Energi dari
suatu benda adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut untuk melakukan suatu
usaha. Satuan energi adalah joule. Dalam ilmu fisika energi terbagi dalam
berbagai macam/jenis, antara lain :
- energi
potensial
- energi kinetik/kinetis
- energi panas
- energi air
- energi batu bara
- energi minyak bumi
- energi listrik
- energi matahari
- energi angin
- energi kimia
- energi nuklir
- energi gas bumi
- energi ombak dan gelombang
- energi minyak bumi
- energi mekanik/mekanis
- energi cahaya
- energi listrik
- dan lain sebagainya
- energi kinetik/kinetis
- energi panas
- energi air
- energi batu bara
- energi minyak bumi
- energi listrik
- energi matahari
- energi angin
- energi kimia
- energi nuklir
- energi gas bumi
- energi ombak dan gelombang
- energi minyak bumi
- energi mekanik/mekanis
- energi cahaya
- energi listrik
- dan lain sebagainya
A. Energi
potensial atau Energi Diam
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Contoh misalnya seperti buah kelapa yang siap jatuh dari pohonnya, cicak di plafon rumah, dan lain sebagainya.
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut juga dengan energi diam karena benda yang dalam keaadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi energi gerak. Contoh misalnya seperti buah kelapa yang siap jatuh dari pohonnya, cicak di plafon rumah, dan lain sebagainya.
Rumus atau
persamaan energi potential :
Ep = m.g.h
Ep = m.g.h
keterangan
Ep = energi potensial
m = massa dari benda
g = percepatan gravitasi
h = tinggi benda dari tanah
Ep = energi potensial
m = massa dari benda
g = percepatan gravitasi
h = tinggi benda dari tanah
B. Energi
Kinetik atau Kinetis
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya. Benda yang bergerak memiliki energi kinetik.
Energi kinetik adalah energi dari suatu benda yang dimiliki karena pengaruh gerakannya. Benda yang bergerak memiliki energi kinetik.
Rumus atau
persamaan energi kinetik :
Ek = 1/2.m.v^2
Ek = 1/2.m.v^2
keterangan
Ep = energi kinetik
m = massa dari benda
v = kecepatan dari benda
v^2 = v pangkat 2
Ep = energi kinetik
m = massa dari benda
v = kecepatan dari benda
v^2 = v pangkat 2
C. Hukum
Kekekalan Energi
" Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan "
Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan.
" Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan "
Jadi perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak merubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan.
Rumus atau
persamaan mekanik (berhubungan dengan hukum kekekalan energi) :
Em = Ep + Ek
Em = Ep + Ek
keterangan
Em = energi mekanik
Ep = energi kinetik
Ek = energi kinetik
Em = energi mekanik
Ep = energi kinetik
Ek = energi kinetik
Catatan :
Satuan energi adalah joule
Satuan energi adalah joule
Sunday,
December 07, 2008
Posted by eka_sugandi
Energi mekanik adalah penjumlahan antara energi kinetik dengan energi
potensial suatu benda.
Atau secara matematisnya
EM=Ep+Ek
EM=m.g.h+ {(1/2)mv^2}
EM=m.g.h+ {(1/2)mv^2}
dengan :
m=massa benda
(kg)
g=percepatan grafitasi(m/s^2)
h=ketinggian (m)
v=kecepatan benda (m/s)
g=percepatan grafitasi(m/s^2)
h=ketinggian (m)
v=kecepatan benda (m/s)
Konsep Hukum Kekekalan Energi
Dirimu pasti sangat pasti sering mendengar istilah ini,
Hukum Kekekalan Energi (HKE). Tetapi apakah dirimu memahami dengan baik dan
benar apa yang dimaksudkan dengan HKE ? apa kaitannya dengan Hukum Kekekalan
Energi Mekanik ? jika kebingungan berlanjut, silahkan pelajari materi ini sampai
dirimu memahaminya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis
energi. Selain energi potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa
(skala makroskopis), terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik,
energi panas, energi litsrik, energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan
bahan bakar, energi nuklir, dan kawan-kawan…. Pokoknya banyak banget :) setelah
muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut (energi listrik,
energi kimia, dkk) merupakan energi kinetik atau energi potensial pada tingkat
atom (pada skala mikroskopis - disebut mikro karena atom tu kecil banget…).
cukup sampai di sini ya penjelasannya mengenai energi potensial atau energi
kinetik pada tingkat atom… intinya bentuk energi lain tersebut merupakan energi
potensial atau energi kinetik pada skala atomik… jika penasaran, bisa request
melalui kolom komentar. Nanti akan anda pelajari pada pelajaran fisika di
tingkat yang lebih tinggi.
Energi tersebut dapat berubah bentuk dari satu bentuk
energi ke bentuk energi lain. Masa sich ? misalnya ketika dirimu menyalakan
lampu neon, pada saat yang sama terjadi perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya. Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas
(setrika), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses
perubahan bentuk energi ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi
antara energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat
makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan energi.
Buah mangga yang menggelayut di tangkainya memiliki
energi potensial. Pada saat batu dijatuhkan, energi potensialnya berkurang
sepanjang lintasan geraknya menuju tanah. Ketika mulai jatuh, energi potensial
berkurang karena EP berubah bentuk menjadi Energi kinetik. Pada saat hendak
mencapai tanah, energi kinetik menjadi sangat besar, sedangkan EP sangat kecil.
Mengapa demikian ? semakin dekat dengan permukaan tanah, jarak buah mangga
semakin kecil sehingga EP-nya menjadi kecil. Sebaliknya, semakin mendekati
tanah, Energi Kinetik semakin besar karena gerakan mangga makin cepat akibat
adanya percepatan gravitasi yang konstan. Ketika tiba di permukaan tanah,
energi potensial dan energi kinetik buah mangga hilang, karena h (tinggi) dan v
(kecepatan) = 0. ini salah satu contoh…
Perubahan energi biasanya melibatkan perpindahan energi
dari satu benda ke benda lainnya. Air pada bendungan memiliki energi potensial
dan berubah menjadi energi kinetik ketika air jatuh. Energi kinetik ini
dpindahkan ke turbin… selanjutnya energi gerak turbin diubah menjadi energi
listrik… luar biasa khan si energi :) ? Energi potensial yang tersimpan pada
ketapel yang regangkan, dapat berubah menjadi energi kinetik batu apabila
ketapel kita lepas… busur yang melengkung juga memiliki energi potensial.
Energi potensial pada busur yang melengkung dapat berubah menjadi energi
kinetik anak panah.
Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada
perpindahan energi selalu disertai dengan adanya usaha. Air melakukan usaha
pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada batu, busur melakukan usaha
pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika energi
dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya…
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita
sehari-hari adalah ketika energi dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang bin lenyap dalam setiap
proses tersebut… ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang penting
dalam ilmu fisika. Hukum kekekalan energi dapat kita nyatakan sebagai berikut :
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda ke benda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak berkecambah… eh bertambah, sorry…
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK
Penjelasan di atas bersifat kualitatif. Sekarang mari
kita tinjau Hukum Kekekalan Energi secara kuantitaif alias ada rumusnya… jangan
meringis dunk … he8….
Oya, perlu anda ketahui bahwa pada contoh perubahan
energi, misalnya energi listrik berubah menjadi energi panas atau energi nuklir
menjadi energi panas, perubahan bentuk energi tersebut terjadi akibat adanya
perubahan antara energi potensial dan energi kinetik pada skala mikroskopis.
Perubahan energi ini terjadi pada level atom…
Pada Skala makroskopis, kita juga dapat menjumpai perubahan energi antara Energi Kinetik dan Energi Potensial, misalnya batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, anak panah dan busur, batu dan ketapel, pegas dan beban yang diikatkan pada pegas, bandul sederhana, dll.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut
Energi Mekanik. Ketika terjadi perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK
menjadi EP, walaupun salah satunya berkurang, bentuk energi lainnya bertambah.
Misalnya ketika EP berkurang, besar EK bertambah. Demikian juga ketika EK
berkurang, pada saat yang sama besar EP bertambah. Total energinya tetap sama,
yakni Energi Mekanik. Jadi Energi Mekanik selalu tetap alias kekal selama
terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Karenanya kita menyebutnya Hukum
Kekekalan Energi Mekanik.
Sebelum kita tinjau HKE secara kuantitaif (penurunan
persamaan matematis alias rumus Hukum Kekekalan Energi), terlebih dahulu kita berkenalan
dengan gaya-gaya konservatif dan gaya tak konservatif. Walaupun ini adalah
pelajaran tingkat lanjut, tetapi sebenarnya menjadi dasar yang perlu diketahui
agar dirimu bisa lebih memahami apa dan bagaimana Hukum Kekekalan Energi
Mekanik dengan baik…
Gaya-gaya konservatif dan Gaya-gaya Tak Konservatif
Mari kita berkenalan dengan gaya konservatif dan gaya
tak-konservatif. Setelah mempelajari pembahasan ini, mudah-mudahan dirimu dapat
membedakan gaya konservatif dan gaya tak konservatif. Pemahaman akan gaya
konservatif dan tak konservatif sangat diperlukan karena konsep ini sangat
berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Langsung aja ya ? tetap
semangat……
Misalnya kita melemparkan sebuah benda tegak lurus ke
atas. Setelah bergerak ke atas mencapai ketinggian maksimum, benda akan jatuh
tegak lurus ke tanah (tangan kita). Ketika dilemparkan ke atas, benda tersebut
bergerak dengan kecepatan tertentu sehingga ia memiliki energi kinetik (EK = ½
mv2). Selama bergerak di udara, terjadi perubahan energi kinetik menjadi energi
potensial. Semakin ke atas, kecepatan bola makin kecil, sedangkan jarak benda
dari tanah makin besar sehingga EK benda menjadi kecil dan EP-nya bertambah
besar. Ketika mencapai titik tertinggi, kecepatan benda = 0, sehingga EK juga bernilai
nol. EK benda seluruhnya berubah menjadi EP, karena ketika benda mencapai
ketinggian maksimum, jarak vertikal benda bernilai maksimum (EP = mgh). Karena
pengaruh gravitasi, benda tersebut bergerak kembali ke bawah. Sepanjang
lintasan terjadi perubahan EP menjadi EK. Semakin ke bawah, EP semakin
berkurang, sedangkan EK semakin bertambah. EP berkurang karena ketika jatuh,
ketinggian alias jarak vertikal makin kecil. EK bertambah karena ketika
bergerak ke bawah, kecepatan benda makin besar akibat adanya percepatan
gravitasi yang bernilai tetap. Kecepatan benda bertambah secara teratur akibat
adanya percepatan gravitasi. Benda kehilangan EK selama bergerak ke atas,
tetapi EK diperoleh kembali ketika bergerak ke bawah. Energi kinetik diartikan
sebagai kemampuan melakukan usaha. Karena Energi kinetik benda tetap maka kita
dapat mengatakan bahwa kemampuan benda untuk melakukan usaha juga bernilai
tetap. Gaya gravitasi yang mempengaruhi gerakan benda, baik ketika benda
bergerak ke atas maupun ketika benda bergerak ke bawah dikatakan bersifat
konservatif karena pengaruh gaya tersebut tidak bergantung pada lintasan yang
dilalui benda, tetapi hanya bergantung pada posisi awal dan akhir benda.
Contoh gaya konservatif lain adalah gaya elastik.
Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu
ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika
digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang kita gunakan
adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kita kaitkan sebuah
benda pada salah satu ujung pegas.
Jika
benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda
bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda
berada pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih
diam).
Ketika
benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke
posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi
setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK.
Ketika benda kembali ke posisi setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol
tetapi pada titik ini kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum,
maka ketika berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada
pada posisi setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya
pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda
berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju posisi
setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda = 0 karena
kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung
terus menerus selama benda bergerak bolak balik.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak
dari posisi setimbang menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo / simpangan
terjauh), kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat
berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga
berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Karena adanya gaya
pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang),
benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai
maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi
tersebut bernilai maksimum. Benda kehilangan EK pada salah satu bagian
geraknya, tetapi memperoleh Energi Kinetiknya kembali pada bagian geraknya
lain. Energi kinetik merupaka kemampuan melakukan usaha karena adanya gerak.
setelah bergerak bolak balik, kemampuan melakukan usahanya tetap sama dan
besarnya tetap alias kekal. Gaya elastis yang dilakukan pegas ini disebut
bersifat konservatif.
Apabila pada suatu benda bekerja satu atau lebih gaya dan
ketika benda bergerak kembali ke posisi semula, Energi Kinetik-nya berubah
(bertambah atau berkurang), maka kemampuan melakukan usahanya juga berubah.
Dalam hal ini, kemampuan melakukan usahanya tidak kekal. Dapat dipastikan,
salah satu gaya yang bekerja pada benda bersifat tak-konservatif. Untuk
menambah pemahaman anda berkaitan dengan gaya tak konservatif, kita umpamakan
permukaan meja tidak licin / kasar, sehingga selain gaya pegas, pada benda
bekerja juga gaya gesekan. Ketika benda bergerak akibat adanya gaya pemulih
pegas, gaya gesekan menghambat gerakan benda/mengurangi kecepatan benda (gaya
gesek berlawanan arah dengan gaya pemulih pegas). Akibat adanya gaya gesek,
ketika kembali ke posisi semula kecepatan benda menjadi berkurang. Karena
kecepatan benda berkurang maka Energi Kinetiknya juga berkurang. Karena Energi
Kinetik benda berkurang maka kemampuan melakukan usaha juga berkurang. Dari
penjelasan di atas kita tahu bahwa gaya pegas bersifat konservatif sehingga
berkurangnya EK pasti disebabkan oleh gaya gesekan. Kita dapat menyatakan bahwa
gaya yang berlaku demikian bersifat tak-konservatif. Perlu anda ketahui juga
bahwa selain gaya pemulih pegas dan gaya gesekan, pada benda bekerja juga gaya
berat dan gaya normal. Arah gaya berat dan gaya normal tegak lurus arah gerakan
benda, sehingga bernilai nol (ingat kembali pembahasan mengenai usaha yang
telah dimuat pada blog ini).
Secara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila
usaha yang dilakukan oleh gaya pada sebuah benda yang melakukan gerakan
menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama dengan nol.
Sebuah gaya bersifat tak-konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya
tersebut pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu
hingga kembali ke posisi semula tidak sama dengan nol.
Penjelasan panjang lebar mengenai gaya konservatif dan
gaya tak konservatif di atas bertujuan untuk membantu anda lebih memahami Hukum
Kekekalan Energi Mekanik. Mengenai gaya konservatif dan gaya tak konservatif,
selengkapnya dapat anda pelajari pada jenjang yang lebih tinggi (universitas
dan kawan-kawan).
Sekarang, mari kita kembali ke Hukum Kekekalan Energi
Mekanik. Istirahat aja
dulu ah, cape… :)
Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja pada
sebuah sistem, maka kita akan tiba pada kesimpulan yang sangat sederhana dan
menarik yang melibatkan energi…. Apabila tidak ada gaya tak-konservatif, maka
berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Sekarang mari kita turunkan persamaan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik…..
Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan
awal sejauh h1 dari permukaan tanah (amati gambar di bawah). Benda tersebut
jatuh dan setelah beberapa saat benda berada pada kedudukan akhir (h2). Benda
jatuh karena pada benda bekerja gaya berat (gaya berat = gaya gravitasi yang
bekerja pada benda, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan bumi).
Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi
Potensial sebesar EP1 (EP1 = mgh1). Ketika berada pada kedudukan awal, benda
memiliki Energi Potensial sebesar EP2 (EP2 = mgh2). Usaha yang dilakukan oleh
gaya berat (w = weight = berat — huruf w kecil. Kalo huruf W besar = usaha =
work) dari kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir (h2) sama dengan selisih
EP1 dan EP2. Secara matematis ditulis :
W = EP1 - EP2 =
mgh1 - mgh2
Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan
kecepatan benda pada kedudukan akhir = v2.. Pada kedudukan awal, benda memiliki
Energi Kinetik sebesar EK1 (EK1 = ½ mv12). Pada kedudukan akhir, benda memiliki
Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv22). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat
untuk menggerakan benda sama dengan perubahan energi kinetik (sesuai dengan
prinsip usaha dan energi yang telah dibahas pada pokok bahasan usaha dan
energi-materinya ada di blog ini). Secara matematis ditulis :
W = EK2 - EK1 =
½ mv22 - ½ mv12
Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :
W = W
EP1 - EP2 = EK2 - EK1
mgh1 - mgh2 = ½ mv22 - ½ mv12
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
EP1 - EP2 = EK2 - EK1
mgh1 - mgh2 = ½ mv22 - ½ mv12
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
Jumlah total Energi Potensial (EP) dan Energi Kinetik
(EK) = Energi Mekanik (EM). Secara matematis kita tulis :
EM = EP + EK
Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1), Energi
Mekanik benda adalah :
EM1 = EP1 + EK1
Ketika benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda adalah :
EM2 = EP2 + EK2
Apabila tidak ada gaya tak-konservatif yang bekerja pada benda, maka Energi Mekanik benda pada posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda pada posisi akhir. Secara matematis kita tulis :
EM1 = EM2
Jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal = jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan kata lain, apabila Energi Kinetik benda bertambah maka Energi Potensial harus berkurang dengan besar yang sama untuk mengimbanginya. Sebaliknya, jika Energi Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial harus bertambah dengan besar yang sama. Dengan demikian, jumlah total EP + EK (= Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin konstan ;) Ini adalah Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk gaya-gaya konservatif.
Apabila hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total Energi Mekanik pada sebuah sistem tidak berkurang atau bertambah. Energi Mekanik bernilai tetap atau kekal.
No comments:
Post a Comment