Sponsor

Thursday, 14 February 2013

METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING




I.                   Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha tersebut. Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan tanpa pengolahan lebih lanjut dan diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan ini, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajiaan harga pokok barang yang dijual. Tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah untuk menyajikan informasi harga pokok barang yang dijual,biaya administrasi & umum, serta biaya pemasaran.
Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa dimulai dengan persiapan penyerahan jasa & berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan.Tujuan Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa adalah menyajikan informasi harga pokok persatuan jasa yang diserahkan kepada pemakai jasa.        

Gambar 4.1 Sikllus pembuatan produk   












 SIKLUS PEMBUATAN PRODUK                                    SIKLUS AKUNTANSI BIAYA 





Text Box: Penyimpanan Produk Jadi dalam Gudang


            Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke gudang. Siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok yang dimasukkan dalam proses produksi, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahan ke bagian gudang. Akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi persatuan produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang.
              Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekening buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi, didalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini:

Barang dalam Proses/WIP                           Digunakan untuk mencatat biaya bahan baku,biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (kredit).
Persediaan Bahan Baku                               Digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli (debit) dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit)
Gaji dan upah                                              Rekening ini merupakan rekening antara (clearing account) yang digunakan untuk mencatat utang gaji &upah(debit) dan upah langsung yang digunakan untuk mengolah produk (kredit)
Biaya ohead pabrik                                      Digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk beradsarkan tarif (kredit)
Persediaan Produk Jadi                               Digunakan untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang (debit), dan harga pokok produk yang dijual (kredit)












Persediaan Bahan baku
 



Barang Dalam Proses
 

Persediaan Produk Jadi
 



Gaji & upah
 


Biaya overhead pabrik
 
 













 
Gambar 4.2     Aliran biaya produksi dalam rekening buku besar













II.                Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


            Karakteristik Usaha Perusahaan Yang produksinya Berdasarkan Pesanan

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.
            3. Produksi ditujukan untu memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi persediaan digudang.

            Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

1.      Perusahaan meproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.
2.      Biaya produksi harus digologkan menjadi biaya produksi langsung & biaya produksi tidak langsung
3.      Biaya produksi lansung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,sedangkan biaya overhead pabrik dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
4.      Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produsi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.   

III.             Manfaat Informasi  Harga Pokok Pesanan

1.      Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
2.      Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
3.      Memantau realisasi biaya produksi.
4.      Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
5.      Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
 
1.      Menentukan Harga Jual Yang Akan Dibebankan Kepada Pemesan
Perusahaan yang produksinya bedasarkan pesanan memproses produknya berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang satu berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain.Harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk pesanan tersebut.  

Formula untuk menentukan harga jual yang dibebankan kepada pemesan adalah:

Taksiran biaya produksi untuk pesanan                                              Rp. XX

Taksiran biaya nonproduksi untuk pesanan                                        Rp. XX +
   Taksiran total biaya pesanan                                                                                    Rp. Y
    Laba yang diinginkan                                                                                             Rp. Z +
   Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan                                   Rp. YZ




                Taksiran biaya produksi :
            a. Taksiran biaya bahan baku                                                                                      Rp. XX
            b. Taksiran biaya tenaga kerja langsung                                                                      Rp.XX           
c. Taksiran biaya overhead pabrik                                                                               Rp. XX +                    Taksiran biaya produksi                                                                              Rp.XX           

2.      Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan
Manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang memberikan perlindungan bagi manajemen  agar dalam menerima pesanan manajemen tidak mengalami kerugian.
Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya adalah:

Biaya Produksi Pesanan :  
            Taksiran biaya bahan baku                                                                  Rp. XX
            Taksiran biaya tenaga kerja langsung                                                  Rp. XX
            Taksiran biaya overhead pabrik                                                          Rp. XX +
            Taksiran total biaya produksi                                                                                      Rp. XX
           
            Biaya Non produksi                                                                                       
            Taksiran biaya administrasi & umum                                                  Rp. XX
            Taksiran biaya Pemasaran                                                                   Rp. XX +
Taksiran total biaya non produksi                                                       Rp. XX +
            Taksiran total harga pokok pesanan                                                                      Rp  XX


3.      Memantau realisasi biaya produksi
Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan tertentu.Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengaan formula berkut ini:

Biaya bahan baku sesungguhnya                                                                    Rp. XX
Biaya tenaga kerja sesunggunya                                                                     Rp. XX   
Taksiran biaya overhead pabrik                                                                      Rp. XX +  
                        Total biaya produksi sesungguhnya                                                Rp. XX


4.      Menghitung laba atau rugi bruto tiap pesanan
Informasi laba atau rugi bruto tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan yang digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap pesanan dapat dihitung sebagai berikut :






Harga jual yg dibebankan kepada pemesan                                                                Rp. XX
        
            Biaya produksi pesanan tertentu :
            Biaya bahan baku sesungguhnya                                                        Rp. XX
            Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya                                        Rp. XX
            Taksiran biaya overhead pabrik                                                          Rp. XX +
            Total biaya produksi pesanan                                                                                      Rp. XX-
            Laba bruto                                                                                                                 Rp. XX
           

5.      Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca      
Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.
Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.                          
Berdasarkan catatan biaya tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada pesanan yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan.Biaya yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi namun pada tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan disajikan dalam neraca sebagai  harga pokok persediaan produk jadi. Biaya yang melekat pada pesanan yang belum selesai pada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. 


IV.             REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU

Rekening pembantu atau Subsidiary Account dikontrol ketelitiannya dengan menggunakan rekening kontrol (Controlling Account) di dalam buku besar. Rekening kontrol menampung data yang bersumber dari jurnal sedangkan rekening pembantu digunakan menampung data yang bersumber dari rekening sumber. Gambar berikut menjelaskan hubungan antara rekening kontrol dengan rekening pembantu.






Gambar 4.3. Rekening kontrol dan Rekening pembantu
Rekening kontrol dan rekening pembantu digunakan untuk mencatat biaya sebagai berikut:

Rekening Kontrol                                               Rekening Pembantu

Persediaan Bahan Baku                                        Kartu Persediaan
Persediaan Bahan penolong                                  Kartu Persediaan
Barang dalam proses                                             Kartu Harga Pokok
Biaya Overhead pabrik sesungguhnya                 Kartu Biaya
Biaya Administrasi dan umum                             Kartu Biaya
Biaya Pemasaran                                                   Kartu Biaya
Persediaan produk jadi                                         Kartu Persediaan

Setiap melakukan penjurnalan, harus ditunjuk nama rekening kontrol yang bersangkutan dalam buku besar. Untuk mencatat biaya produksi, dalam buku besar dibentuk rekening kontrol barang dalam proses. Rekening ini dipecah menurut unsur biaya produksi, sehingga ada 3 macam rekening barang dalam proses yaitu:
-          Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku
-          Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung
-          Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik

Jika produk diolah melalui beberapa departemen produksi, Rekening Barang dalam Proses dirinci menurut departemen dan unsur biaya produksi, sebagai contoh :

-          Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Departemen A
-          Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen A
-          Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen A

-          Barang dalam proses – Biaya Bahan Baku Departemen B
-          Barang dalam proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen B
-          Barang dalam proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen B

Untuk mencatat biaya non produksi, di dalam buku besar dibentuk Rekening Kontrol Biaya Administrasi dan Umum, dan biaya Pemasaran. Rekening biaya pemasaran digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi dalam fungsi pemasaran, sedangkan Rekening Biaya Administrasi dan Umum digunakan untuk menampung biaya-biaya yang terjadi di fungsi administrasi dan umum.

Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, jurnal yang dibuat adalah:

DR. Barang dalam proses
CR. Persediaan bahan baku

Dan BUKAN jurnal berikut:
DR. Biaya bahan baku
CR. Persediaan bahan baku

Karena rekening biaya bahan baku tidak diselenggarakan dalam buku besar melainkan dalam buku pembantu kartu harga pokok.
Untuk mencatat biaya-biaya digunakan Rekening Kontrol sebagai berikut:

DR. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
CR. Akumulasi depresiasi gedung
(Untuk mencatat depresiasi gedung pabrik)

DR. Biaya Administrasi dan Umum
CR. Kas
(Untuk mencatat biaya telex)

DR. Biaya Pemasaran
CR. Akumulasi depresiasi kendaraan
(Untuk mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan bagian pemasaran)

V.                KARTU HARGA POKOK (JOB ORDER COST SHEET)

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu.
Contoh kartu harga pokok dapat dilihat pada gambar berikut:
 

PT. WARDATI ELOK
JAKARTA
KARTU HARGA POKOK

No. Pesanan                       : E-212                                                       Pemesan          : PT. Yayu
Jenis Produk                      : Jam Dinding                                            Sifat Pesanan  : Segera
Tgl. Pesan                          : 2 Januari 2005                                         Jumlah            : 500 unit
Tgl. Selesai                        : 22 Januari 2005                                       Harga jual       : Rp. 5.000.000,-
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead Pabrik
Tgl
No.
BPBG
Ket
Jml
Tgl
No. Kartu jam kerja
Jml
Tgl
Jam
Mesin
Tarif
Jml



































VI.             METODE HARGA POKOK PESANAN
Pembahasan metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke bagian gudang dari bagian produksi. Berikut ini adalah contoh pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan dan pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi.

Contoh 1 :
PT. Eliona berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima. Pendekatan yang digunakan perusahaan dalam penentuan harga pokok produksi adalah Full Costing. Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor, dan setiap dokumen sumber dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan. Dalam bulan November 19X1, PT. Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak 1.500 lembar dari PT. Rimendi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah Rp. 3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak pamflet iklan sebanyak Rp. 20.000 per lembar dari PT.OKI, dengan harga yang dibebankan kepada pemesan sebesar Rp. 1.000 perlembar. Pesanan dari PT.Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT.OKI diberi nomor 102. Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut.

1.      Pembelian bahan baku dan bahan penolong
Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong berikut ini :
Bahan Baku :
Kertas jenis X                   85 ream @ Rp. 10.000                        Rp.   850.000
Kertas jenis Y                   10 roll @ Rp. 350.000                                    Rp.3.500.000
Tinta Jenis A                     5 kg @ Rp. 100.000                            Rp.   500.000
Tinta Jenis B                     25 kg@ Rp. 25.000                             Rp.   625.000
Jumlah bahan baku yang dibeli                                                     Rp.5.475.000

Bahan Penolong :
Bahan penolong P             17 kg @ Rp. 10.000                            Rp.  170.000
Bahan penolong Q                        60 liter @ Rp. 5.000                           Rp.  300.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli                                              Rp.  470.000
Jumlah total                                                                                   Rp.5.945.000

Bahan baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh bagian pembelian. Bahan tersebut kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam proses produksi untuk memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk mencatat persediaan bahan :Persediaan bahan baku dan persediaan bahan penolong . Pembelia bahan baku dan bahan penolong dijurnal sbb :
Jurnal 1 :
 Dr. Persediaa bahan baku                    Rp. 5.475.000
 Cr. Hutang dagang                                                                    Rp. 5.475.000

Jurnal 2 :
Dr. Persediaa bahan baku                     Rp.470.000
 Cr. Hutang dagang                                                                    Rp. 470.000

2.      Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi

Untuk dapat mencatat bahan baku yang digunakan dalam pesanan, perusahaan menggunakan dokumen yang disebut bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini diisi oleh bagian produksi dan diserahkan kepada bagian gudang untuk meminta bahan yang diperlukan oleh bagian produksi. Bagian gudang akan mengisi jumlah bahan yang diserahkan kepada bagian produksi pada dokumen tersebut, dan kemudian dokumen ini dipakai sebagai dokumen sumber untuk dasar pencatatan pemakaian bahan.

Bahan baku untuk pesanan 101 :
Kertas jenis X       85 ream @ Rp. 10.000                                                Rp.850.000
Tinta jenis A          5 Kg@ Rp.100.000                                                     Rp.500.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 101                                                     Rp.1.350.000

Bahan baku untuk pesanan 102 :
Kertas jenis Y       10 roll Rp. 350.000                                                     Rp.3.500.000
Tinta jenis B          25 Kg@ Rp.25.000                                                     Rp.   625.000
Jumlah bahan baku untuk pesanan 102                                                     Rp.4.125.000
Total bahan baku yang dipakai                                                                 Rp.5.475.000

Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong sbb:
Bahan penolong P             10 kg @ Rp. 10.000                                        Rp. 100.000
Bahan penolong Q                        40 liter @ Rp. 5.000                                       Rp.  200.000
      Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi                             Rp. 300.000
     
      Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku sbb : (jurnal 3)
      Dr. Barang Proses-Biaya Bahan Baku             Rp. 5.475.000
      Cr.                        Persediaan Bahan Baku                                           Rp. 5.475.000

      Pencatatan pemakaian bahan baku dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan:
a.       Mendebet rekening barang dalam proses
b.      Mengkredit persediaan bahan baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
c.       Pendebetan rekening barang dalam proses diikuti dengan pencatatan rincian bahan baku yang dipakai dalam kartu harga pokok pesanan .
PT. Eliona Yogyakarta
                                                KARTU HARGA POKOK PESANAN 101

No. Pesanan         : 101                                       Pemesan                                : PT. Rimendi
Jenis Produk         : Undangan                           Sifat pesanan       : Segera
Tgl.Pesan               : 2 November 1986             Jumlah                   : 1.500 exemplar
Tgl Selesai             : 22 November 1986           Harga Jual            : Rp. 4.500.000

BIAYA BAHAN BAKU
BIAYA TENAGA KERJA
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl
No
Ket
Jumlah
Tgl
No. Kartu Jam Kerja
Jumlah
Tgl
Dasar
Tarif
Jumlah



Kertas X
Tinta A

850.000
500.000


900.000

B. Tng Kerja Langsung
150 %
1.350.000


Jumlah
1.350.000

Jmh
900.000

Jmh

1.350.000

                                Jumlah Total Biaya Produksi adalah                                                                          3.600.00


 
 


















PT. Eliona Yogyakarta
                                                KARTU HARGA POKOK PESANAN 102

No. Pesanan         : 102                                       Pemesan                                : PT. Oki
Jenis Produk         : Pamflet iklan                     Sifat pesanan       : Biasa
Tgl.Pesan               : 15  November 1986          Jumlah                   : 20.000 Lembar
Tgl Selesai             : 16 Desember 1986            Harga Jual            : Rp. 20.000.000

BIAYA BAHAN BAKU
BIAYA TENAGA KERJA
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Tgl
No
Ket
Jumlah
Tgl
No. Kartu Jam Kerja
Jumlah
Tgl
Dasar
Tarif
Jumlah



Kertas X
Tinta B

3.500.000
   625.000


5.000.000

B. Tng Kerja Langsung
150 %
7.500.000


Jumlah
4.125.000

Jmh
5.000.000

Jmh

7.500.000

                                Jumlah Total Biaya Produksi adalah                                                                          16.625.000


 
 




















            Dalam metode harga pokok pesanan  :
1.      Harus dipisahkan antara biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
2.      Bahan penolong yag merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dicatat pemakaiannya dengan Mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya. Rekening Barang Dalam Proses didebet untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

Jurnal pencatatan pemakaian bahan penolong sbb: (jurnal 4)
Dr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya                         Rp. 300.000
Cr.Persediaan bahan penolong                                                                   Rp. 300.000  
           
3.            Pencatatan biaya tenaga kerja
Dalam metode harga pokok pesanan  :
1.      Harus dipisahkan antara upah tenaga kerja langsung dangan upah kerja tak langsung.
2.      Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
3.      Upah tenaga kerja tak langsung dicatat dengan mendebet rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.

Dari contoh diatas biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam departemen produksi sbb::
Upah langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000                                       Rp.   900.000
Upah  langsung untuk pesanan 101 : 225 jam @ Rp. 4.000                                      Rp.  5.000.000
Upah tidak langsung                                                                                                           Rp.  3.000.000
Jumlah upah                                                                                                                        Rp.  8.900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum                                                                         Rp.  4.000.000
Biaya gaji karyawan bagian pemasaran                                                                       Rp.  7.500.000
Jumlah gaji                                                                                                                           Rp. 11.500.000
Jumlah biaya tenaga kerja                                                                                                                Rp. 20.400.000


Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3 tahap berikut :
1.      Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
2.      Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
3.      Pencatatan pembayaran gaji dan upah

Dari data diatas, jurnal untuk mencatat biaya tenaga  : (jurnal 5)
1.      Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
DR. Gaji dan upah                                 Rp. 20.400.000
CR. Utang gaji dan upah                                                           Rp. 20.400.000
2.   Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja
Karena biaya tenaga kerja terdiri dari berbagai unsur biaya, maka perlu diadakan distribusi biaya tenaga kerja sbb:
                  Biaya Tenaga Kerja Langsung : dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan dengan mendebit rekening barang dalam proses dan mencatatnya dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Pencatatan pembayaran gaji dan upah :
Merupakan unsur biaya produksi tidak langsung dan dicatat sebagai unsur biaya overhead pabrik serta didebetkan dalam rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Biaya Tenaga Kerja Nonproduksi :
Merupakan unsur biaya nonproduksi dan dibebankan ke dalam rekening kontrol biaya administrasi dan umum atau biaya pemasaran.
                  Jurnal distribusi biaya tenaga kerja diatas Ljurnal 6
                  Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung     Rp. 5.900.000
                  Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung     Rp. 3.000.000
Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung     Rp. 4.000.000
                  Dr. Barang dalam proses-biaya tenaga kerja langsung     Rp. 7.500.000
            Cr. Gaji dan upah                                                                                Rp. 20.400.000
   
 Pencatatan pembayaran gaji dan upah (jurnal 7)
Dr. Utang gaji dan upah                                       Rp. 20.400.000
Cr.             Kas                                                                              Rp. 20.400.000

5.         Pencatatan biaya overhead pabrik
Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua :
a.       Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka dan pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
b.      Pembebanan produk dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang dicatat dengan mendebet rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan.
c.       Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening kontrol biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Secara periodik (misalnya akhir bulan ) biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dihitung berdasarkan tarif dihitung selisihnya . Perbandingan ini dilakukan dengan menutup rekening biaya overhead yang dibebankan ke dalam rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.
Dari contoh diatas , misalnya biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif sebesar 150% dari biaya tenaga kerja langsung.  Dengan demikian biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada tiap pesanan dihitung sbb:                      
Pesanan 101: 150 % X Rp. 900.000                                 = Rp. 1.350.000
Pesanan 102: 150% X Rp. 5.000.000                               = Rp. 7.500.000
Jumlah biaya overhead pabrikk yang dibebankan               Rp.  8.850.000

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan sbb: (jurnal 8)
Dr. Brg Dlm Proses-Biaya Overhead pabrik   8.850.000
Cr.Biaya overhead pabrik yang dibebankan                           8.850.000
                                                                       
              Misalnya biaya overhead yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong Rp. 300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp. 3.000.000. seperti tersebut dalam jurnal 4 dan 6 :
Biaya depresiasi mesin                                 Rp. 1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik                   Rp.  2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin     Rp.     700.000
Biaya pemeliharaan mesin                            Rp.  1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung                        Rp.     500.000
Jumlah                                                          Rp. 5.700.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sbb: (jurnal 9)
Dr. By. Overhead pabrik sesungguhnya      Rp. 5.700.000
Cr. Akumulasi depresiasi mesin                                                       Rp. 1.500.000
Cr. Akumulasi depresiasi gedung                                                    Rp. 2.000.000
Cr. Persekot asuransi                                                                        Rp.    700.000
Cr.Persediaan suku cadang                                                              Rp. 1.000.000
Cr.Persediaan bahan bangunan                                                        Rp.    500.000
 
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya.Jurnal penutup adalah sbb:

Jurnal 10 :
Dr. Biaya overhead pabrik yang dibebankan                                            Rp. 8.850.000
Cr. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya                                                    Rp. 8.850.000

Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan menghitung saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesunggguhnya.
Setelah jurnal diatas (jurnal 10) dibukukan saldo rekening biaya overhead pabrik yang sesungguhnya adalah sbb:
Debit :
Jurnal 4                        Rp.300.000
Jurnal 6                        Rp.3.000.000
Jurnal 9:                       Rp.5.700.000
Jumlah debet             Rp. 9.000.000
Kredit :
Jurnal 10                      Rp. 8.850.000
Selisih pembebanan              150.000

Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, maka dibuat jurnal :
Jurnal 11:
Dr. Biaya overhead pabrik                                                              Rp.150.000
Cr. Biaya overhead pabrik sesungguhnya                                                             Rp.150.000

5.Pencatatan harga pokok produk jadi
Pesanan yang telah selesai diproduksiditransfer ke bagian oleh bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu  harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Harga pokok pesanan 101 :
Biaya bahan baku                                                                    Rp. 1.350.000
Biaya tenaga kerja langsung                                                   Rp.    900.000
Biaya overhead pabrik                                                            Rp. 1.350.000
Jumlah harga pokok pesanan 101                                           Rp. 3.600.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sbb:
Jurnal 12 :
Dr. Persediaan Produk jadi                         Rp. 3.600.000
Cr.Barang dalam proses-By. Bhn baku                                         Rp. 1.350.000
Cr.Barang dalam proses-By. Tenaga kerja langsung                               Rp.    900.000
Cr.Barang dalam proses-By. Overhead pabrik                             Rp. 1.350.000

6.Pencatatan harga pokok produk dalam proses
Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum selesai diproduksi . Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.Kemudiaan dibuat jurnal untuk mencatat persediaan produk dalam proses dan mengkredit rekening barang dalam proses.
Jurnal 13:
DR.Persediaan Produk Dalam Proses                    Rp. 6.625.000
CR.BDP-By bhn baku                                                                     Rp. 4.125.000
CR.BDP-By Tenaga kerja langsung                                               Rp. 5.000.000
CR.BDP-By overhead pabrik                                                          Rp. 7.500.000

7.Pencatatan harga pokok produk yang dijual
Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat dalam rekening harga pokok penjualan dan rekening persediaan produk jadi.
Jurnal 14 :
Dr.Harga pokok penjualan                          Rp. 3.600.000
CrPersediaan produk jadi                                                   Rp. 3.600.000
           
           

8.Pencatatan pendapatan penjualan produk
Pada  awal contoh ini telah disebutkan disebutkan bahwa pesanan 101 berupa pesanan 101 berupa pesanan 1500 lbr undangan dengan harga harga jual Rp. 1500 perlembar atau total harga Rp. 4.500.000. Maka jurnal yang dibuat untuk mencatat piutang kepada pemesan sbb :
Jurnal 15 :
Dr. Piutang Dagang                                      Rp. 4.500.000
Cr.Penjualan                                                                         Rp. 4.500.000



Daftar Pustaka :
1.      Mulyadi. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. 1992




































Soal Latihan

1.      Menurut daftar gaji dan upah yang dibuat oleh bagian personalia, biaya tenaga kerja yang harus dibayar oleh suatu perusahaan terdiri dari unsur berikut ini :
Upah langsung karyawan pabrik                                       Rp. 200.000
Upah tidak langsung karyawan pabrik                             Rp. 900.000
Gaji karyawan administrasi dan umum                             Rp. 2.000.000
Gaji karyawan pemasaran                                                 Rp. 1.500.000

Atas dasar data tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat utang gaji dan upah, distribusi gaji dan upah serta pembayaran gaji dan upah.

2.      Suatu perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mengolah produknya melalui dua departemen produksi A dan B, berikut ini adalah transaksi biaya produksi perusahaan tersebut untuk mengolah pesanan no. B-109 dalam bulan Januari 19X1 :

Jenis Biaya                                    Departemen A             Departemen B
Biaya bahan baku                          Rp. 150.000               
Biaya tenaga kerja langsung         Rp. 500.000                            Rp. 675.000
Biaya overhead pabrik                  Rp. 5.000/jam mesin               200%biayatenagakerja langsung
Jam mesin                                                  200                                          400

Pada akhir bulan Januari tersebut, pesanan B-109 telah selesai dikerjakan dan diserahkan kepada pemesan dengan harga jual Rp. 5.000.000.
Atas dasar data tersebut diatas, buatlah jurnal untuk mencatat transaksi :
a.       Terjadinya biaya produksi untuk mengolah pesanan B 109 tersebut
b.      Harga pokok produk jadi
c.       Penjualan pesanan B 109

3.      PT.X yang berproduksi berdasarkan pesanan, menghitung tarif biaya overhead pabriknya sebesar Rp. 1.500 perjam mesin. Dalam suatu bulan perusahaan tersebut memproduksi 3 pesanan dengan waktu pengerjaan sbb:
Pesanan 250                                                          200 jam mesin
Pesanan 251                                                          150 jam mesin
Pesanan 252                                                          400 jam mesin
Dalam bulan tersebut jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Biaya tenaga kerja tidak langsung pabrik                                                 Rp. 370.000
Biaya bahan penolong                                                                                      350.000
Biaya depresiasi gedung pabrik                                                                       200.000
Biaya depresiasi mesin                                                                                    150.000
Jumlah                                                                                                       Rp.1.070.000
Atas dasar data tersebut :
a.          Buatlah jurnal untuk mencatat :
1.      Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
2.      Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
3.      Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan
b. Hitunglah pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.      

No comments: