enam tahun, anak biasnaya mengetahui bahwa item yangfamilir leibh mudah untuk dipelajari ketimbang item yang kuran dikenal, bahwa daftar pendek lebih mudah diingat ketimbang daftar panjang, bahwa rekognisi atau pengenalan lebih mudah ketimbang mengingat, dan bahwa lupa lebih mungkin terjadi seiring dengan berjalnnya waktu (Lyon &^ Flavell, 1993). Namun, metamemori anak adalah terbatas. Mereka tidak memahami bahw aitem yang saling terkait adalah lebih mudah untuk diingat ketimbang item yang tidak saling berhubungan dan bahwa mengingat inti sari cerita lebih mudah ketimbang mengingat cerita kata per kata (secara verbatim) (Kreutzer dan Flavell, 1975). Menjelang grade lima, murid memahami bahwa mengingat inti sari cerita leibh mudah ketimbang mengingat secara verbatim. Anak kecil juga berlebihan dalam memperkirakan kemampuan memori mereka. Misalnya, dalam sebuah studi, mayoritas anak kecil memperkirakan bahwa mereka akan mampu mengingat semua item dalam daftar 10 item. Ketika diuji, tidak satupun yang mampu mengingat semuanya (Falvell, Friedrichs, & Hyot, 19709). Saat mereka masuk ke SD, anak akan memberikan evaluasi yang lebih realistis atas kemampuan memori mereka (Schneider & Pressley, 1997).
Anak kecil juga hanya sedikit mengapresiasi arti penting dari “cognitive cueing” untuk memori. Petunjuk kogntiif bekerja dengan mengingatkan sesuatu melalui petunjuk atau frasa eksternal, misalnya, “Ingatkah kamu bahwa kamu akan mudah mempelajari konsep jika kamu bisa memikirkan contoh dari konsep itu,” menjelang usia tujuh atau delapan tahun, anak makin mengapresiasi arti penting petunjuk kognitif tersebut.
Model Pemrosesan Informasi yang Baik
Michael Pressley dan rekanrekannya, (Pressley, Borkowski, & Schneide, 1989; Schneider & Pressley, 1997) telah mengembangkan model metakognitif yang disebut model pemrosesan informasi yang baik. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil dari sejumlah faktor yang saling berinteraksi.
Faktor ini antara lain strategi, pengetahuan isi, motivasi dan metakognisi. Mereka percaya bahwa kognisi anak-anak akan baik melalui tiga langkah:
1.      Anak diajari oleh orang tua atau guru untuk menggunakan strategi tertentu. Dengan latihan, mereka belajar tentang karakteristik dan keuntungan mempelajari pengetahuan spesifik. Lingkungan atau rumah anak yang lebih menantang secara intelektual akan membuat anak menghadapi dan mempelajari strategi yang juga spesifik.
2.      Guru bisa mendemonstrasikann kesamaan dan perbedaan beberapa strategi dalam domain tertentu, seperti matematika, yang memotivasi anak untuk melibatkan cirri-ciri strategi yang sama dan berbeda. Ini akan menghasilkan pengetahuan relasional yang lebih baik.
3.      Pada pola ini, murid mengetahui manfaat umum dari menggunakan strategi yang menghasilkan pengetahuan strategi umum. Mereka belajar menghubungkan hasil pembelajaran yang sukses dengan usaha mereka dalam mengevaluasi, memilih, dan memonitor strategi yang digunakan (aktivitas dan pengetahuan metakognitif).

Strategi dan Regulasi Metakognitif
menurut Pressley (McCormick & Pressley, 1997; Pressley, 1983), kunci pendidikan adalah membantu murid mempelajari serangkaian strategi yang dapat menghasilkan solusi problem. Pemikir yang baik menggunakan strategi secara rutin untuk memecahkan masalah. Pemikir yang baik juga tahu kapan dan di mana mesti menggunakan strategi (Pengetahuan metakognitif tentang strategi), memahami kapan dan dimana mesti menggunakan strategi kerap muncul dri aktivitas monitoring yang dilakukan murid terhadap situasi pembelajarannya.
Pressley berpendapat bahwa ketika murid diberi instruksi tentang strategi yang efektif, mereka seringkali dapat mengaplikasikan strategi yang belum pernah mereka pakai sebelumnya. Dia menandaskan bahwa murid bisa terbantu jika guru mencontohkan strategi yang tapat dan menerangkannya secara lisan. Kemudian , murid berlatih menggunakan strategi itu, dengan dibimbing oleh guru sampai murid itu bisa melakukannya dengan lancer. Saat member pelajaran pada murid tentang cara menggunakan strategi, adalah juga baik jika diberikan penjelasan kepada mereka tentang cara menggunakan strategi yang bermanfaat bagimereka. Namun, ada beberapa keterbatasan developmental untuk pendekatan ini. Misalnya, anak kecil seringkali tidak bisa menggunakan imaji mental secara kompeten.
Sekadar melatih murid menggunakan strateegi sering kali tidak cukup buat mereka untuk menggunakan strategi secara berkelanjutan dan mentransfernya ke situasi baru. Agar bisa efektif dalam mempertahankan dan mentransfer strategi, dorong murdi untuk memonitor efktivitas strategi baru mereka  mereka dibandingkan dengan penggunaan strategi lama dengan caram embndingkan kinerja pada ujian dan penilaian lainnya. Pressley mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengatakan “Cobalah, kamu akan menyukainya,”, Anda harus mengatakan, “Cobalah bandingkan.”
Mempelajari cara menggunakan strategi secara efektif seringkali membutuhkan waktu. Pada awalnya, dibutuhkan waktu untuk belajar melaksanakan strategi dan dibutuhkan pedoman dan bimbingan dari guru. Dengan latihan, murid belajar melaksanakan strategi secara lebih cepat dan kompeten. “Latihan” berarti murid menggunakan strategi efektif berkali-kali sampai mereka mampu melakukannya secara otomatis. Untuk menjanalnakn secara strategi secara efektif, mereka perlu menyimpan strategi itu dalam memori jangka panjangnya, dan latihan yang ekstensif akan memungkinkan hal ini. Pelajar juga perlu dimotivasi untuk menggunakan strategi tersebut.
Mari kita bahas contoh cara instruksi strategi dapat efektif. Pembaca yang baik akan mengambil ide utama dari teks dan meringkasnya. Sebaliknya, pembaca pemula (misalnya, sebagian besar anak kecil) biasanya tidak menyimpan atau memahami ide dari apa yang mereka baca. Sebuah intervensi yang didasarkan pada strategi meringkas berisi perintah kepada anak untuk : (1) membaca secara selintas (skim) informasi-informasi yang biasa; (2) meluangkan waktu untuk informasi yang diulang; (3) mengganti istilah yang kurang inklusif  dengan istilah yang lebih inklusif, (4) mengombinasikan serangkaian kejadian dengan istilah tindakan yang inklusif; (5) memilih kalimat topic; dan (6) Menciptakan kalimattopik apabila kalimat itu tidak ada (Brown & Day, 11983). Para peneliti telah menemukan bahwa pengajaran murid SD yang menggunakan strategi ringkasan ini akan membantu kinerja membaca mereka (Rinechart, Stahl, & Erickson, 1986).
Apakah anak menggunakan satu strategi  atau banyak strategi dalam memori dan pemecahan maslah? Mereka sering kali menggunakan lebih dari satu strategi (Schneider & Bjorklund, 1998; Siegler, 1998). Kebanyakan anak akan mendapat manfaat apabila bis amenciptakan berbagai macam strategi dan berkesperimen dengan berbagai pendekatan yang berbeda, menemukan maan yang bisa bekerja baik, kapan dan dimana (Schneider & Bjorklund, 1998). Ini terutama berlaku anak-anak dari pertengahan usia SD ke atas, walaupun beberapa psikolog kognitif percaya bahwa bahkan anak yang lebibh kecil seharusnya juga didorong untuk berlatih berbagai jenis strategi (Siegler, 1998).

Teaching Strategies
Membantu Murid Menggunakan Metakognisi
1.      Sadarilah bahwa strategi merupakan aspek kunci dari pemecahan masalah. Pantau pengetahuan dan pemahaman murid terhadap strategi untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif. Banyak murid tidak menggunakan strategi yang baik dan tidak mengetahui strategi yang dapat membantu mereka belajar.
2.      Beri contoh strategi yang efektif kepada murid.
3.      Beri murid banyak kesempatan berlatih strategi.saat murid berlatih strategi, beri pedoman dan dukungan kepada mereka. Beri mereka umpan balik sampai merekea dapat menggunakan strategi secara mandiri. Sebagai bagian dari umpan balik anda, beri tahu mereka tentang di mana dan kapan suatu strategi akan sangat berguna.
4.      Dorong murid untuk memonitor efektivitas strategi baru mereka dibandingkan dengan strategi lamanya. Ini akan membantu murid melihat kegunaan strategi baru.
5.      Ingat bahwa murid membutuhkan banyak waktu untuk belajar menggunakan strategi yang efektif. Sabarlah dan beri murid dukungan terus menerus selama mereka belajar. Terus dorong murid untuk menggunakan strategi berkali-kali sampai mereka bisa menggunakannya secara otomatis.
6.      Pahami bahwa murid perlu dimotivasi untuk menggunakan strategi. Murid tidak selalu termotivasi menggunakan strategi. Yang terutama penting bagi motivasi murid adalah ekspektasi mereka bahwa strategi itu akan menghasilkan kesuksesan dalam belajar. Dan, saat murid menisbahkan hasil pembelajaran mereka dengan upaya mereka maka proses pembelajaran mereka akan terbantu. Kita akan membicarakan motivasi lebih jauh di bab 12, “Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran”.
7.      Dorong murid untuk menggunakan banyak strategi. Kebanyakan murid mendapat manfaat dengan mencoba beberapa strategi, menemukan mana yang paling baik, kapan dan dimana.
8.      Baca lebih jauh tentang instruksi strategi. Tempat yang baik untuk memulai adalah buku teks Educational Psychology karya Christine McCormick dan Michael Pressley (1997), yang memuat banyak ide tentang cara meningkatkan penggunaan strategi oleh anak.

Crack The Case Ujian
George murid grade 8, akan menghadapi ujian sejarah minggu depan. Dia kesulitan mengingat istilah, nama, dan fakta. Pada tes terakhirnya yang lalu, dia menyebut Jenderal Sherman sebagai pahlawan perang Vietnam, dan Saigon ibu kota Jepang. Tanggal sejarah juga membuatnya bingung sehingga dia tidak mau mengingatnya. Selain itu, George juga kesulitan mengeja.
Ujian itu akan terdiri dari lima puluh soal ujian objektif (pilihan berganda, benar/salah, dan mengisi titik-titik) dan dua soal esai. Secara umum, George bisa mengerjakan soal esai dengan lebih baik. Dia sengaja tak perduli pada nama yang membuatnya ragu dan selalu mengabaikan tanggal. Tetapi, terkadang dia mencampurkan fakta dan seringkali  kehilangan poin karena kesalahan tulisan. Pada soal objektif dia menghadapi problem riil. Biasanya, lebih dari satu  jawaban akan dianggap benar. Seringkali dia “yakin” bahwa dirinya benar, tetapi ternyata salah.
Sebelum ujian yang lalu, George mencoba menyusun beberapa alat mnemonic untuk membantunya memahami. Dia menggunakan akronim seperti HOMES (untuk Huron, Ontario, Michigan, Erie dan Superior). Meski dia bisa mengingat akronim dengan baik, dia tidak dapat mengingat singkatannya. Hasilnya adalah jawabannya dipenuhi dengan singkatan. Di waktu yang lain teman sekelasnya menyarankan agar George menggunakan peta konsep. Kepada George, teman ini meminjamkan peta konsep yang dibuatnya untuk kebutuhannya sendiri. George melihatnya dan menganggapnya sangat ruwet dan membingungkan dia tidak dapat memahami apa arti peta itu. Peta itu tidak ada gunanya sama sekali baginya.
·         Apa isu dalam kasus ini?
·         Dalam tipe pembelajaran apa George mengalami kesulitan?
·         Type pembelajaran apa yang lebih mudah bagi George?
·         Buatlah program keterampilan studi untuk George berdasarkan prinsip pendekatan pemrosesan informasi kognitif.

Reach Your Learning Goals
1.      Deskripsikan pendekatan pemrosesan informasi.
·         Pendekatan  pemrosesan informasi menekankan bahwa anak memanipulasi informasi, memonitornya dan menyusun strategi untuk informasi itu. Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan berpikir. Perkembangan memicu minat pada psikologi kognitif.
·         Menurut Siegler, cirri utama dari pendekatan pemrosesan informasi adalah pemikiran, mekanisme pengubah (encoding, otomatisasi), konstruksi strategi, dan generalisasi), dan modifikasi diri (yang mencakup metakognisi).
2.      Diskusikan memori dalam term encoding, penyimpanan dan pengambilan.
·         Memori adalah retensi informasi sepanjang waktu dan melibatkan penyandian, penyimpanan dan pengambilan.
·         Dalam bahasa sehari-hari, penyandian banyak hubungannya dengan atensi dan pembelajaran, pengulangan, pemrosesan mendalam, elaborasi, penyusunan imaji/citra dan organisasi adalah proses lain yang terlibat dalam penyandian. Memori bervariasi berdasarkan kerangka waktu: memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Ada peningkatan minat terhadap working memory, sejenis meja kerja mental. Model Atkinson-Shiffrin menyatakan bahwa memori melibatkan urutan tiga tahap: sensoris, jangka pendek, dan jangka panjang. Memori jangka panjang mencakup itpe isi yang berbeda-beda. Banyak psikolog kognitif menerima hierarki isi memori jangka panjang ini: pembagian menjadi subtype memosi episodic dan semantic. Memori deklaratif (memori eksplisit) adalah pengingatan sadar atas informasi, seperti fata atau kejadian dan operasi kognitif tentang bagaimana memori implicit) adalah pengetahuan keahlian dan operasi kognitif tentang bagaimana melakukan sesuatu; adalah sulit untuk mengomunikasikan memori ini secara verbal. Memori episodic adalah retensi informasi tentang dimana dan kapan kejadian hidup seseorang, memori semantic adalah pengetahuan umum murid tentang dunia.
·         Dua pendekatan utama cara informasi direpresentasikan adalah teori jaringan (yang focus pada bagaimana informasi diorganisasikan dan dikaitkan, dengan penekanan pada titik simpul dalam jaringan memori) dan teori skema (yang menekankan bahw amurid sering kali merekonstruksi informasi dan menyesuaikannya dengan skema yang sudah ada. Script adalah skema untuk suatu kejadian.
·         Pengambilan informasi di pengaruhi oleh serial position  (memori) akan lebih baik untuk item di awal dan akhr dari suatu daftar ketimbang item di tengah), seberapa efektif petunjuk pengambilannya, spesifitas penyandian, dan tugas memori (seperti pengingatan versus perkenalan). Lupa dapat dijelaskan dalam term cue-dependent forgetting (kegagalan menggunakan petunjuk pengambilan yang efektif), teori interferensi (karena informasi menghalangi apa yang  akan kita ingat), dan penurunan kehilangan informasi seiring dengan berjalannya waktu).
3.      Ambil pelajaran tentang pelajaran dari cara pakar berpikir.
·         Lima cirri penting dari pakar adalah mereka (1) memerhatikan cirri dan pola bermakna dari suatu informasi yang tidak diperhatikan pemula; (2) punya banyak pengetahuan isi yang ditata dengan cara yang merefleksikan pemahaman mendalam atas subjek tersebut; (3) bisa mengambil aspek penting dari pengetahuan mereka dengan sedikit usaha; (4) adaptif dalam pendekatan mereka untuk situasi baru; dan (5) menggunakan strategi yang efektif.
·         Menjadi pakar biasanya membutuhkan latihan, motivasi dan bakat.
·         Menjadi pakar di area tertentu bukan berarti pakar itu bisa membantu orang lain mempelajarinya dengan baik. Pengetahuan isi pedagogis dibutuhkan untuk mengajarkan pelajaran secara efektif.
4.      Jelaskan konsep metakognisi dan identifikasi beberapa cara untuk meningkatkan metakognisi anak.
·         Metakognisi adalah kognisi tentang kognisi atau “mengetahui tentang mengetahui” metakognisi melibatkan pengetahuan metakognitif dan aktivitas metakognitif.
·         Banyak studi metakognitif focus pada metamemori atau apa yang diketahui murid tentang cara kerja memori. Metamemori anak bisa ditingkatkan pada masa SD.
·         Pressley dan rekan-rekannya mengusulkan model pemrosesan informasi yang baik dalam tiga bagian yang menggarisbawani arti penting dari pengembangan strategi yang efektif.
·         Menurut pressley, kunci untuk pendidikan adalah membantu murid mempelajari berbagai strategi yang baik yang bisa menghasilkan solusi untuk problem. Kebanyakan anak mendapat manfaat dari penggunaan beragam strategi dan mengeksplorasi strategi mana yang paling baik, kapan dan dimana.

Key Terms
Pendekatan pemrosesan informasi
Encoding
Automatisitas
Konstruksi strategi
Metakognisi
Memori
Atensi
Rehearsal
Teori level pemrosesan
Elaborasi
Chunking
Memori sensoris
Memori jangka pendek
Rentang memori
Working memory
Memori jangka panjang
Model Atkinson-Shiffrin
Memori deklaratif
Memori procedural
Memori episodic
Memori semantic
Teori jaringan
Teori skema
Skema
Script
Efek posisi serial
Prinsip spesifitas penyandian
Cue-dependent forgetting
Teori interferensi
Decay theory

Portofolio Activities
Kini Anda sudah memahami bab ini, dan sekarang kerjakan latihan dibawah  untuk memperluas wawasan anda.
Kerja kolaboratif
1.      Ajak dua atau tida murid di kelas dan cari cara terbaik untuk membantu murid mengembangkan memori dan strategi studi yang lebihbaik. Diskusikan bagaimana anda melakukan hal ini secara berbeda untuk anak dan remaja pada level yang berbeda. Misalnya, pada usia berapa seharusnya murid mulai belajar strategi mencatat yang baik? Untuk anak yang terlalu muda untuk menggunakan strategi mencatat, adakah aktivitas mirip permainan yang mungkin membantu mereka mempelajari konsep dan manfaat dari mencatat atau merekam kejadian? Dalam portofoio anda, tulis kesimpulan anda dalam hubungannya dengan usia murid yang akan anda ajar.
Pengalaman Riset/Lapangan
2.      Pilih satu topic, susun beberapa pertanyaan tentang topic, dan kemudian bicaralah dengan anak usia lima tahun, Sembilan tahun, tiga belas tahun, dan tujuh belas tahun tenatng topic itu. Apa jenis perubahan developemental yang dapat anda lihat dalam cara anak dan remaja di usia yang berbeda memproses informasi selama bercakap dengan anda? Apakah remaja memproses informasi lebih otomatis dan cepat ketimbang anak kecil? Apakah remaja tampaknya punya kapasitas pemrosesan informasi yang lebih besar?
3.      Amati anak-anak TK, SD, SMP dan SMA dan fokuskan pada bagaimana guru menjaga perhatian anak. Seberapa efektifkah strategi si guru? Apakah anda melakukan hal yang berbeda untuk menarik perhatian murid?
4.      Wawancara pakar dalam domain tertentu. Tanyalah tentang bagaimana dia bisa menjadi pakar, bagaimana dia memproses informasi, dan menggunakan strategi tertentu. Juga, tanyakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi pakar dan rintangan apa yang harus diatasi.
Kunjungi www.mhhe.com.santedu2e untuk template portofolio yang dapat didownload dan untuk melihat bagaimana portofolio activities ini berhubungan dengan standar INTASC.
Taking it to the Net
1.      Ahli teori pemrosesan informasi menekankan bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi antara lingkungan dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Deskripsikan teknik pengaran yang membantu murid untuk menghubungkan informasi baru dengan pengalaman dan pembelajaran sebelumnya. Mengapa koneksi ini sangat penting agar terjadi pembelajaran?
2.      Renungkan strategi belajar anda sendiri, dan deskripsikan rutinitas studi Anda. Dalam hubungannya dengan riset memori, bagaimana anda bisa meningkatkan teknik studi Anda? Desainlah aktivitas kelas yang dapat anda pakai untuk membantu murid mengembangkan keterampilan studi secara efektif.
3.      Mengajarkan  keterampilan metakognitif kepada murid dapat berdampak luas pada banyak aspek dari lingkungan kelas. Deskripsikan beberapa strategi mengajar untuk mengembangkan perilaku metakognitif murid. Apakah Anda memperkirakan metakognitif murid akan menunjukkan perilaku positif? Jelaskan.

No comments: