Sponsor

Tuesday, 22 November 2011

Industri Sawit Susah Berkembang




Santosa, selaku Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk penghasil minyak sawit mengungkapkan tantangan terbesar bagi industri kelapa sawit untuk berkembang saat ini adalah anggapan, bahwa kelapa sawit merusak lingkungan.

Jadi, kalau 5 juta incremental demand itu harus dipenuhi oleh kelapa sawit, maka seluruh dunia itu minimal setiap tahun menanam kelapa sawit satu juta hektar.

Pada saat menanam kelapa sawit sama dengan investasi, pasti kan ada minusnya. Gali, tanam, supaya gembur. Sama seperti investasi munes ,tidak ada orang investasi yang nggak minus. Tapi, 30 tahun ke depan (kelapa sawit) ini akan menyerap Co2 (karbondioksida) dan mengembalikannya dalam bentuk oksigen
Saat ini industri kelapa sawit terus tumbuh seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Hal ini karena minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) banyak dimanfaatkan, mulai untuk kebutuhan sehari-hari hingga industri. Lalu dalam 10 tahun terakhir ini tingkat permintaan akan kelapa sawit paling rendah 3,5 juta ton per tahun. Atau, rata-rata permintaan sekitar 5 juta ton per tahun dan setiap hektar lahannya menghasilkan kira-kira 5 ton.
Jadi, kalau 5 juta incremental demand itu harus dipenuhi oleh kelapa sawit, maka seluruh dunia itu minimal setiap tahun (menanam kelapa sawit) satu juta hektar
Sementara di dunia penanaman tertinggi yang pernah dilakukan itu hanya 750 ribu hektar per tahun.
Jika growth penduduk dunia sama dengan 10 tahun terakhir, which is tidak mungkin kan, jumlah jiwa saja sudah 7 miliar (sekarang). Maka, setiap tahun itu di dunia ini harus ada satu juta hektar lahan yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit
Saat ini melakukan konversi lahan kelapa sawit bukan persoalan mudah di karenakan . ada permintaan dari negara-negara maju untuk mengubah komoditi dari kelapa sawit ke tanaman lain, seperti rape seed, bunga matahari, dan soy bean. Semata-mata karena anggapan kelapa sawit merusak lingkungan.
.
Ketakutan barat
Ketakutan Negara  maju di karenakan produktivitas ketiga komoditi pertanian itu hanya 0,5 ton per hektar, atau hanya sepersepuluh dari kelapa sawit alu dibutuhkan penambahan sepuluh kali lipat dari yang ada sekarang.
Jadi Bayangkan, kita hanya menanam 600 ribu hektar. (Dan) pada saat itu, Malaysia hanya menanam 150 ribu hektar, jadi total 750 ribu hektar, dibilang merusak. Padahal, pada waktu yang sama, mereka sendiri mengkonversi untuk penanaman kedelai baru 3 juta

No comments: