Seperti telah and abaca di awal bab ini,
metakognisi adalah kognisi tentang kognisi, atau “mengetahui tentang
mengetahui” (Flavell, 1999, Flavell, Miller & Miller 2002). Ada perbedaan
antara pengetahuan metakognitif dengan aktivitas metakognitif (Ferrari &
Stenberg, 1998). Perngetahuan metakognitif melibatkan usaha monitoring dan
refleksi pada pikiran seseorang pada saat sekarang. Ini termasuk pengetahuan
factual, seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan atau diri sendiri, dan
pengetahuan strategis, seperti bagaimana dan kapan akan menggunakan prosedur
spesifik untuk memecahkan problem. Aktivitas metakognitif terjadi saat murid
secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran mereka pada saat
memecahkan masalah dan memikirkan sesuatu tujuan (Ferrari & Stenberg, 1998,
Kuhn, dkk., 1995). Jadi kesadaran murid dan penggunaan strategi belajar mandiri
yang didiskusikan di BAb 7, “Pendekatan Behavioral dan Kognitif Sosial,”
melibatkan metakognisi.
Keterampilan metakognitif telah diajarkan
kepada murid untuk membantu mereka memecahkan soal matematika (Cardelle
–Elawar, 1992). Selama pelajaran matematika, guru membimbing anak yang kurang
pandai untuk belajar mengetahui kapan mereka tidak tahu makn dari satu kata,
tidak punya semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan problem, tidak
tahu cara membagi problem yang menjadi langkah-langkah spesifik,a tau tidak
tahu cara melakukan penghitungan. Setelah member pelajaran ini, murid yang
diberi training metakognitif tersebut diharapkan akan mendapatkan nilai
matematika yang lebih baik dan mempunyai sikap yang lebihbaik terhadap
matematika.
Salah seorang pakar pemikiran anak, Deanna
Kuhn (1999a, 1999b), percaya bahwa metakognisi harus lebih difokuskan pada
usaha untuk membantu anak mejadi pemikir yang lebih kritis, terutama di sekolah
menengah. Dia membedakan antara keterampilan kognitit urutan pertama yang
memampukan murid mengenali dunia (dan merupakan focus utama dari program
pemikiran kritis), dan keterampilan kognitif urutan kedua keterampilan mata
pengetahuan yakni mengetahui tentang pengetahuannya sendiri.
Perubahan
Developmental
Banyak studi developmental
yangdiklasiffikasikan sebagai “metakognitif” memfokuskan pada metamemori, atau
pengetahuan tentang memori. Ini mencakup pengetahuan umum tentan gmemori,
seperti mengetahui bahwa tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes mengingat.
Inijuga mencakup pengetahuan tentang memori seseorang, seperti kemampuan murid
memonitor apakah dirinya sudah cukup belajar untukmenghadapi ujian yang akan
dilangsungkan minggu depan. Pada usia lima atau enam tahun, anak biasnaya
mengetahui bahwa item yangfamilir leibh mudah untuk dipelajari ketimbang item
yang kuran dikenal, bahwa daftar pendek lebih mudah diingat ketimbang daftar
panjang, bahwa rekognisi atau pengenalan lebih mudah ketimbang mengingat, dan
bahwa lupa lebih mungkin terjadi seiring dengan berjalnnya waktu (Lyon &^
Flavell, 1993). Namun, metamemori anak adalah terbatas. Mereka tidak memahami
bahw aitem yang saling terkait adalah lebih mudah untuk diingat ketimbang item
yang tidak saling berhubungan dan bahwa mengingat inti sari cerita lebih mudah
ketimbang mengingat cerita kata per kata (secara verbatim) (Kreutzer dan
Flavell, 1975). Menjelang grade lima, murid memahami bahwa mengingat inti sari
cerita leibh mudah ketimbang mengingat secara verbatim. Anak kecil juga
berlebihan dalam memperkirakan kemampuan memori mereka. Misalnya, dalam sebuah
studi, mayoritas anak kecil memperkirakan bahwa mereka akan mampu mengingat
semua item dalam daftar 10 item. Ketika diuji, tidak satupun yang mampu
mengingat semuanya (Falvell, Friedrichs, & Hyot, 19709). Saat mereka masuk
ke SD, anak akan memberikan evaluasi yang lebih realistis atas kemampuan memori
mereka (Schneider & Pressley, 1997).
Anak kecil juga hanya sedikit mengapresiasi
arti penting dari “cognitive cueing” untuk memori. Petunjuk kogntiif bekerja
dengan mengingatkan sesuatu melalui petunjuk atau frasa eksternal, misalnya,
“Ingatkah kamu bahwa kamu akan mudah mempelajari konsep jika kamu bisa
memikirkan contoh dari konsep itu,” menjelang usia tujuh atau delapan tahun,
anak makin mengapresiasi arti penting petunjuk kognitif tersebut.
Model
Pemrosesan Informasi yang Baik
Michael Pressley dan rekanrekannya,
(Pressley, Borkowski, & Schneide, 1989; Schneider & Pressley, 1997)
telah mengembangkan model metakognitif yang disebut model pemrosesan informasi
yang baik. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang kompeten adalah hasil dari
sejumlah faktor yang saling berinteraksi.
Faktor ini antara lain strategi,
pengetahuan isi, motivasi dan metakognisi. Mereka percaya bahwa kognisi
anak-anak akan baik melalui tiga langkah:
1.
Anak diajari oleh orang tua
atau guru untuk menggunakan strategi tertentu. Dengan latihan, mereka belajar
tentang karakteristik dan keuntungan mempelajari pengetahuan spesifik.
Lingkungan atau rumah anak yang lebih menantang secara intelektual akan membuat
anak menghadapi dan mempelajari strategi yang juga spesifik.
2.
Guru bisa mendemonstrasikann
kesamaan dan perbedaan beberapa strategi dalam domain tertentu, seperti
matematika, yang memotivasi anak untuk melibatkan cirri-ciri strategi yang sama
dan berbeda. Ini akan menghasilkan pengetahuan relasional yang lebih baik.
3.
Pada pola ini, murid mengetahui
manfaat umum dari menggunakan strategi yang menghasilkan pengetahuan strategi
umum. Mereka belajar menghubungkan hasil pembelajaran yang sukses dengan usaha
mereka dalam mengevaluasi, memilih, dan memonitor strategi yang digunakan
(aktivitas dan pengetahuan metakognitif).
Strategi
dan Regulasi Metakognitif
menurut Pressley (McCormick & Pressley,
1997; Pressley, 1983), kunci pendidikan adalah membantu murid mempelajari
serangkaian strategi yang dapat menghasilkan solusi problem. Pemikir yang baik
menggunakan strategi secara rutin untuk memecahkan masalah. Pemikir yang baik
juga tahu kapan dan di mana mesti menggunakan strategi (Pengetahuan
metakognitif tentang strategi), memahami kapan dan dimana mesti menggunakan
strategi kerap muncul dri aktivitas monitoring yang dilakukan murid terhadap
situasi pembelajarannya.
Pressley berpendapat bahwa ketika murid
diberi instruksi tentang strategi yang efektif, mereka seringkali dapat
mengaplikasikan strategi yang belum pernah mereka pakai sebelumnya. Dia
menandaskan bahwa murid bisa terbantu jika guru mencontohkan strategi yang
tapat dan menerangkannya secara lisan. Kemudian , murid berlatih menggunakan
strategi itu, dengan dibimbing oleh guru sampai murid itu bisa melakukannya
dengan lancer. Saat member pelajaran pada murid tentang cara menggunakan
strategi, adalah juga baik jika diberikan penjelasan kepada mereka tentang cara
menggunakan strategi yang bermanfaat bagimereka. Namun, ada beberapa
keterbatasan developmental untuk pendekatan ini. Misalnya, anak kecil
seringkali tidak bisa menggunakan imaji mental secara kompeten.
Sekadar melatih murid menggunakan strateegi
sering kali tidak cukup buat mereka untuk menggunakan strategi secara
berkelanjutan dan mentransfernya ke situasi baru. Agar bisa efektif dalam
mempertahankan dan mentransfer strategi, dorong murdi untuk memonitor
efktivitas strategi baru mereka mereka
dibandingkan dengan penggunaan strategi lama dengan caram embndingkan kinerja
pada ujian dan penilaian lainnya. Pressley mengatakan bahwa tidak cukup hanya
mengatakan “Cobalah, kamu akan menyukainya,”, Anda harus mengatakan, “Cobalah
bandingkan.”
Mempelajari cara menggunakan strategi
secara efektif seringkali membutuhkan waktu. Pada awalnya, dibutuhkan waktu
untuk belajar melaksanakan strategi dan dibutuhkan pedoman dan bimbingan dari
guru. Dengan latihan, murid belajar melaksanakan strategi secara lebih cepat
dan kompeten. “Latihan” berarti murid menggunakan strategi efektif berkali-kali
sampai mereka mampu melakukannya secara otomatis. Untuk menjanalnakn secara
strategi secara efektif, mereka perlu menyimpan strategi itu dalam memori
jangka panjangnya, dan latihan yang ekstensif akan memungkinkan hal ini.
Pelajar juga perlu dimotivasi untuk menggunakan strategi tersebut.
Mari kita bahas contoh cara instruksi
strategi dapat efektif. Pembaca yang baik akan mengambil ide utama dari teks
dan meringkasnya. Sebaliknya, pembaca pemula (misalnya, sebagian besar anak
kecil) biasanya tidak menyimpan atau memahami ide dari apa yang mereka baca.
Sebuah intervensi yang didasarkan pada strategi meringkas berisi perintah
kepada anak untuk : (1) membaca secara selintas (skim) informasi-informasi yang
biasa; (2) meluangkan waktu untuk informasi yang diulang; (3) mengganti istilah
yang kurang inklusif dengan istilah yang
lebih inklusif, (4) mengombinasikan serangkaian kejadian dengan istilah
tindakan yang inklusif; (5) memilih kalimat topic; dan (6) Menciptakan
kalimattopik apabila kalimat itu tidak ada (Brown & Day, 11983). Para
peneliti telah menemukan bahwa pengajaran murid SD yang menggunakan strategi
ringkasan ini akan membantu kinerja membaca mereka (Rinechart, Stahl, &
Erickson, 1986).
Apakah anak menggunakan satu strategi atau banyak strategi dalam memori dan
pemecahan maslah? Mereka sering kali menggunakan lebih dari satu strategi
(Schneider & Bjorklund, 1998; Siegler, 1998). Kebanyakan anak akan mendapat
manfaat apabila bis amenciptakan berbagai macam strategi dan berkesperimen
dengan berbagai pendekatan yang berbeda, menemukan maan yang bisa bekerja baik,
kapan dan dimana (Schneider & Bjorklund, 1998). Ini terutama berlaku
anak-anak dari pertengahan usia SD ke atas, walaupun beberapa psikolog kognitif
percaya bahwa bahkan anak yang lebibh kecil seharusnya juga didorong untuk
berlatih berbagai jenis strategi (Siegler, 1998).
Teaching
Strategies
Membantu
Murid Menggunakan Metakognisi
1.
Sadarilah bahwa strategi merupakan aspek kunci dari pemecahan
masalah. Pantau pengetahuan dan pemahaman murid
terhadap strategi untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif. Banyak
murid tidak menggunakan strategi yang baik dan tidak mengetahui strategi yang
dapat membantu mereka belajar.
2.
Beri contoh strategi yang efektif kepada murid.
3.
Beri murid banyak kesempatan berlatih strategi.saat murid berlatih strategi, beri pedoman dan dukungan kepada
mereka. Beri mereka umpan balik sampai merekea dapat menggunakan strategi
secara mandiri. Sebagai bagian dari umpan balik anda, beri tahu mereka tentang
di mana dan kapan suatu strategi akan sangat berguna.
4.
Dorong murid untuk memonitor efektivitas strategi baru mereka
dibandingkan dengan strategi lamanya. Ini akan
membantu murid melihat kegunaan strategi baru.
5.
Ingat bahwa murid membutuhkan banyak waktu untuk belajar menggunakan
strategi yang efektif. Sabarlah dan beri murid
dukungan terus menerus selama mereka belajar. Terus dorong murid untuk
menggunakan strategi berkali-kali sampai mereka bisa menggunakannya secara
otomatis.
6.
Pahami bahwa murid perlu dimotivasi untuk menggunakan strategi. Murid tidak selalu termotivasi menggunakan strategi. Yang terutama
penting bagi motivasi murid adalah ekspektasi mereka bahwa strategi itu akan
menghasilkan kesuksesan dalam belajar. Dan, saat murid menisbahkan hasil
pembelajaran mereka dengan upaya mereka maka proses pembelajaran mereka akan
terbantu. Kita akan membicarakan motivasi lebih jauh di bab 12, “Motivasi,
Pengajaran, dan Pembelajaran”.
7.
Dorong murid untuk menggunakan banyak strategi. Kebanyakan murid mendapat manfaat dengan mencoba beberapa strategi,
menemukan mana yang paling baik, kapan dan dimana.
8.
Baca lebih jauh tentang instruksi strategi. Tempat yang baik untuk memulai adalah buku teks Educational
Psychology karya Christine McCormick dan Michael Pressley (1997), yang memuat
banyak ide tentang cara meningkatkan penggunaan strategi oleh anak.
Crack
The Case Ujian
George murid grade 8, akan menghadapi ujian
sejarah minggu depan. Dia kesulitan mengingat istilah, nama, dan fakta. Pada
tes terakhirnya yang lalu, dia menyebut Jenderal Sherman sebagai pahlawan
perang Vietnam, dan Saigon ibu kota Jepang. Tanggal sejarah juga membuatnya
bingung sehingga dia tidak mau mengingatnya. Selain itu, George juga kesulitan
mengeja.
Ujian itu akan terdiri dari lima puluh soal
ujian objektif (pilihan berganda, benar/salah, dan mengisi titik-titik) dan dua
soal esai. Secara umum, George bisa mengerjakan soal esai dengan lebih baik.
Dia sengaja tak perduli pada nama yang membuatnya ragu dan selalu mengabaikan
tanggal. Tetapi, terkadang dia mencampurkan fakta dan seringkali kehilangan poin karena kesalahan tulisan.
Pada soal objektif dia menghadapi problem riil. Biasanya, lebih dari satu jawaban akan dianggap benar. Seringkali dia
“yakin” bahwa dirinya benar, tetapi ternyata salah.
Sebelum ujian yang lalu, George mencoba
menyusun beberapa alat mnemonic untuk membantunya memahami. Dia menggunakan
akronim seperti HOMES (untuk Huron, Ontario, Michigan, Erie dan Superior).
Meski dia bisa mengingat akronim dengan baik, dia tidak dapat mengingat
singkatannya. Hasilnya adalah jawabannya dipenuhi dengan singkatan. Di waktu
yang lain teman sekelasnya menyarankan agar George menggunakan peta konsep.
Kepada George, teman ini meminjamkan peta konsep yang dibuatnya untuk
kebutuhannya sendiri. George melihatnya dan menganggapnya sangat ruwet dan
membingungkan dia tidak dapat memahami apa arti peta itu. Peta itu tidak ada
gunanya sama sekali baginya.
·
Apa isu dalam kasus ini?
·
Dalam tipe pembelajaran apa
George mengalami kesulitan?
·
Type pembelajaran apa yang
lebih mudah bagi George?
·
Buatlah program keterampilan
studi untuk George berdasarkan prinsip pendekatan pemrosesan informasi
kognitif.
Reach
Your Learning Goals
1.
Deskripsikan pendekatan
pemrosesan informasi.
·
Pendekatan pemrosesan informasi menekankan bahwa anak
memanipulasi informasi, memonitornya dan menyusun strategi untuk informasi itu.
Inti dari pendekatan ini adalah proses memori dan berpikir. Perkembangan memicu
minat pada psikologi kognitif.
·
Menurut Siegler, cirri utama
dari pendekatan pemrosesan informasi adalah pemikiran, mekanisme pengubah
(encoding, otomatisasi), konstruksi strategi, dan generalisasi), dan modifikasi
diri (yang mencakup metakognisi).
2.
Diskusikan memori dalam term
encoding, penyimpanan dan pengambilan.
·
Memori adalah retensi informasi
sepanjang waktu dan melibatkan penyandian, penyimpanan dan pengambilan.
·
Dalam bahasa sehari-hari,
penyandian banyak hubungannya dengan atensi dan pembelajaran, pengulangan,
pemrosesan mendalam, elaborasi, penyusunan imaji/citra dan organisasi adalah
proses lain yang terlibat dalam penyandian. Memori bervariasi berdasarkan kerangka
waktu: memori sensoris, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Ada
peningkatan minat terhadap working memory, sejenis meja kerja mental. Model
Atkinson-Shiffrin menyatakan bahwa memori melibatkan urutan tiga tahap:
sensoris, jangka pendek, dan jangka panjang. Memori jangka panjang mencakup
itpe isi yang berbeda-beda. Banyak psikolog kognitif menerima hierarki isi
memori jangka panjang ini: pembagian menjadi subtype memosi episodic dan
semantic. Memori deklaratif (memori eksplisit) adalah pengingatan sadar atas
informasi, seperti fata atau kejadian dan operasi kognitif tentang bagaimana
memori implicit) adalah pengetahuan keahlian dan operasi kognitif tentang
bagaimana melakukan sesuatu; adalah sulit untuk mengomunikasikan memori ini
secara verbal. Memori episodic adalah retensi informasi tentang dimana dan
kapan kejadian hidup seseorang, memori semantic adalah pengetahuan umum murid
tentang dunia.
·
Dua pendekatan utama cara
informasi direpresentasikan adalah teori jaringan (yang focus pada bagaimana
informasi diorganisasikan dan dikaitkan, dengan penekanan pada titik simpul
dalam jaringan memori) dan teori skema (yang menekankan bahw amurid sering kali
merekonstruksi informasi dan menyesuaikannya dengan skema yang sudah ada.
Script adalah skema untuk suatu kejadian.
·
Pengambilan informasi di
pengaruhi oleh serial position (memori)
akan lebih baik untuk item di awal dan akhr dari suatu daftar ketimbang item di
tengah), seberapa efektif petunjuk pengambilannya, spesifitas penyandian, dan
tugas memori (seperti pengingatan versus perkenalan). Lupa dapat dijelaskan
dalam term cue-dependent forgetting (kegagalan menggunakan petunjuk pengambilan
yang efektif), teori interferensi (karena informasi menghalangi apa yang akan kita ingat), dan penurunan kehilangan
informasi seiring dengan berjalannya waktu).
3.
Ambil pelajaran tentang
pelajaran dari cara pakar berpikir.
·
Lima cirri penting dari pakar
adalah mereka (1) memerhatikan cirri dan pola bermakna dari suatu informasi
yang tidak diperhatikan pemula; (2) punya banyak pengetahuan isi yang ditata
dengan cara yang merefleksikan pemahaman mendalam atas subjek tersebut; (3)
bisa mengambil aspek penting dari pengetahuan mereka dengan sedikit usaha; (4)
adaptif dalam pendekatan mereka untuk situasi baru; dan (5) menggunakan
strategi yang efektif.
·
Menjadi pakar biasanya
membutuhkan latihan, motivasi dan bakat.
·
Menjadi pakar di area tertentu
bukan berarti pakar itu bisa membantu orang lain mempelajarinya dengan baik.
Pengetahuan isi pedagogis dibutuhkan untuk mengajarkan pelajaran secara
efektif.
4.
Jelaskan konsep metakognisi dan
identifikasi beberapa cara untuk meningkatkan metakognisi anak.
·
Metakognisi adalah kognisi
tentang kognisi atau “mengetahui tentang mengetahui” metakognisi melibatkan
pengetahuan metakognitif dan aktivitas metakognitif.
·
Banyak studi metakognitif focus
pada metamemori atau apa yang diketahui murid tentang cara kerja memori.
Metamemori anak bisa ditingkatkan pada masa SD.
·
Pressley dan rekan-rekannya
mengusulkan model pemrosesan informasi yang baik dalam tiga bagian yang
menggarisbawani arti penting dari pengembangan strategi yang efektif.
·
Menurut pressley, kunci untuk
pendidikan adalah membantu murid mempelajari berbagai strategi yang baik yang
bisa menghasilkan solusi untuk problem. Kebanyakan anak mendapat manfaat dari
penggunaan beragam strategi dan mengeksplorasi strategi mana yang paling baik,
kapan dan dimana.
Key
Terms
Pendekatan
pemrosesan informasi
Encoding
Automatisitas
Konstruksi
strategi
Metakognisi
Memori
Atensi
Rehearsal
Teori level pemrosesan
Elaborasi
Chunking
Memori sensoris
Memori jangka
pendek
Rentang memori
Working memory
|
Memori jangka
panjang
Model
Atkinson-Shiffrin
Memori
deklaratif
Memori
procedural
Memori episodic
Memori semantic
Teori jaringan
Teori skema
Skema
Script
Efek posisi
serial
Prinsip
spesifitas penyandian
Cue-dependent
forgetting
Teori
interferensi
Decay theory
|
Portofolio
Activities
Kini Anda sudah memahami bab ini, dan
sekarang kerjakan latihan dibawah untuk
memperluas wawasan anda.
Kerja
kolaboratif
1.
Ajak dua atau tida murid di
kelas dan cari cara terbaik untuk membantu murid mengembangkan memori dan
strategi studi yang lebihbaik. Diskusikan bagaimana anda melakukan hal ini
secara berbeda untuk anak dan remaja pada level yang berbeda. Misalnya, pada
usia berapa seharusnya murid mulai belajar strategi mencatat yang baik? Untuk
anak yang terlalu muda untuk menggunakan strategi mencatat, adakah aktivitas
mirip permainan yang mungkin membantu mereka mempelajari konsep dan manfaat
dari mencatat atau merekam kejadian? Dalam portofoio anda, tulis kesimpulan
anda dalam hubungannya dengan usia murid yang akan anda ajar.
Pengalaman
Riset/Lapangan
2.
Pilih satu topic, susun
beberapa pertanyaan tentang topic, dan kemudian bicaralah dengan anak usia lima
tahun, Sembilan tahun, tiga belas tahun, dan tujuh belas tahun tenatng topic
itu. Apa jenis perubahan developemental yang dapat anda lihat dalam cara anak
dan remaja di usia yang berbeda memproses informasi selama bercakap dengan
anda? Apakah remaja memproses informasi lebih otomatis dan cepat ketimbang anak
kecil? Apakah remaja tampaknya punya kapasitas pemrosesan informasi yang lebih
besar?
3.
Amati anak-anak TK, SD, SMP dan
SMA dan fokuskan pada bagaimana guru menjaga perhatian anak. Seberapa
efektifkah strategi si guru? Apakah anda melakukan hal yang berbeda untuk
menarik perhatian murid?
4.
Wawancara pakar dalam domain
tertentu. Tanyalah tentang bagaimana dia bisa menjadi pakar, bagaimana dia
memproses informasi, dan menggunakan strategi tertentu. Juga, tanyakan berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi pakar dan rintangan apa yang harus
diatasi.
Kunjungi www.mhhe.com.santedu2e untuk template
portofolio yang dapat didownload dan untuk melihat bagaimana portofolio
activities ini berhubungan dengan standar INTASC.
Taking
it to the Net
1.
Ahli teori pemrosesan informasi
menekankan bahwa pembelajaran adalah hasil dari interaksi antara lingkungan dan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Deskripsikan teknik pengaran yang
membantu murid untuk menghubungkan informasi baru dengan pengalaman dan
pembelajaran sebelumnya. Mengapa koneksi ini sangat penting agar terjadi
pembelajaran?
2.
Renungkan strategi belajar anda
sendiri, dan deskripsikan rutinitas studi Anda. Dalam hubungannya dengan riset
memori, bagaimana anda bisa meningkatkan teknik studi Anda? Desainlah aktivitas
kelas yang dapat anda pakai untuk membantu murid mengembangkan keterampilan
studi secara efektif.
3.
Mengajarkan keterampilan metakognitif kepada murid dapat
berdampak luas pada banyak aspek dari lingkungan kelas. Deskripsikan beberapa
strategi mengajar untuk mengembangkan perilaku metakognitif murid. Apakah Anda
memperkirakan metakognitif murid akan menunjukkan perilaku positif? Jelaskan.
No comments:
Post a Comment