silahkan klik link ini :
untuk download file ms.word makalah kalor
A.
Latar Belakang
1.
Suhu
Suhu adalah besaran termodinamika yang
menunjukkan besarnyaenergi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas
; suhu diukurdengan menggunakan termometer (kamus kimia : balai putaka : 2002).
Suhu menunjukkan derajatpanasbenda. Mudahnya, semakin
tinggisuhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis,suhu
menunjukkanenergiyang dimiliki oleh suatu benda. Setiapatom dalam suatu
benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentukperpindahan maupun gerakan
di tempat berupagetaran. Makin tingginyaenergi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut.
Suhu biasanya didefinisikan sebagai ukuran atau derajat
panasdinginnya suatu benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu
yangtinggi, sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah.
Padahakikatnya, suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki
olehmolekul-molekul sebuah benda.
2.
sejarah Kalor
Kalor
adalah energi yang dapat diteruskan oleh satu benda ke bendalain secara
konduksi,perolakan dan penyinaran. (kamus kimia ; 2002). Jadi dapat disimpulkan
Kalor merupakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Secara
alamiah, kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Sebelum abad ke – 17, orang beranggapan bahwa kalor merupakan zat yang pindah
dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kalor merupakan
zat, tentu mempunyai masa. Ternyata benda yang suhunya naik, massanya tidak
berubah, jadi kalor bukan zat.
Sampai pada pertengahan abad 18, orang masih menyamakan pengertian
suhu dan kalor. Baru pada tahun 1760, joseph black membedakan kedua pengertian
ini. Suhu adalah sesuatu yang diukur padatermometer, dan kalor adalah sesuatu
yang mengalir dari benda yangpanas ke benda yang dingin untuk mencapai keadaan
termal.
Pada
tahun 1798, seorang ilmuwan amerika, benjamin thompson menyasingkan definisi
kalor sebagai fluida kalorik. Ia yang merupakanseorang anggota militer
mengamati bahwa ketika meriam menembakkan peluru, ada kalor yang dihasilkan
pada meriam. Berdasarkan pengamatannya, thompson menyimpulkan bahwa kalor
bukanlah fluida, tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja
mekanismisalkan gesekan. Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yangdiperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 C.
Satuan kalor :
- Sistem internasional ( SI ) ; joule ( J )
- Sistem lain ; kalori ( kal ) dimana 1 kalori = 4,2 ; BTU dimana 1 BTU = 252 kalori
A. Kalor dan Suhu
1.
Kalor dan Perubahan Wujud
Kalor adalah energi yang berpindah
dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika
kedua benda bersentuhan. Suhu adalah ukuran rata -rata energi kinetik partikel
dalam suatu benda. Kalor yang diberikan dalam sebuah benda dapat digunakan
untuk 2 cara, yaitu untuk merubah wujud benda atau untuk menaikkan suhu benda
itu. Besar kalor yang diberikan pada sebuah benda yang digunakan untuk
menaikkan suhu tergantung pada :
·
massa
benda
·
kalor
jenis benda
·
perbedaan
suhu kedua benda
Secara matematis persamaan dapat
ditulis dengan :Q = m.c.Δt Sedangkan bila kalor yang diberikan digunakan untuk
merubah wujud zat/benda, maka kalor yang diberikan tergantung pada massa benda
saja, sesuai dengan per samaan : Q = m. L.
Setiap benda pada umumnya mempunyai
3 bentuk/fase, yaitu padat, cair dan gas. Perubahan wujud yang terjadi pad
ketiga bentuk benda itu adalah : membeku, melebur, mencair, mengembun,
menyublim, deposisi dan menguap seperti gambar di bawa h ini. Sedangkan di
bawah digambarkan diagram fase pada air.
Beberapa zat tidak selalu memuai
ketika dipanaskan, contohnya air pada suhu 0ºC - 4ºC. Pada suhu tersebut air
akan menyusut ketika dipanaskan dan men capai volume minimum pada suhu 4ºC.
Sehingga pada suhu tersebut es mencapai massa jenis maksimum. Di atas 4ºC, air
akan memuai lagi bila dipanaskan. Peristiwa sifat pemauaian air yang tidak
teratur ini disebut dengan peristiwa anomali air. Zat lain yang mempunyai
sifat seperti ini adalah parafin dan bismuth.
2.
Pemuaian
Jika sebuah benda
dipanaskan/diberikan kalor, maka partikel partikel dalam benda itu akan
bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Sehingga ukuran benda akan menjadi
lebih besar. Kita katakan bahwa benda itu memuai. Pemuaian dapat terjadi baik
pada benda padat, cair maupun gas.
- Pemuaian Panjang
Pada pemuaian panjang dianggap bahwa
benda mempunyai luas penampang yang kecil, sehingga ketika dipanaskan hanya
memuai pada arah panjangnya saja. Besarnya pertambahan panjang sebuah benda
yang dipanaskan adalah berbanding lurus dengan :
- panjang
mula-mula benda
- kenaikan suhu
Sedangkan panjang benda setelah
dipanaskan adalah :
Lt = Lo + ΔL
b. Pemuaian Luas
Pada pemuaian luas, pemuaian terjadi
pada arah melebar pada sisi panjang dan lebar benda. Analog dengan pemuaian
panjang, pada pemuaian luas berlaku persamaan :
a = 2b. Δt dimana berlaku hubungan : bA = Ao. D
ADAt = Ao +
c. Pemuaian Volume
Pemuaian volume biasanya terjadi
pada zat cair dan gas. Pemuaian ini terjadi pada arah memanjang, melebar dan
meninggi. Analog dengan pemuaian panjang, persamaan pada pemuaian volume adalah
:
a = 3g. Δt dimana berlaku hubungan : gV = Vo. D
VDVt = Vo +
3.
Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu :
1) konduksi,
2) konveksi dan
3) radiasi
1) Konduksi
Adalah proses perpindahan kalor yang
terjadi tanpa disertai dengan perpin dahan, partikel-partikel dalam zat itu,
contoh : zat padat (logam) yang dipanaskan.
Berdasarkan kemampuan kemudahannya
menghantarkan kalor, zat dapat dibagi menjadi : konduktor yang mudah dalam
menghantarkan kalor dan isolator yang lebih sulit dalam menghan tarkan kalor.
Contoh konduktor adalah aluminium, logam besi, dsb, sedangkan contoh isolator
adalah plastik, kayu, kain, dll.
Besar kalor yang mengalir per satuan
waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :
- Berbanding lurus
deng an luas penampang batang
- Berbanding lurus
dengan selisih suhu kedua ujung batang, dan
- Berbanding
terbalik dengan panjang batang
2) Konveksi
Adalah proses perpindahan kalor yang
terjadi yang disertai dengan perpindahan pergerakan fluida itu sendiri. Ada 2
jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Pada konveksi
alamiah pergerakan fluida terjadi karena perbedaan massa jenis, sedangkan pada
konveksi paksa terjadinya pergerakan fluida karena ada paksaan dari luar.
Contoh konveksi alamiah : nyala lilin akan menimbulkan konveksi udara
disekitarnya, air yang dipanaskan dalam panci, terjadinya angin laut dan angin
darat, dsb. Contoh konveksi paksa : sistim pendingin mobil, pengering rambut,
kipas angin, dsb. panas dingin Besar laju kalor ketika sebuah benda panas
memindahkan kalor ke fluida di sekitarnya adalah berbanding lurus dengan luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dan perbedaan suhu antara benda
dengan fluida.
3) Radiasi
Adalah perpindahan kalor dala m
bentuk gelombang elektromagnetik, contoh : cahaya matahari, gelombang radio,
gelombang TV, dsb.
Berdasarkan hasil eksperimen besarnya
laju kalor radiasi tergantung pada : luas permukaan benda dan suhu mutlak benda
seperti dinyatakan dalam hukum Stefan- Boltzman berikut ini : Energi yang
dipancarkan oleh suatu permukaan benda hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap
satuan waktu sebanding dengan luas permukaan benda (A) dan sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlak permukaan benda itu.
4)
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca, pertama kali
ditemukan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan sebuah proses di mana
atmosfer memanaskan sebuah planet. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer
lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi
artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi.
Efek rumah kaca dapat digunakan
untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami
di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia
(lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama
diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.
Penyebab. Efek rumah kaca disebabkan
karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfe r. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh kenaikan
pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan -tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami
: 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45%
diadsorpsi permukaan bu mi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi yang diadsoprsi dipantulkan
kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun
sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO
2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal,
efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara
siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO 2, yang dapat
menimbulkan efek rumah kaca adalah su lfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida
(NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas
metana (CH 4) dan khloro fluoro karbon (CFC).
Gas -gas tersebut memegang
peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Gas Kontribusi Sumber emisi
global % CO2 45-50% Batu bara 29 Minyak Bumi 29 Gas alam 11 Penggundulan hutan
20 lainnya 10 CH4 10-20%
·
Dampak
pemanasan globalØ
Menurut perkiraan, efek rumah kaca
telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5°C. Bila kecenderungan peningkatan
gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan
global antara 1,5-4,5°C sekitar tahun 2030 .
Dengan meningkatnya konsentrasi gas
CO 2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan
dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan
bumi menjadi meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai
berikut (gambar 1). Bumi secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar
matahari tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui
energi yang dibebaskan dari proses radioaktif (Holum, 1998:237). Sinar tampak
dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari matahari. Radiasi sinar tersebut
sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian sampai di permukaan bumi. Di
permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut ada yang dipantulkan dan ada
yang
diserap oleh permukaan bumi dan
menghangatkannya. Akibat meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan
adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon di oksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung -gunung es di daerah kutub yang
dapat menimbulkan naiknya permukaan
air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut
sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
5)
Azas Black
Teori kalorik menyatakan bahwa
setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat
oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser. Teori ini
juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor
dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang
suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda
bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya
merupakan ssalah satu bentuk energi.
Karena merupakan energi maka berlaku
prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen
(setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai dengan
munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya.
Kekekalan energi pada pertukaran
kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan
pernyataan : kalor yang dilepaskan o leh air panas (Qlepas) sama dengan kalor
yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat
ditulis dengan : Qlepas = Qterima
Kalorimeter Kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Kalorimeter yang paling
banyak digunakan adalah kalorimeter aluminium. Alat ini dirancang sehingga
pertukaran kalor tidak terjadi diluar bejana. Untuk mengurangi radiasi kalor
dan kehilangan kalor karena penyerapan dinding bejana, maka kedua dinding
bejana bagian dalam dan luar dibuat mengkilap.
Cincin serat fiber yang memisahkan
kedua bejana Suhu (ºC) tutup kayu adalah penghantar panas yang jelak.
Ruang antara kedua dinding bejana berisi udara yang berfungsi sebagai isolator
kalor sebab udara adalah penghantar kalor yang jelek.
Sebuah bahan contoh panas yang kalor
jenisnya diketahui dicelupkan ke dalam air dingin yang terdapat dalam bejana
bagian dalam. Kalor jenis zat dapat dihitung dengan mengukur massa air dingin,
massa bahan contoh, massa kalorimeter (bejana dalam) dan mengukur suhu air dan
bahan contoh sebelum dan sesuah pencampuran.
B. Perbedaan Suhu Dan Kalor
Kalor merupakan suatu bentuk energi
yang besarannya dapat diukur menggunakan suatu pengukur suhu. Terdapat 4 jenis
satuan suhu yang dipakai di seluruh dunia, Celcius, Reamur, Farenheit, dan
Kelvin. Satuan Internasional untuk satuan suhu adalah Kelvin.
Suhu sendiri merupakan suatu pengukuran
yang digunakan untuk menunjukan seberapa banyak energi panas yang ada pada
suatu tempat
RUMUS (menghitung kenaikan suhu kalor)
ket :
Q = M. C. Δ
T ( digunakan M = Massa ( Kg )
C = Kalor
Jenis ( J/KgC )
Δ T = Perubahan Suhu ( C )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat
yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Q = M.
L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase
perubahan wujud ) ket :
M = Massa (
Kg )
L =
Kalor Laten ( J/Kg )
Kalor Laten adalah kalor yang
digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan
Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
-
Jika
suatu batang pada suatu suhu tertentu
panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan sebesar Δ t, maka batang tersebut akan
bertambah panjang sebesar Δ L yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
α = Koefisien muai panjang =
koefisien muai linier didefinisikan sebagai : Bilangan yang menunjukkan berapa
cm atau meter bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya
dinaikkan 10 C.
Jadi
besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis
zatnya.
Jika suatu benda panjang mula-mula
pada suhu t0 0C adalah Lo.
Koefisien muai panjang = α, kemudian
dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 0C maka :
Panjang batang pada suhu t1 0C adalah :
Bila suatu lempengan logam (luas Ao)
pada too, dipanaskan sampai t1o, luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas
tersebut adalah :
β adalah Koefisien muai luas (β = 2 α)
Bilangan
yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu
benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.
Secara matematis perubahan kalor
yang terjadi dapat dirumuskan sebagai :
3.
Kapasitas kalor
Kapasitas
adalah banyaknya kalor yang diperlukan/dilepaskan untuk menaikkan / menurunkan
suhu benda sebesar 1 Kelvin / 10 C.
H
= kapasitas kalor, satuannya J/K
4. Kalor
Dapat Mengubah Wujud Zat
Selama terjadi perubahan wujud (
selama melebur, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan deposisi ) suhu zat
tetap. Pada saat itu, seluruh kalor yang diserap atau yang dilepaskan
digunakan untuk mengubah wujud benda.
Hubungan antara kalor dan perubahan
wujud zat dapat dilihat pada video berikut:
5. Menguap, Mendidih, dan Melebur
Pada
percobaan 4 di atas, juga diperoleh fakta bahwa menguap dapat terjadi pada
sembarang suhu, sedangkan mendidih hanya terjadi pada suhu tertentu ( yaitu
pada titik didihnya ).
Pada
pengupan gelembung-gelembung uap hanya terjadi pada permukaan saja; sedangkan
pada peristiwa mendidih gelembung-gelembung uap terjadi pada seluruh
bagian zat cair.
Penguapan
dapat dipercepat dengan cara antara lain :
1) memanaskan
2) memperluas permukaan
3) meniupkan udara di atas permukaan
4) mengurangi tekanan udara di atas
permukaan
Zat
mendidih pada suhu tetap, asalkan tekanannya tetap. Titik didih suatu zat dapat
diturunkan, dengan menurunkan tekanannya. Titik didih normal didefinisikan
sebagai titik didih di bawah pengaruh tekanan 1 atmosfir.
Jumlah kalor yang diperlukan selama pendidihan / penguapan
tergantung pada massa zat dan jenis zat. Secara matematis ditulis.
Seperti
pada proses mendidih, pada proses melebur suhu zat tetap asalkan tekanannya
tetap. Suhu dimana zat melebur disebut titik lebur. Titik lebur normal
didefiniskan sebagai titik lebur di bawah pengaruh tekanan 1 atmosfir.
Jumlah kalor yang diperlukan selama melebur tergantung
pada massa zat dan jenis zat. Secara matematis ditulis.
4.
No comments:
Post a Comment