Sponsor

Wednesday, 16 May 2012

definisi konflik


Definisi Konflik

Konflik harus dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat; apakah konflik itu ada ataupun tidak ada itu merupakan persoalan persepsi. Jadi, kita dapat mendefinisikan konflik sebagai suatu proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negative, atau akan mempengaruhi secara negative, sesuatu yang menajdi kepedulian  atau kepentingan pihak pertama.

Perkembangan pemikiran tentang konflik
Sangat beralasan untuk mengatakan bahwa telah terjadi konflik mengenai peran konflik dalam kelompok dalam organisasi. Salah satu aliran pemikiran berpendapat bahwa konflik harus dihindari. Konflik menunjukan adanya sesuatu yang tidak berfungsi dalam kelompok, kami menyebutkan pemikiran ini pandangan tradisional. Aliran pemikiran lainnya, pandangan hubungan manusia, berpendapat bahwa konflik adalah akibat alamiah dan tidak terhindarkan dalam kelompok manapun dan bahwa konflik tidak mestiatau tidak selalu jahat, tetapi justru memendam potensi untuk menjadi daya positif dalam mendorong kinerja kelompok.perspektif ketiga dan terbaru tidak hanya menyatakan bahwa konflik dapat menjadi daya positif dalam sebuah kelompok tetapi juga secara eksplisit berpendapat bahwa beberapa konflik mutlak diperlukan oleh sebuah kelompok untuk dapat berkinerja secara efektif. Kami melabeli aliran ketiga ini pandangan interaksionis.
·         Pandangan Tradisional
Pandangan tradisional mengenai konflik keyakinan bahwa semua konflik berbahaya dan harus dihindari. Konflik dipandang secara negative , dan digunakan sebagai sinonim dari istilah-istilah seperti kekerasan, kerusakan, dan irasionalitas, sekadar untuk memperkuat konotasi negatifnya.pandangan tradisional ini sejalan dengan sikap yang dianut banyak orang menyangkut perilaku kelompok pada tahun 1930-an dan 1940-an.
·         Pandangan Hubungan Manusia
Pandangan hubungan manusia mengenai konflik keyakinan bahwa konflik adalah konsekuensi yang alamiah dan tak terhindarkan dalam kelompok manapun. Konflik tidak bias dihapuskan, dan bahkan ada saat-saat ketika konflik justru baik dan menguntungkan bagi kinerja kelompok. Pandangan hubungan manusia inimendominasi teori konflik dari akhir tahun 1940-an sampai pertengahan tahun 1970-an.
·         Pandangan Interaksionis
Pandangan interaksionis mengenai konflik keyakinan bahwa konflik bukan hanya merupakan daya yang positif dalam sebuah kelompok tetapi juga merupakan keniscayaan yang mutlak bagi sebuah kelompok untuk adapat berkinerja secara efektif. Sementara pandangan hubungan manusia menerima konflik, pandangan interaksionis (interactionist) mendorong munculnya konflik dengan dasar pemikiran bahwa sebuah kelompok yang harmonis, damai terang, dan kooperatif biasanya menjadi statis, apatis serta tidak tanggap terhadap perlunya perubahan dan inovasi. Sumbangan terbesar pandangan interaksionis adalah mendorong para pemimpin kelompok untuk mempertahankan terjadinya tingkat konflik minimum, cukup untuk menjaga kelompok tetap bias bekerja, kritis terhadapa diri sendiri, sekaligus kreatif.
Pandangan interaksionis tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa semua konflik adalah baik
a.       Konflik  Fungsional
Konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok  dan memperbaiki kinerjanya.
b.      Konflik Disfungsional
Konflik yang menghambat kinerja kelompok.

Yang membedakan konflik fungsional dan konflik disfungsionalberdasarkan jenis konfliknya
1.      Konflik Tugas
Konflik atas muatan dan tujuan pekerjaan
2.      Konflik Hubungan
Konflik berdasarkan hubungan antar personal
3.      Konflik Proses
Konflik tentang bagaimana pekerjaan dilaksanakan



No comments: