Pengertian sistem pengendalian internal
Pengendalian internal
adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga
aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki
efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
Mengapa
Sistem pengendalian internal penting?
Faktor-faktor yang menyebabkan makin
pentingnya sistem pengendalian internal antara lain;
a.
Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan
kpmleksitas struktur,sistem, dan prosedur suatu organisasi semakin rumit.
b.
Tanggungjawab utama untuk melindungi aset
organisasi, mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta kecurangan
terletak pada manajemen, sehingga manajemen harus mengatur sistem pengendalian
intern yang sesuai untuk memenuhi tanggungjawab tersebut.
c.
Pengawasan oleh lebih dari satu orang merupakan
cara yang tepat untuk menutup kekurangan yang bisa terjadi pada manusia.
d.
Pengawasan yang ‘built in’ langsung pada
sistem berupa pengendalian intern yang baik dianggap lebih tepat daripada
pemeriksaan secara langsung dan detail oleh pemeriksa (khususnya yang berasal
dari luar organisasi.
Dalam mendesain sistem pengendalian intern langkah yang peru
dilaksanakan adalah :
a.
Pengalaman yang lalu mengenai kejadian –
kejadian kesalahan sebagai dsar penetapan risiko yang perlu ditanggung
b.
Pertimbangan manajemen sebarapa jauh pihak
pimpinan peduli akan keinginan dan tujuan yang ingin dicapai
c.
Menetapkan tujuan dari sistem pengendalian
intern itu sendiri, sejauh mana pertimbangan risiko-kontrol yang hendak dicapai
d.
Menetapkan sistem pengendalian yang bersifat
umum maupun khusus berlaku untuk unit tertentu. Dengan demikian kontrol di
desain karena adanya risiko, dan tingkat risiko itulah yang menentukan sistem
pengendalian internal
2. COSO
COSO adalah singkatan
dari Comitte of Sponsoring Organization of treadway Commision, yaitu suatu
inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. Tujuan utamanya
adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan
laporan keuangan dan membuat rekomendai untuk pengendalian, standar, dan
kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem pengendalian
mereka.
COSO disponsori
dan didanai oleh 5 asosiasi dan lembaga akuntansi profesional, antara lain :
American Institute of Certified Public Accountant (AICPA), American Accounting
Association (AAA),Financial Excecutives Institute (FEI), The Institute of
Internal Auditor (IIA) dan The Institute of Management Accountant (IMA)
Meskipun disponsori
oleh 5 profesional association, pada dasarnya komisi ini bersifat independen
dan orang-orang yang berada didalamnya berasal dari berbagai kalangan:
industri, akuntan publik, bursa efek, dan investor
Model COSO
adalah salah satu model pengendalian internal yan banyak digunakan oleh para
auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi, dan mengembangkan pengendalian
internal. Menurut model COSO, internal
control adalah suatu proses, melibatkan seluruh anggota organisasi, dan
memiliki tiga tujuan utama, yaitu efektifitas dan efisiensi operasi, mendorong
kehandalan laporan keuangan, dan dipatuhinya hukum dan peraturan yang ada.
Menurut COSO
framework, internal control terdiri dari lima komponen yang saling terkait,
yaitu:
a.
Control enviroment
b.
Risk assessment
c.
Control activities
d.
Information and communication
e.
Monitoring
Pada tahun 2004,COSO mengeluarkan
report enterprise risk management – integrated framework sebagai penembangan
COSO framework diatas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam enetrprise risk
management, yaitu :
·
Internal enviroment
·
Objective setting
·
Event identification
·
Risk assessment
·
Risk response
·
Control activities
·
Information and communication
·
Monitoring
3 . COBIT
COBIT adalah a set of best practices (framework) bagi pengelolaan teknologi
informasi.COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT governance yang dapat membantu auditor,
pengguna, dan manajemen untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kbutuhan
control dan masalah-masalah teknis IT.
COBIT merupakan panduan yang paling lengkap
dari praktik-praktik terbaik untuk manajemen TI yang mencakup 4 domain:
a.
Perencanaan dan organisasi
Mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang
dapat memberikan yang terbaik untuk mencapai tujuan bisnis. Kemudian direncanakan,
dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya dari berbagai perspektif.
b.
Perolehan dan implementasi
Yaitu untuk merealisasikan
strategi TI perlu diatur kebutuhan TI. Diidentifikasi, dikembangkan, atau
diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis organisasi.
c.
Penyerahan dan pendukung
Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI
terhadap kegiatan operasional bisnis
d.
Monitoring
Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan
tujuan dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol
internal yang baik.
No comments:
Post a Comment