Sponsor

Sunday, 13 January 2013

Aktiva Tetap Tidak berwujud





Rangkuman
aktiva tetap tidak berwujud

Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umurnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain : hak paten, hak cipta, merek dagang, franchise, goodwill.
Pengurangan nilai harga perolehan aktiva tidak berwujud selama umur ekonomisnya disebut amortisasi. Amortisasi aktiva tidak berwujud dicatat dalam jurnal penyesuaian. Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tetap tidak berwujud digolongkan sebagai berikut :
a.       Aktiva tetap tidak berwujud yang masa manfaatnya dibatasi oleh undang-undang/peraturan :
1.       Hak paten
Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau badan yahng menemukan hal yang baru, untuk melakukan pembuatan, penjualan atau pengawasan terhadap penemuannya selama jangka waktu tertentu. Masa penggunaan hak paten dibatasi selama 17 tahun dan setelah habis masa pengguanaannya dapat diperbaharui atau diperpanjang. Hak paten dapat digunakan sendiri atau dijual kepada pihak lain.
Harga perolehan hak paten meliputi :
- biaya penelitian
- biaya percobaan
- biaya pengembanga
- biaya pendaftaran, dll
           Amortisasi dalam hak paten, di jurnal penyesuaian :
                        Beban amortisasi paten                       Rp xxx
                                    Paten                                       Rp xxx    


 
2.       Hak cipta
           Hak cipta (copy rights) adalah hak tunggal  yang diberikan oleh pemerintah kepada orang atau badan  (pengarang, pencipta lagu/music, seniman) untuk menerbitkan/mempublikasikan, menjual atau mengawasi ciptaannya. Masa penggunaan hak cipta dibatasi selama 28 tahun dan dimungkinkan untuk perpanjangan selama 28 tahun lagi. hak cipta dapat diperoleh dengan penemuan sendiri atau dengan membeli dari pihak lain. Jika diperoleh dari penemuan sendiri, maka biaya utnuk memperoleh hak cipta tidak begitu besar, sehingga bisa diperlakukan sebagai beban pada periode perolehan. Jika hak cipta diperoleh dari membeli dari pihak lain harga perolehannya cukup besar, maka perlu dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap tidak berwujud dan diamortisasikan selama umur ekonomis.
             Harga perolehan hak cita adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti :
-          Biaya peninjauan
-          Biaya perizinan
-          Biaya pengerjaan
-          Biaya biaya pendaftaran dll.
Harga perolehan hak ciptayang diperoleh dengan membeli dari pihak lain adalah sebesar harga belinnya.
3.       Franchise
Franchise atau hak monopoli atauwara laba adalah hak-hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada suatu pihak, untuk menggunakan fasilitas milik Negara bagi penyediaan jasa-jasa kepentingan umum, misalnya untuk penimbunan sampah dan transportasi umum. Franchise dapat juga diberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan fungsi bisnis tertentu, untuk mengkomersialkan produk, proses, teknik atau resep tertentu. Misalnya, franchise yang dijual oleh Kentucky fried chicken, mac Donald, pizza hut dll. Franchise diberikan dalam batas waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
Harga perolehan franchise adalah semua pengeluaran biaya yang berhubungan dengan usaha memperoleh hak tersebut, seperti biaya administrasi dan biaya lain-lain.

b.      Aktiva tetap tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak terbatas

1.       Merek dagang
Merek dagang (trade merk) adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada orangn atau badan usaha yang menggunakan cap, nama atau lambing usaha. Apabila biaya untuk memberolh merek dagang tidak material (tidak besae) maka biaya itu bisa diperlakukan sebagai beban pada periode diperolehnya. Tetapi jika biaya cukup besar, maka dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap tidak berwujud dan diamortisasikan setiap tahun.
Harga prolehan merek dagang yang dibuat sendiri oleh prusahaan adalah semua biaya yang berhubungan dengan usaha pembuatan dan pendaftarannya. Sementara merek dagang yang diperoleh dengan pembelian darr pihak lain, harga perolehannya adalah sebesar harga beilnya.
2.       Goodwill
Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena adanya kelebihan dalam beberapa factor, seperti nama yang terkenal, staf dan personalia yang berkemampuan tinggi atau lokasi perusahaan yang menguntungkan. Goodwill hanya bisa dicatat  atau diakui apabila pindah dari perusahaan lain melalui pembelian perusahaan lain pada harga yang lebih tinggi dari nilai wajaraktiva nettonya. Kelebihan harga diatas nilai wajar itulah yang diakui sebagai harga perolehan goodwiil.
Contoh :
PT Astina membeli PT Alengka dengan harga Rp 15.000.000.000. nilai wajar aktiva PT Alengka pada saat transaksi Rp 24.000.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp 10.000.000.000, maka nilai goodwill dihitung :
Harga beli PT Alengka                                                Rp 15.000.000.000
Nilai wajar aktiva netto           Rp 24.000.000.000
Nilai utang                  (Rp 10.000.000.000)
Total modal  PT Alengka                                            Rp 14.000.000.000
Nilai goodwill                                                 Rp   1.000.000.000
Transaksi tersebut dicatat dengan jurnal :      
 Macam-macam aktiva            Rp 24.000.000.000
Goodwill                                 Rp 1.000.000.000
            Macam-macam utang                                     Rp 10.000.000.000
            Kas                                                      Rp15.000.000.000
Goodwill diamortisasikan selama umur ekonomisnya. Misalnya diamortisasikan selama 20 tahun, maka setiap tahun = Rp 1.000.000.000 : 20 = Rp 50.000.000
Jurnal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi adalah :
Beban amortisasi goodwiil      Rp 50.000.000
            Goodwill                                             Rp 50.000.000

Penjelasan Rinci
Aktiva Tidak berwujud
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalammenghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau tujuan administratif. 
Aktiva adalah sumber daya yang:
a.    dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lampau;dan
b.    bagi perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan
Aktiva moneter adalah kas dan setara kas serta aktiva yang akan diterimadalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. 
Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan denganharapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atasilmu yang baru. 
Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan yang substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Amortisasi adalah alokasi sistematis dari nilai aktiva tidak berwujud yang dapat didepresiasi selama masa manfaat aktiva tersebut. 
Nilai yang dapat didepresiasi adalah biaya perolehan suatu aktiva, ataunilai lain yang fungsinya menggantikan biaya perolehan dalam laporankeuangan dikurangi nilai sisa. 
Masa manfaat adalah:
a.    periode waktu aktiva diperkirakan akan dimanfaatkan oleh perusahaan; atau
b.  jumlah unit produksi atau sejenisnya yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari aktiva tersebut. Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayarkanatau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva pada saat perolehan atau saat diproduksi. 
Nilai sisa adalah jumlah bersih yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari pelepasan aktiva pada akhir masa manfaatnya, setelahdikurangi perkiraan biaya pelepasan. 
Nilai wajar suatu aktiva adalah jumlah yang digunakan untuk mengukur aktiva yang dapat dipertukarkan atau utang yang diselesaikan melalui suatutransaksi yang wajar ( arm’s length transaction) yang melibatkan pihak- pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai

Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi di bawah ini:
a.    produk/jasa yang diperdagangkan dalam pasar tersebut adalahhomogen;
b.   pembeli dan penjual yang berminat dapat ditemukan setiap saat; dan
c.    harga tersedia bagi masyarakat  Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva( recoverable amount ).
 Nilai tercatat aktiva adalah nilai aktiva yang disajikan dalam neraca sesudah dikurangi dengan akumulasi depresiasi atau amortisasi danakumulasi rugi penurunan nilai. Pengeluaran setelah perolehan adalah pengeluaran yang dilakukan setelahaktiva tidak berwujud diperoleh atau diakui.
Aktiva Tidak Berwujud
1.    Perusahaan sering kali mengeluarkan sumber daya untuk mendapatkan, mengembangkan, memelihara atau memperkuat sumber dayatidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain danimplementansi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek  produk/brand names).
Contoh aktiva tidak berwujud yagn dicakup dalam judul luas tersebut adalah:
1.   piranti lunak komputer,
2.   hak paten, hak cipta,
3.  filmgambar hidup,
4.  daftar pelanggan,
5.  hak pengusahaan hutan,
6.  kuota impor,
7.   waralaba,
8.   hubungan dengan pemasok atau pelanggan,
9.   kesetiaan pelanggan,
10.  hak pemasaran,
11.  dan pangsa pasar.
2.    Tidak semua unsur yang dicantumkan pada paragraf 9 memenuhidefinisi aktiva tidak berwujud, yaitu
a.    keteridentifikasian,
b.   adanya pengendalian sumber daya dan
c.   adanya manfaat ekonomis di masa depan.
Jika suatu unsur yang dicakup dalam Pernyataan ini tidak memenuhi definisi aktiva tidak  berwujud, maka pengeluaran yang dilakukan dalam rangka memperoleh ataumenciptakan sendiri aktiva tersebut diperlakukan sebagai beban pada saatterjadinya. Namun, jika unsur tersebut diperoleh dalam suatu penggabunganusaha yang bentuknya akuisisi, maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari muhibah (goodwill ) yang diakui pada tanggal akuisisi
3.    Keteridentifikasian
Dalam definisi aktiva tidak berwujud terdapat kriteria bahwaketeridentifikasian aktiva tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelasdengan muhibah (  goodwill  ).
yang timbul dari penggabungan usaha berbentuk akuisisi mencerminkan pembayaran yangdilakukan oleh pihak yang mengakuisisi dengan harapan akan memperolehmanfaat ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomis di masa depan akantimbul dari sinergi antara aktiva yang diperoleh yang dapat diidentifikasi ataudari aktiva, yang secara individual, tidak memenuhi syarat untuk diakui dalamlaporan keuangan walaupun yang mengakuisisi bersedia untuk membayar aktiva tersebut.
4.    .Suatu aktiva tidak berwujud dapat dibedakan secara jelas dengan muhibah (goodwill )
jika aktiva tersebut dapat dipisahkan. Suatu aktivadisebut “dapat dipisahkan” jika perusahaan dapat menyewakan, menjual,menukarkan, atau mendistribusikan manfaat ekonomis masa depan yangterdapat pada aktiva tersebut tanpa melepaskan manfaat ekonomis di masadepan yang timbul dari aktiva lain yang digunakan dalam aktivitas yang samadalam menghasilkan pendapatan.

5.    Dapat dipisahkan tidak selalu merupakan prasyarat untuk dapatmemenuhi kriteria keteridentifikasian karena perusahaan dapat sajamelakukan identifikasi dengan cara lain.
Misalnya, ketika aktiva tidak  berwujud diperoleh bersama dengan sekelompok aktiva lainnya, transaksi ini bisa jadi meliputi pengalihan hak hukum yang memungkinkan perusahaanuntuk mengidentifikasi aktiva tidak berwujud. Demikian juga, dalam suatu proyek intern yang bertujuan menciptakan hak hukum bagi perusahaan, hak hukum tersebut mungkin bersifat sedemikian rupa sehingga dapat membantu perusahaan dalam menentukan aktiva tidak berwujud yang timbul. Dalamkasus lain, walaupun suatu aktiva menghasilkan manfaat ekonomis masadepan bersama-sama dengan sekelompok aktia lainnya, aktiva tersebut tetapdapat diidentifikasi jika perusahaan dapat mengindentifikasi manfaatekonomis masa depan yang akan timbul dari aktiva tersebut
14. Pengendalian
Perusahaan disebut “mengendalikan suatu aktiva” jika perusahaanmemiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yangtimbul dari aktiva tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalammempeoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan perusahaan untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aktiva tidak  berwujud biasanya timbul dari hak hukum yang dapat ditegakkan dalam suatu pengadilan. Apabila hak hukum itu tidak ada, perusahaan akan lebih sulitmenunjukkan adanya pengendalian. Akan tetapi, penegakan hukum suatu hak  bukan merupakan prasyarat bagi pengendalian karena perusahaan dapat sajamengendalikan manfaat ekonomis masa depan dengan cara lain.
15.  . Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis. Perusahaan mengendalikan manfaat ekonomistersebut jika, misalnya, perusahaan memiliki suatu pengetahuan yangdilindungi oleh hak hukum, seperti hak cipta dan pembatasan perjanjiandagang (sepanjang diizinkan oleh peraturan) atau oleh kewajiban hukum bagi pegawai untuk menjaga kerahasian.
16.  Perusahaan mungkin memiliki karyawan yang terampil atau memiliki program (seperti program pelatihan) untuk mendorong para pegawai agar dapat menguasai keterampilan yang dibutuhkan. Pengusaha biasanya juga berharap bahwa para karyawan tersebut menerapkan ketrampilannya secaraoptimal pada perusahaan. Namun, perusahaan belum tentu dapatmengendalikan manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari parakaryawan terampil tersebut dan dari kegiatan pelatihan sehingga sulit bagi perusahaan untuk menggolongkan kedua hal tersebut sebagai aktiva tidak  berwujud. Dengan alasan yang sama, sulit bagi perusahaan untuk menggolongkan talenta teknis atau manajemen khusus sebagai aktiva tidak  berwujud, kecuali perusahaan memiliki hak hukum yang memungkinkannyauntuk menggunakan atau memperoleh manfaat ekonomis masa depan daritalenta tersebut dan syarat-syarat lain dari definisi aktiva tidak berwujuddipenuhi.
17.   Karena ada usaha yang dilakukan perusahaan untuk membinahubungan dengan pelanggan dan membangun kesetiaan pelanggan, perusahaan mungkin memiliki pelanggan yang setia yang terus melakukantransaksi dengan perusahaan atau mungkin perusahaan berhasil menguasai pangsa pasar tertentu. Namun, apabila tidak ada hak hukum untuk melindungiatau mengendalikan hubungan dengan pelanggan atau kesetiaan pelanggan,maka perusahaan biasanya tidak memiliki pengendalian yang memadai atasmanfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari hubungan dengan pelanggan atau
kesetiaan pelanggan tersebut. Karena tidak ada pengendalian tersebut, hal-hal, seperti kumpulan atau portfolio pelanggan, pangsa pasar, hubungandengan pelanggan, serta kesetiaan pelanggan tidak dapat digolongkan sebagaiaktiva tidak berwujud.
Manfaat Ekonomis Masa Depan
18.  Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aktiva tidak  berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aktivatersebut oleh perusahaan. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektualdalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan,tetapi menekan biaya produksi masa depan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURANPengakuan dan Pengukuran Awal Aktiva Tidak Berwujud
19.  Dalam mengakui suatu pos sebagai aktiva tidak berwujud, perusahaan perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi:(a)definisi aktiva tidak berwujud (lihat paragraf 8-18); dan(b)kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam Pernyataan ini (lihat paragraf 20-49)
20.  Aktiva tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika:(a)kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomismasa depan dari aktiva tersebut; dan(b)biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal.21. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masadepan, perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan, yang merupakan estimasi terbaik manajemen ataskondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aktiva tersebut.
21.   Dalam menilai tingkat kepastian akan adanya manfaat ekonomis masadepan yang timbul dari penggunaan aktiva tidak berwujud, perusahaanmempertimbangkan bukti yang tersedia pada saat pengakuan awal aktiva tidak  berwujud dengan memberikan penekanan pada bukti ekstern.
22.  Suatu aktiva tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.

23.  Perolehan TerpisahJika suatu aktiva tidak berwujud diperoleh secara terpisah, biayaaktiva tidak berwujud biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akantampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aktivamoneter lainnya.
24.  Biaya perolehan suatu aktiva tidak berwujud terdiri dari harga beli,termasuk bea masuk (impor), pajak yang sifatnya tidak dapat direstitusi (non-refundable) dan semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalammempersiapkan aktiva tersebut sehingga siap digunakan sesuai dengantujuannya. Pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung, misalnya, imbalan profesional konsultan hukum. Apabila ada diskonto atau rabat, maka diskontoatau rabat itu mengurangi biaya perolehan aktiva.
25.  Jika pembayaran untuk suatu aktiva tidak berwujud ditangguhkansampai melebihi periode penjualan kredit yang normal, biaya perolehannyaadalah setara nilai tunainya; selisih antara nilai tersebut dan total pembayarandiakui sebagai beban bunga selama masa kredit kecuali apabila selisih tersebutdikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya Pinjaman (revisi 1997).
26.  Jika suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan caramenukarkannya dengan instrumen ekuitas perusahaan pelapor, biaya perolehan aktiva tersebut adalah nilai wajar instrumen ekuitas yangditerbitkan, yaitu sama dengan nilai wajar aktiva tersebut.
Pertukaran Aktiva
27.  Suatu aktiva tidak berwujud mungkin diperoleh melalui pertukaranatau tukar tambah dengan aktiva tidak berwujud yang tidak sejenis ataudengan aktiva lainnya. Biaya perolehan aktiva tidak berwujud tersebut diukur sebesar nilai wajar aktiva yang diterima, yang sama dengan nilai wajar aktivayang diserahkan, setelah diperhitungan dengan jumlah uang tunai atau setarakas yang diserahkan.
28.  Suatu aktiva tidak berwujud mungkin diperoleh melalui pertukarandengan aktiva sejenis yang memiliki kegunaan yang sama dalam lini usahayang sama dan memiliki nilai wajar yang sama pula. Suatu aktiva tidak  berwujud juga mungkin dijual dengan cara mempertukarkannya dengankepemilikan ekuitas dalam aktiva yang sejenis. Dalam kedua kasus tersebut,karena proses perolehan pendapatan belum selesai, perusahaan tidak mengakuikeuntungan atau kerugian. Dalam hal demikian, biaya perolehan aktiva barutersebut sama dengan nilai tercatat aktiva yang diserahkan. Apabila nilaiwajar aktiva yang diterima lebih rendah daripada nilai tercatat aktiva yangdiserahan, hal itu bisa merupakan bukti adanya penurunan nilai. Sehubungandengan itu, perusahaan:
a.   mengakui kerugian penurunan nilai atas aktiva yang diserahkan; dan
b.    mengakui aktiva baru berdasarkan nilai tercatat aktiva yang diserahkansetelah memperhitungkan penurunan nilai yang terjadi.
Muhibah ( goodwill  ) yang Dihasilkan secara Intern ( Internally Generated )
29.  Muhibah ( goodwill) yang dihasilkan di dalam perusahaan
30.  internally generated ) tidak boleh diakui sebagai aktiva.
31.  Dalam beberapa kasus, perusahaan melakukan pengeluaran untuk menghasilkan manfaat ekonomis masa depan, tetapi pengeluaran tersebuttidak berakibat pada timbulnya aktiva tidak berwujud yang dapat diakui sesuaidengan Pernyataan ini. Pengeluaran seperti itu sering dianggap memberikansumbangsih terhadap timbulnya muhibah ( goodwill ) di dalam perusahaan.Muhibah ( goodwill ) yang dihasilkan di dalam perusahaan. Muhibah( goodwill ) yang dihasilkan di dalam perusahaan tidak boleh diakui sebagaiaktiva karena muhibah (goodwill ) tersebut bukan merupakan suatu sumber daya teridentifikasi yang dikendalikan oleh perusahaan dan bisa diukur secaraandal menurut biaya perolehannya.
32.  Selisih antara nilai pasar perusahaan dan nilai tercatat aktiva bersih teridentifikasi dapat mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Namun, selisih tersebut tidak bisa dianggap sebagai biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang dikendalikan oleh perusahaan

Aktiva Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Intern
33.  Kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah suatu aktiva tidak  berwujud yang dihasilkan di dalam perusahaan memenuhi kriteria untuk diakui. Kesulitan tersebut, antara lain, untuk
a.    menentukan apakah telah timbul, dan saat timbulnya, aktiva yangdapat diidentifikasi yang akan menghasilkan manfaat ekonomis masadepan; dan
b.   menentukan biaya perolehan aktiva tersebut secara andal.
Dalam beberapa kasus, biaya untuk menghasilkan suatu aktiva tidak berwujudtidak dapat dibedakan dengan biaya untuk memelihara ataumeningkatkan muhibah ( goodwill ) yang dihasilkan secara intern atau biaya untuk menjalankan operasi sehari-hari.Oleh karena itu, disamping memenuhi ketentuan umum dalam pengakuan dan pengukuran awal aktiva tidak berwujud, perusahaan menerapkan ketentuandan panduan dalam paragraf 34-49 di bawah bagi semua aktiva tidak berwujudyang dihasilkan di dalam perusahaan.
34. Dalam menentukan apakah suatu aktiva tidak berwujud yangdihasilkan secara intern memenuhi syarat untuk diakui, perusahaanmenggolongkan proses dihasilkannya aktiva tidak berwujud menjadi duatahap:(a)tahap penelitian atau riset; dan(b)tahap pengembanganWalaupun istilah “riset” dan “pengembangan” sudah ada definisinya, istilah“tahap riset” dan “tahap pengembangan” dalam Pernyataan ini memilikimakna yang lebih luas.35. Jika suatu perusahaan tidak dapat membedakan antara tahap riset dantahap pengembangan pada suatu proyek intern untuk menghasilkan aktivatidak berwujud, maka perusahaan memperlakukan pengeluaran untuk proyek itu seolah-olah sebagai pengeluaran yang dilakukan hanya pada tahap risetsaja.Tahap Riset
35.  36. Perusahaan tidak boleh mengakui aktiva tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahap riset pada suatu proyek intern). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek intern) diakui  sebagai beban pada saat terjadinya.
36.  Pernyataan ini menganut pandangan bahwa dalam tahap riset padasuatu proyek, suatu perusahaan tidak dapat menunjukkan telah adanya suatuaktiva tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masadepan. Dengan demikian, pengeluaran untuk riset selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
37.  Contoh-contoh kegiatan riset adalah:(a)kegiatan yang ditunjukan untuk memperoleh pengetahuan baru;(b)pencarian, evaluasi, dan seleksi penerapan temuan riset atau pengetahuanlainnya;(c)pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa; dan(d)perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi berbagai alternatif kemungkinan bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa.Tahap Pengembangan
38.  Suatu aktiva tidak berwujud yang timbul dari pengembangan (ataudari tahap pengembangan pada suatu proyek intern) diakui jika, dan hanya jika, perusahaan dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
a.    kelayakan teknis penyelesaian aktiva tidak berwujud tersebut sehinggaaktiva tersebut dapat digunakan atau dijual;
b.    niat untuk menyelesaikan aktiva tidak berwujud tersebut danmenggunakannya atau menjualnya;
c.    kemampuan untuk menggunakan atau menjual aktiva tidak berwujud tersebut;
d.    cara aktiva tidak berwujud menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan, yaitu antara lain perusahaan harus mampumenunjukkan adanya pasar bagi keluaran aktiva tidak berwujud atau pasar atas aktiva tidak berwujud itu akan digunakan secara intern, perusahaan harus mampu menunjukkan kegunaan aktiva tidak berwujud tersebut;
e.    tersedianya sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lainnyauntuk menyelesaikan pengembangan aktiva tidak berwujud danmenggunakan atau menjual aktiva tersebut; dan(f)kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aktiva tidak berwujud selama pengembangannya

39.  Dalam tahap pengembangan suatu proyek, kadanag-kadang perusahaan dapat mengidentifikasi aktiva tidak berwujud dan menunjukkan bahwa aktiva tersebut akan menghasilkan kemungkinan manfaat ekonomismasa depan. Hal itu dimungkinkan karena tahap pengembangan suatu proyek lebih maju jika dibandingkan dengan tahap riset.41. Contoh-contoh kegiatan pengembangan adalah:
a.   desain, konstruksi, dan pengujian prototipe dan model sebelum produksi;
b.   desain peralatan, cetakan dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baru;
c.    desain, konstruksi, dan operasi pabrik percontohan yang skalanya tidak ekonomis untuk produksi komersial; dan
d.    desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang diperbaiki.
40.   Untuk menunjukkan cara aktiva tidak berwujud menghasilkankemungkinan manfaat ekonomis masa depan, perusahaan melakukan penilaianterhadap manfaat ekonomis masa depan yang akan diterima dari aktivatersebut berdasarkan prinsip-prinsip yang terkandung di dalam PSAK 48:Penurunan Nilai Aktiva. Jika aktiva tersebut hanya akan menghasilkanmanfaat ekonomis ketika digunakan bersama dengan aktiva lainnya, maka perusahaan menerapkan konsep unit penghasil kas sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 48.43.Tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan, menggunakan, danmemperoleh manfaat dari aktiva tidak berwujud akan tampak dari, misalnya,rencana usaha yang menunjukkan sumber daya keuangan, sumber daya yangteknis, sumber daya lainnya yang dibutuhkan, dan kemampuan perusahaanuntuk mendapatkan sumber daya tersebut. Dalam kasus-kasus tertentu, perusahaan menunjukkan tersedianya pendanaan dari luar perusahaan dengancara memperoleh komitmen dari pemberi pinjaman untuk mendanai rencanatersebut.
41.  Sistem harga pokok perusahaan sering kali dapat mengukur secaraandal biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang dihasilkan seara intern,misalnya gaji dan pengeluaran lainnya yang dilakukan dalam rangkamendapatkan hak cipta atau lisensi atau mengembangkan piranti lunak komputer.
42.  Merek, daftar pelanggan yang dihasilkan secara intern, dan hal-hal  sejenis yang substansinya sama tidak boleh diakui sebagai aktiva tidak berwujud.
43.  Pernyataan ini menganut pandangan bahwa pengeluaran dalamrangka menghasilkan merek, daftar pelanggan yang dihasilkan secaraintern, dan hal-hal sejenis yang substansinya sama tidak dapatdibedakan dengan biaya untuk mengembangkan usaha secarakeseluruhan. Oleh karena itu, hal-hal tersebut tidak diakui sebagaiaktiva tidak berwujud.Biaya Perolehan Aktiva Tidak Berwujud yang Dihasilkan secara Intern
44.  Biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang dihasilkan secara intern
Sebagaimana dimaksud dalam paragaraf 23 adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan sejak tanggal aktiva tidak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam paragraf 20, 21, dan 39. Paragraf 53 melarang pengeluaran yangdiakui sebagai beban pada laporan keuangan tahunan atau laporankeuangan interim periode sebelumnya untuk diakui sebagai bagiandari biaya perolehan aktiva tidak berwujud.
Contoh Ilustrasi Paragraf 47
Suatu perusahaan sedang mengembangkan proses produksi baru. Selamatahun 20X5, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp100 juta. Dari jumlahtersebut, Rp90 juta dikeluarkan sebelum tanggal 1 Desember 20X5 dan Rp10 juta dikeluarkan antara tanggal 1 Desember 20X5 sampai dengan tanggal 31Desember 20X5. Perusahaan dapat menunjukkan bahwa pada tanggal 1Desember 20X5, proses produksi tersebut telah memenuhi kriteria untuk diakui sebagai aktiva tidak berwujud. Jumlah yang dapat diperoleh kembalidari pengetahuan yang terkandung di dalam proses tersebut (termasuk arus kaskeluar masa depan untuk menyelesaikan proses sehingga siap digunakan)ditaksir Rp50 juta.
          Pada akhir tahun 20X5, proses produksi ini diakui sebagai aktiva tidak berwujud dengan biaya perolehan Rp10 juta (sebesar pengeluaran yang dilakukan sejak kriteria pengakuan dipenuhi, yaitu tanggal 1 Desember 20X5). Pengeluaran sejumlah Rp90 juta yang dilakukan sebelum tanggal 1 Desember 20X5 diakui sebagai beban karena kriteria pengakuan barudipenuhi tanggal 1 Desember 20X5. Pengeluaran ini tidak akan pernahmenjadi bagian dari biaya perolehan proses produksi yang diakui di neraca.
Selama tahun 20X6, pengeluaran yang dilakukan berjumlah Rp200 juta. Padaakhir tahun 20X6, jumlah yang dapat diperoleh kembali dari pengetahuanyang terkandung dalam proses tersebut (termasuk arus kas keluar masa depanuntuk menyelesaikan proses sehingga siap digunakan) ditaksir Rp190 juta
Pada akhir tahun 20X6, biaya perolehan proses produksi adalah Rp210 juta(yaitu pengeluaran Rp10 juta yang diakui pada akhir tahun 20X5 ditambah pengeluaran Rp200 juta yang diakui tahun 20X6). Perusahaan mengakuikerugian karena penurunan nilai aktiva sebesar Rp20 juta, yaitu selisihantara nilai tercatat proses tersebut sebelum terjadinya penurunan nilai(Rp210 juta) dengan jumlah yang dapat diperoleh kembali (Rp190 juta). Kerugian penurunan nilai ini akan dijurnal balik pada periode berikutnya jikaketentuan yang berlaku bagi penjurnalbalikan kerugian penurunan nilai sebagaimana yang diatur dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, dipenuhi.
45.  Biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang dihasilkan secara internterdiri dari semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung, ataudapat dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten, yangdilakukan untuk menghasilkan dan mempersiapkan aktiva tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan aktiva mencakup, apabila dapat diterapkan:
a.    pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang digunakan atau dikonsumsidalam menghasilkan aktiva tidak berwujud;
b.    gaji, upah dan biaya-biaya kepegawaian terkait lainnya dari pegawai yanglangsung terlibat dalam menghasilkan aktiva tersebut;
c.    pengeluaran yang langsung terkait dengan dihasilkannya aktiva tersebut,seperti biaya pendaftaran hak hukum dan amortisasi paten dan lisensiyang digunakan untuk menghasilkan aktiva; dan
d.    overhead yang dibutuhkan untuk menghasilkan aktiva dan yang dapatdialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten kepada aktiva tersebut(contohnya, alokasi dari depresiasi aktiva tetap, premi asuransi, dansewa); alokasi overhead dilakukan atas dasar yang sama dengan yangdigunakan untuk mengalokasikanoverhead kepada persediaan dalam mengakui bunga sebagai komponen biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang diciptakan sendiri digunakankriteria yang terdapat pada Biaya Pinjaman
46.  Hal-hal berikut bukan merupakan komponen biaya perolehan aktivatidak berwujud yang dihasilkan secara intern
a.    Beban penjualan, beban administratif, dan beban overhead lainnya, kecuali pengeluaran ini khusus dilakukan untuk mempersiapkan aktiva sehingga dapat digunakan;
b.    inefisiensi dan kerugian awal operasi yangdapat diidentifikasi secara jelas yang terjadi sebelum aktiva yang bersangkutan mencapai kinerja yang direncanakan; danpengeluaran pelatihan para pegawai untuk mengoperasikan aktiva. 
c.    Pengakuan Beban
47.  Pengeluaran untuk suatu pos aktiva tidak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali:
a.    pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aktiva tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 20-49);atau
b.    pos tersebut diperoleh melalui suatu penggabungan usaha yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aktiva tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut (yang termasuk dalam biaya perolehan akuisisi) merupakan bagian dari muhibah (goodwill ) atau muhibah ( goodwill ) negatif pada tanggal akuisisi.
48.  Dalam beberapa kasus, pengeluaran dilakukan untuk memperolehmanfaat ekonomis masa depan bagi perusahaan, tetapi pengeluaran tersebuttidak menghasilkan aktiva tidak berwujud ataupun aktiva lainnya yang dapatdiakui. Dalam hal demikian, pengeluaran tersebut diakui sebagai beban padasaat terjadinya. Misalnya, pengeluaran untuk kegiatan riset selalu diakuisebagai beban pada saat terjadinya (lihat paragraf 36).
Contoh pengeluaranlainnya yang diakui sebagai beban pada saat terjadinya adalah:
a.    (a)pengeluaran untuk kegiatan perintisan (biaya perintisan), kecuali apabila pengeluaran initermasuk dalam biaya perolehan pos aktiva tetap sebagaiman diatur dalamPSAK 16: Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain. Biaya perintisan dapatmencakup biaya pendirian, seperti biaya hukum dan biayakesekretariatan/administratif yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan badan hukum, pengeluaran dalam rangka membuka usaha atau fasilitas baru (biaya pra-pembukaan) atau pengeluaran untuk memulai operasi baru atau meluncurkan produk atau proses baru (biaya praoperasi)


b.    pengeluaran untuk kegiatan pelatihan;
c.    pengeluaran untuk kegiatan periklanan dan promosi; dan
d.    pengeluaran dalamrangka realokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh perusahaan.52. Paragraf 50 tidak menutup kemungkinan perusahaan mengakui pembayaran di muka sebagai aktiva, yaitu ketika pembayaran atas barang atau jasa dilakukan sebelum penyerahan barang atau pelaksanaan jasa tersebut.

Beban Masa Lalu Tidak Diakui sebagai Aktiva
49.  Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya diakui oleh perusahaan sebagai beban dalam laporan keuangan tahunan ataulaporan keuangan interim periode sebelumnya tidak boleh diakui  sebagai bagian dari harga perolehan aktiva tidak berwujud di kemudianhari.
Pengeluaran Setelah Perolehan
50.  Pengeluaran setelah aktiva tidak berwujud diperoleh (sering disebut “pengeluaran setelah perolehan”) diakui sebagai beban pada saat terjadinya pengeluaran, kecuali:(a)pengeluaran tersebut besar kemungkinannya akan meningkatkanmanfaat ekonomis masa depan sehingga menjadi lebih besar daripada standar kinerja yang diperkirakan semula; dan(b)pengeluaran tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan aktiva secaraandal. Jika persyaratan-persyaratan di atas dipenuhi, maka pengeluaran setelah perolehan harus ditambahkan kepada biaya perolehan aktiva tidak berwujud.
51.   Pengeluaran setelah aktiva tidak berwujud diperoleh (pengeluaransetelah perolehan) diakui sebagai beban jika pengeluaran tersebut dibutuhkanuntuk memelihara aktiva agar dapat beroperasi pada standar kinerja yangdiperkirakan semula. Aktiva tidak berwujud memiliki karakteristik sedemikian rupa sehingga dalam banyak kasus tidak mungkin dapatditentukan apakah pengeluaran setelah aktiva diperoleh akan dapatmempertahankan atau meningkatkan manfaat ekonomis yang diperoleh perusahaan dari aktiva tersebut. Di samping itu, sering kali sulit mengaitkansecara langsung pengeluaran tersebut dengan aktiva tidak berwujud tertentu,tetapi lebih mudah mengaitkan pengeluaran dengan perusahaan secarakeseluruhan. Dengan demikian, jarang terjadi pengeluaran setelah pengakuanawal aktiva tidak berwujud, baik aktiva yang diperoleh melalui pembelianmaupun yang dihasilkan sendiri, diakui sebagai penambahan biaya perolehanaktiva tidak berwujud.56. Sejalan dengan paragraf 45, pengeluaran setelah perolehan merek, judul publikasi, daftar pelanggan, dan unsur-unsur lain yang substansinyasama (baik yang dibeli dari luar maupun yang dihasilkan secara intern) selaludiakui sebagai beban untuk menghindarkan diakuinya muhibah (goodwill yang dihasilkan secara intern.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
52.  Setelah pengakuan awal, aktiva tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi  penurunan nilainya.
AmortisasiPeriode Amortisasi
53.  Jumlah yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud harusdialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu aktivatidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aktiva siap digunakan. Amortisasi harus mulai dihitung saat aktiva siapuntuk digunakan.
54.  Manfaat ekonomis masa depan yang terkandung dalam suatu aktivatidak berwujud dikonsumsi dengan berjalannya waktu. Untuk mencerminkankonsumsi tersebut, nilai tercatat aktiva tersebut diturunkan. Hal tersebut,dilakukan melalui alokasi yang sistematis atas biaya perolehan, dikurangi nilaisisa. Alokasi yang sistematis tersebut diperhitungkan sebagai bebanamortisasi sepanjang masa manfaat aktiva tersebut. Amortisasi perlu diakuitanpa memandang apakah telah terjadi kenaikan, misalnya, pada nilai wajar atau nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat suatu aktivatidak berwujud, termasuk
a.    perkiraan pemakaian aktiva oleh perusahaan dan efisiensi pengelolaannyaoleh tim manajemen yang lain;
b.    siklus hidup produk (product life cycles) yang lazim bagi aktiva tersebutdan informasi yang beredar mengenai estimasi masa manfaat aktivasejenis yang digunakan dengan cara yang sama;
c.    )keusangan teknis, teknologi atau jenis-jenis keusangan lainnya
d.    stabilitas industri tempat aktiva tersebut beroperasi dan perubahan- perubahan dalam permintaan pasar atas produk dan jasa yang dihasilkanoleh aktiva tersebut;
e.    perkiraan tindakan oleh pesaing atau calon pesaing
f.     ;tingkat/jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendapatkanmanfaat ekonomis masa depan dari aktiva dan kemampuan serta maksud perusahaan untuk mencapai tingkat tersebut;
g.    periode pengendalianaktiva dan pembatasan hukum atau pembatasan lainnya yang dikenaknaatas penggunaan aktiva tersebut, seperti tanggal berakhirnya sewa gunausaha yang terkait; dan
h.    ketergantungan masamanfaat aktiva tersebut atas masa manfaat aktiva lainnya dari perusahaan.60.
Menilik sejarah pesatnya perkembangan teknologi, piranti lunak komputer dan banyak aktiva tidak berwujud lainnya rentan terhadapkeusangan teknologi. Oleh karena itu, masa manfaat aktiva tidak berwujudcenderung pendek.61. Estimasi masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud pada umumnyamenjadi kurang andal sejalan dengan semakin panjangnya masa manfaataktiva tersebut. Pernyataan ini menganut pandangan bahwa masa manfaatsuatu aktiva tidak berwujud pada umumnya tidak akan melebihi 20 tahun.62. Dalam kasus yang jarang terjadi, timbul bukti yang meyakinkan bahwa masa manfaat aktiva tidak berwujud akan melebihi 20 tahun. Dalamhal ini, asumsi bahwa masa manfaat pada umumnya tidak melebihi 20 tahuntidak berlaku lagi, dan perusahaan:(a)mengamortisasi aktiva tidak berwujud sepanjang estimasiterbaik atas masa manfaatnya;(b)mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktivatidak berwujud, paling tidak setahun sekali, dalam rangkamengidentifikasi rugi penurunan nilai (lihat paragraf 76); dan(c)mengungkapkan alasan asumsi 20 tahun tidak berlaku lagidan faktor-faktor utama dalam menentukan masa manfaat aktiva (lihat paragraf 88 (a)).
Contoh
A.Suatu perusahaan membeli hak eksklusif untuk membangkitkan tenagahidroelektrik selama 60 tahun. Biaya untuk membangkitkan tenagahidroelektrik jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan tenaga dari sumber lainnya. Menurut perkiraan, wilayahgeografis sekitar stasiun pembangkit tenaga akan membutuhkan jumlahtenaga yang cukup besar dari stasiun tersebut selama paling tidak 60tahun.
 Perusahaan mengamortisasi hak untuk membangkitkan tenaga selama 60tahun, kecuali ada bukti yang menunjukkan masa manfaatnya lebih pendek.
B.Perusahaan membeli hak eksklusif untuk mengoperasikan jalan tol selama30 tahun. Tidak ada rencana untuk membangun jalan alternatif diwilayah yang dilayani jalan tol (di wilayah jalan tol beroperasi).Diperkirakan jalan tol ini akan dipergunakan selama paling tidak 30tahun.
 Perusahaan mengamortisasi hak untuk mengoperasikan jalan tol selama30 tahun, kecuali ada bukti yang menunjukkan masa manfaatnya lebih pendek.
63. Masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud mungkin saja sangat panjang, tetapi selalu ada batasnya. Mengingat adanya unsur ketidakpastian,masa manfaat suatu aktiva tidak berwujud perlu ditentukan oleh perusahaansecara hati-hati. Namun, perusahaan juga harus menghindarkan penetapanmasa manfaat yang secara realistis terlalu pendek.
64.Jika pengendalian atas manfaat ekonomis masa depan dari  suatu aktiva tidak berwujud diperoleh melalui hak hukum yang diberikan selama suatu periode tertentu, maka masamanfaat aktiva tidak berwujud tidak boleh melebihi  periode hak hukum tersebut kecuali:(a) hak hukum tersebut dapat diperbarui, dan
 
(b) pembaruan tersebut pada dasarnya pasti diperoleh.
65. Ada berbagai faktor ekonomis dan hukum yang dapat mempengaruhimasa manfaat suatu aktiva tidak berwujud: faktor ekonomis menentukan periode perusahaan menikmati masa manfaat ekonomis masa depan;sedangkan faktor hukum dapat membatasi periode perusahaan mengendalikanakses terhadap manfaat tersebut. Masa manfaat adalah periode yang lebih pendek di antara periode-periode yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.66. Berikut adalah beberapa di antara faktor-faktor yang dapatmemberikan indikasi bahwa pembaruan hak hukum pada dasarnya sudah pasti:
a.    nilai wajar aktiva tidak berwujud tidak mengalami penurunan dengan semakin dekatnya waktu yang semula ditetapkansebagai waktu berakhirnya aktiva tersebut atau nilai wajar aktiva tersebuttidak mengalami penurunan yang nilainya lebih besar jika dibandingkandengan biaya memperbarui hak yang terkandung dalam aktiva tersebut;
b.    terdapat bukti (misalnya, berdasarkan pengalaman masalampau) bahwa hak hukum tersebut akan diperbarui; dan
c.    terdapat bukti bahwa persyaratan untuk memperoleh pembaruan hak hukum, jika ada, akan dipenuhi.
Metode Amortisasi
67. Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat ekonomis oleh perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secaraandal, maka harus digunakan metode garis lurus. Biaya amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban kecuali PSAK lainnya mengizinkanatau mengharuskannya untuk dimasukkan ke dalam nilai tercatat aktivalain.
68. Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasi jumlah yangdapat diamortisasi dari suatu aktiva atas dasar yang sistematis sepanjang masamanfaatnya. Metode-metode itu meliputi metode garis lurus, metode saldomenurun dan metode jumlah unit produksi. Metode yang digunakan padasuatu aktiva ditentukan berdasarkan perkiraan pola konsumsi manfaatekonomis dan diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periodelainnya, kecuali bila terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsitersebut. Pada umumnya akan sangat sulit ditemukan bukti yang mendukungditerapkannya metode amortisasi aktiva tidak berwujud yang akanmenghasilkan jumlah akumulasi amortisasi yang lebih rendah jikadibandingkan dengan akumulasi amortisasi berdasarkan metode garis lurus.69. Amortisasi biasanya diakui sebagai beban. Namun, kadang-kadang,manfaat ekonomis yang terkandung dalam suatu aktiva diserap oleh perusahaan untuk menghasilkan aktiva lain dan tidak menimbulkan beban.Dalam hal demikian, beban amortisasi merupakan bagian dari harga pokok aktiva lain tersebut dan dimasukkan ke dalam nilai tercatatnya. Misalnyaamortisasi aktiva tidak berwujud yang digunakan dalam proses produksidimasukkan ke dalam nilai tercatat persediaan.
Nilai Sisa
68.  Nilai sisa suatu aktiva tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali:(a)ada komitmen dari  pihak ketiga untuk membeli aktiva tersebut pada akhir msamanfaatnya; atau(b)ada pasar aktif bagi aktiva tersebut dan:(i)nilai sisa aktiva dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut; dan(ii)terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa pasar yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aktiva.
69.  Nilai yang dapat diamortisasi dari aktiva tidak berwujud ditentukandengan mengurangkan nilai sisanya. Nilai sisa yang tidak sama dengan nolmemberikan implikasi bahwa perusahaan berharap untuk menjual aktiva tidak  berwujud tersebut sebelum masa ekonomisnya berakhir.
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
70.  Periode amortisasi dan metode amortisasi ditelaah (ditinjau ulang) setidak-tidaknya setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan masa manfaat aktiva berbeda secara signifikan dengan estimasi-estimasi sebelumnya, periode amortisasi harus disesuaika. Jika terjadi perubahan yang signifikandalam perkiraan pola konsumsi manfaat ekonomis dari aktiva, metodeamortisasi harus diubah untuk mencerminkan pola yang berubah tersebut. Perubahan tersebut harus diperhitungan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi, yaitudengan menyesuaikan biaya amortisasi untuk periode kini dan periode masadepan

68.  Pada saat tertentu, di sepanjang umur suatu aktiva tidak berwujud,mungkin timbul indikasi bahwa estimasi masa manfaat aktiva tersebut kurangtepat. Misalnya, masa manfaat dapat diperpanjang dengan melakukan pengeluaran yang memperbaiki kondisi aktiva sehingga kinerjanya melebihistandar yang diperkirakan semula. Di lain pihak, diakuinya rugi karena penurunan nilai dapat berarti periode amortisasi juga harus diubah
69.  .Dengan berjalannya waktu, pola manfaat ekonomis masa depan yangdiharapkan akan dinikmati perusahaan dari suatu aktiva tidak berwujud dapat berubah. Misalnya, dapat timbul indikasi bahwa metode amortisasi saldomenurun ternyata lebih tepat jika dibandingkan dengan metode garis lurus.Contoh lainnya ialah apabila penggunaan hak yang diperoleh melalui suatulisensi ditangguhkan menunggu tindakan/putusan pada komponen lainnya darisuatu rencana usaha, manfaat ekonomis yang timbul dari aktiva tersebutmungkin tidak diterima hingga periode berikutnya.
Pemulihan Kembali Nilai Tercatat – Rugi Penurunan Nilai
70.  Untuk menentukan apakah suatu aktiva telah mengalami penurunannilai, perusahaan menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva. PSAK tersebut menjelaskan bagaimana perusahaan meninjau ulang nilai tercatataktivanya dan bagaimana perusahaan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
71.  Disamping persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, suatu perusahaan harus mengestimasi nilai  yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tidak berwujud berikut ini, paling tidak pada tiap akhir tahun buku, walaupun tidak terdapat indikasi bahwaaktiva tersebut mengalami penurunan nilai, yakni (a)aktiva tidak berwujud yang belum siap untuk digunakan;dan(b)aktiva tidak berwujud yang diamortisasi selama lebih dari 20 tahun sejak saat aktiva siap digunakan. Nilai yang dapat diperoleh kembali harus ditentukan sesuai dengan PSAK 48 dan rugi penurunan nilai harus diakui semestinya.
72.  Kemampuan suatu aktiva tidak berwujud untuk menghasilkan manfaatekonomis masa depan yang memadai untuk menutup biayanya, sulit diketahuisecara pasti sampai aktiva tersebut siap digunakan. Oleh karena itu,Pernyataan ini mensyaratkan perusahaan untuk melakukan pengujian, palingtidak setahun sekali, terhadap penurunan nilai tercatat aktiva tidak berwujudyang belum siap untuk digunakan
73.  Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasi apakah suatu aktiva tidak  berwujud telah mengalami penurunan nilai karena, antara lain, tidak selaluada bukti keusangan yang nyata. Kesulitan ini timbul terutama jika aktivatidak berwujud memiliki masa manfaat yang lama. Oleh karena itu,Pernyataan ini mensyaratkan, sebagai suatu persyaratan minimum, perhitungan tahunan atas jumlah yang dapat diperoleh kembali dari suatuaktiva tidak berwujud jika masa manfaatnya melebihi 20 tahun sejak tanggalaktiva tersebut untuk digunakan.
74.  Ketentuan untuk melakukan pengujian tahunan atas penurunan nilaisuatu aktiva tidak berwujud berlaku jika estimasi kini dari masa manfaataktiva melebihi 20 tahun sejak saat aktiva tersebut untuk digunakan. Dengandemikian, jika pada saat pengakuan awal aktiva tidak berwujud tersebut masamanfaatnya diestimasi kurang dari 20 tahun, tetapi kemudian perusahaanmelakukan pengeluaran untuk memperpanjang masa manfaat aktiva tersebutmenjadi lebih dari 20 tahun, maka perusahaan harus melaksanakan pengujian penurunan nilai sebagaimana diatur dalam paragraf 76(b) dan melakukan pengungkapan sesuai dengan paragraf 88(a).
Penghentian (Retirement) dan Pelepasan
75.  Suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harusdihilangkan dari neraca, saat aktiva tersebut dilepas atau ketika tidak adalagi manfaat masa depan yang diharapkan dari penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan sesudahnya.81. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tidak berwujud ditentukan dengan menghitung  selisih antara jumlah penerimaan bersih dari pelepasan aktiva dan nilai tercatat aktiva tersebut, serta diakui sebagai keuntungan atau kerugiandalam laporan laba rugi.

76.   Jika suatu aktiva tidak berwujud dipertukarkan dengan aktiva lainyang sejenis menurut kondisi yang dijelaskan dalam paragraf 29, biaya aktivayang diperoleh sama dengan nilai tercatat aktiva yang dilepas dan tidak adakeuntungan atau kerugian yang dihasilkan

77.  Pada saat tertentu, di sepanjang umur suatu aktiva tidak berwujud,mungkin timbul indikasi bahwa estimasi masa manfaat aktiva tersebut kurangtepat. Misalnya, masa manfaat dapat diperpanjang dengan melakukan pengeluaran yang memperbaiki kondisi aktiva sehingga kinerjanya melebihistandar yang diperkirakan semula. Di lain pihak, diakuinya rugi karena penurunan nilai dapat berarti periode amortisasi juga harus diubah.74. Dengan berjalannya waktu, pola manfaat ekonomis masa depan yangdiharapkan akan dinikmati perusahaan dari suatu aktiva tidak berwujud dapat berubah. Misalnya, dapat timbul indikasi bahwa metode amortisasi saldomenurun ternyata lebih tepat jika dibandingkan dengan metode garis lurus.Contoh lainnya ialah apabila penggunaan hak yang diperoleh melalui suatulisensi ditangguhkan menunggu tindakan/putusan pada komponen lainnya darisuatu rencana usaha, manfaat ekonomis yang timbul dari aktiva tersebutmungkin tidak diterima hingga periode berikutnya.
Pemulihan Kembali Nilai Tercatat – Rugi Penurunan Nilai
78.  Untuk menentukan apakah suatu aktiva telah mengalami penurunannilai, perusahaan menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva. PSAK tersebut menjelaskan bagaimana perusahaan meninjau ulang nilai tercatataktivanya dan bagaimana perusahaan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
79.  . Disamping persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, suatu perusahaan harus mengestimasi nilai  yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tidak berwujud berikut ini, paling tidak pada tiap akhir tahun buku, walaupun tidak terdapat indikasi bahwaaktiva tersebut mengalami penurunan nilai, yakni 
a.    aktiva tidak berwujud yang belum siap untuk digunakan;dan
b.    aktiva tidak berwujud yang diamortisasi selama lebih dari 20 tahun sejak saat aktiva siap digunakan.
 Nilai yang dapat diperoleh kembali harus ditentukan sesuai dengan PSAK 48 dan rugi penurunan nilai harus diakui semestinya.
80.  Kemampuan suatu aktiva tidak berwujud untuk menghasilkan manfaatekonomis masa depan yang memadai untuk menutup biayanya, sulit diketahuisecara pasti sampai aktiva tersebut siap digunakan. Oleh karena itu,Pernyataan ini mensyaratkan perusahaan untuk melakukan pengujian, palingtidak setahun sekali, terhadap penurunan nilai tercatat aktiva tidak berwujudyang belum siap untuk digunakan.78. Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasi apakah suatu aktiva tidak  berwujud telah mengalami penurunan nilai karena, antara lain, tidak selaluada bukti keusangan yang nyata. Kesulitan ini timbul terutama jika aktivatidak berwujud memiliki masa manfaat yang lama. Oleh karena itu,Pernyataan ini mensyaratkan, sebagai suatu persyaratan minimum, perhitungan tahunan atas jumlah yang dapat diperoleh kembali dari suatuaktiva tidak berwujud jika masa manfaatnya melebihi 20 tahun sejak tanggalaktiva tersebut untuk digunakan.79. Ketentuan untuk melakukan pengujian tahunan atas penurunan nilaisuatu aktiva tidak berwujud berlaku jika estimasi kini dari masa manfaataktiva melebihi 20 tahun sejak saat aktiva tersebut untuk digunakan. Dengandemikian, jika pada saat pengakuan awal aktiva tidak berwujud tersebut masamanfaatnya diestimasi kurang dari 20 tahun, tetapi kemudian perusahaanmelakukan pengeluaran untuk memperpanjang masa manfaat aktiva tersebutmenjadi lebih dari 20 tahun, maka perusahaan harus melaksanakan pengujian penurunan nilai sebagaimana diatur dalam paragraf 76(b) dan melakukan pengungkapan sesuai dengan paragraf 88(a).
Penghentian (Retirement) dan Pelepasan
80. Suatu aktiva tidak berwujud tidak boleh lagi diakui, dan harusdihilangkan dari neraca, saat aktiva tersebut dilepas atau ketika tidak adalagi manfaat masa depan yang diharapkan dari penggunaannya dan pelepasan yang dilakukan sesudahnya.81. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan suatu aktiva tidak berwujud ditentukan dengan menghitung  selisih antara jumlah penerimaan bersih dari pelepasan aktiva dan nilai tercatat aktiva tersebut, serta diakui sebagai keuntungan atau kerugiandalam laporan laba rugi.
82. Jika suatu aktiva tidak berwujud dipertukarkan dengan aktiva lainyang sejenis menurut kondisi yang dijelaskan dalam paragraf 29, biaya aktivayang diperoleh sama dengan nilai tercatat aktiva yang dilepas dan tidak adakeuntungan atau kerugian yang dihasilkan
83.  Laporan keuangan juga harus mengungkapkan:
a.    alasan perusahaan tidak mengikuti asumsi umum, yaitumasa manfaat suatu aktiva tidak berwujud tidak akan melebihi 20tahun sejak tanggal aktiva tersebut tersedia untuk digunakan jika suatuaktiva tidak berwujud diamortisasi selama lebih dari 20 tahun; dalammemberikan alasan tersebut, perusahaan harus menjelaskan faktor- faktor penting dalam menentukan masa manfaat aktiva;
b.    penjelasan, nilai tercatat dan periode amortisasi yang tersisa dari setiap aktiva tidak berwujud yang material bagi laporankeuangan secara keseluruhan
c.    keberadaan dan nilai tercatat aktiva tidak berwujud yang hak penggunaannya dibatasi dan nilai tercatat aktiva tidak berwujud  yang ditentukan sebagai jaminan atas utang; dan
d.    jumlah komitmen untuk memperoleh aktiva tidak berwujud.
84.  Ketika perusahaan menjelaskan faktor-faktor penting dalammenentukan masa manfaat aktiva tidak berwujud yangdiamortisasi selama lebih dari 20 tahun, perusahan jugaharus mempertimbangkan faktor-faktor yang disebutkan pada paragraf 59.
Pengeluaran Riset dan Pengembangan
85.  Laporan keuangan harus mengungkapkan jumlahkeseluruhan pengeluaran riset dan pengembangan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan.
86.  Pengeluaran riset dan pengembangan terdiri dari semua pengeluaran yang dapat dikaitkan secara langsung dengankegiatan riset dan pengembangan atau yang dapatdialokasikan, secara rasional dan konsisten, kepada kegiatan-kegiatan tersebut (lihat paragraf 48-49 untuk panduanmengenai jenis pengeluaran yang harus diungkapkansebagaimana dimaksud dalam paragraf 90).
Informasi Lain
87.  Perusahaan dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk mengungkapkan informasi berikut ini:(a)gambaran mengenai setiap aktiva tidak berwujud yang sudahsepenuhnya diamortisasi yang masih digunakan; dan(b)gambaran singkat mengenai aktiva tidak berwujud signifikan yangdikendalikan oleh perusahaan, tetapi tidak diakui sebagai aktiva karenatidak memenuhi kriteria dalam Pernyataan ini atau karena aktiva tersebutdiperoleh atau dihasilkan sebelum Pernyataan ini berlaku efektif.


No comments: